Quot of the day🎤🎤🎤
Ketika cinta tlah bicara menyapa asmara di dada.
Terimalah dan sambutlah.
Oh betapa indahnya.( Ketika cinta tlah bicara ~ Denada Tambunan)
🎤🎤🎤
Wiku tampak kesenangan ketika rambutnya dikeringkan menggunakan hairdryer. Sesekali Wiku terkikik karena kegelian saat udara panas mengenai kulitnya.
"Asyik banget,Ma. Biasanya kalau aku potong di tukang cukur nggak di keringkan dengan alat ini." Wiku berceloteh sambil menunjuk alat yang dipegang oleh Windy. Sebenarnya untuk pangkas rambut pria sih lebih simpel karena tidak seribet perempuan. Tapi untuk menyenangkan hati Wiku, Windy sengaja membuat rambut bocah kecil itu kering menggunakan hairdryer.
"Sekarang Wiku mau dipotong model apa? Mama cuma bisa model ipin upin."
Windy sengaja menggoda Wiku."Aku nggak mau gundul, Ma. Nanti aku nggak ganteng seperti papa dong." Wiku mengerucutkan bibir, reaksinya yang lucu membuat Windy menahan tawa gelinya.
"Tapi gundul itu hemat lho. Mas Wiku nggak perlu sering - sering keramas."
Windy merayu Wiku dengan memanggil bocah itu dengan sebutan mas. Wisnu yang mendengar percakapan Windy dan putera semata wayangnya itu tanpa sadar mengerucutkan bibirnya.
Kalau Wiku aja dipanggil mas. Aku dipanggil pak, dan ino dipanggil dedek. Harusnya kan aku dipanggil mas, Wiku dipanggil dek, dan Ino biar dipanggil Ino aja. Windy.... Windy......
Wisnu mengusap wajahnya sambil menggeleng - gelengkan kepala dengan cara absurd Windy memanggilnya. Tapi kemudian senyumnya mengembang ketika menyadari betapa konyolnya Windy.
"Ma, aku ingin dipotong seperti papa aja ya. Biar aku juga ganteng seperti papa."
"Kenapa sih mas Wiku ingin ganteng seperti papa. Kamu kan masih kecil." Windy menowel pipi Wiku dengan gemas. Kecil - kecil kok sudah ganjen.
"Supaya Mama Windy mau menjadi mamaku."
Windy tidak bisa lagi menahan tawanya saat mendengar rayuan Wiku. Ya ampun ini anak pintar sekali melambungkan angan - angan Windy. Sedangkan si papa hanya lempeng - lempeng saja. Padahal hati dan tubuh Windy sudah berteriak ingin dihalalin.
Windy melirik Wisnu dari bayangan kaca. Yang dilirik tetap cool tanpa terpengaruh percakapan Wiku versus Windy.
Duh gemes aku.....
Hati Windy menyuarakan kekesalannya. Kemudian Windy sedikit membungkukkan tubuhnya hingga bibirnya berada di dekat telinga Wiku.
"Tanyain papa juga dong. Papa berkenan tidak menjadikan Mama Windy sebagai mamanya Wiku?"
Giliran Windy yang merasa di atas angin dengan memanfaatkan Wiku untuk menggoda Wisnu.
Gantian ya, Pak, saya dibuat kebat - kebit melulu. Sekarang tak bales sampeyan.
KAMU SEDANG MEMBACA
An Annoying Windy Diary's (End) 🌷
Short StoryCover by Samutrisam Menjadi janda adalah sebuah pilihan, tapi tak urung status single bersertifikat itu membuat Windy dirundung rasa takut dan cemas. Demi keamanan, Windy pun mengadopsi Paino. Ternyata anjing tidak hanya setia dan membuat hidup Wind...