23. Pregnant

2.6K 70 0
                                    

Vano dan Valeria honeymoon selama satu minggu. Menghabiskan waktu berkualitas disana. Berdua saling berbagi kebahagiaan dan kasih sayang. Menyelami lautan, mencoba makanan baru, dan melakukan petualangan berdua. Mereka benar benar melakukan quality time disana.

........

Sekembalinya dari Raja Ampat mereka tinggal di apartemen yang sudah disiapkan Vano. Semua perlengkapan Valeria juga sudah dipindahkan dari rumahnya ke apartemen selama mereka honeymoon. Mereka menjalani kehidupan baru yang lebih baik setelah apa yang mereka lewati selama ini. Akan senantiasa menjaga komitmen yang sudah mereka ucapkan. Semua kesedihan dan lika liku ujian kini telah mereka lewati. Kini mereka tengah menikmati kebahagiaan sebagai hadiah dari ujian yang sudah mereka jalani. Entah kedepan akan ada ujian lagi mereka akan siap bersama sama menjalankan ujian dari Tuhan.

........

"Morning sayang" ucap Vano yang menghampiri Valeria yang tengah menyiapkan sarapan.

"Morning" Vale menjawab dengan memaksa senyum dengan wajah lesu.

Mereka duduk lalu makan bersama.

Setelah satu suapan masuk ke mulut Vale tiba tiba ia berlari ke kamar mandi dengan menutup mulutnya. Ia mual.

Vano menunggu dari luar. "Apa kau baik baik saja sayang"

Tanpa menjawab Vale keluar setelah selesai merapikan diri.

"Perutku sakit sekali, rasanya aku ingin menangis, aku tidak nyaman dengan diriku" rengek Vale.

"Apa kau sakit ? Kita ke dokter saja"

"Enggak. Aku cuma butuh istirahat" jawab Vale. Karena ia merasa hanya sakit demam biasa.

"Tapi gendong belakang anterin ke kamar" ucap Vale dengan merentangkan tangannya seperti anak kecil.

Vano mengerutkan dahi pertanda bingung dengan sikap aneh Vale. Vale memang manja tapi tidak separah ini biasanya.

Vano hanya tersenyum dan memutar badan lalu Vale naik ke punggung Vano. Dibawanya Vale ke kamar mereka. Menarik selimut untuk Vale. Mencium kening Vale.

"Kalau ada apa apa segera telfon aku. Atau apa perlu aku meminta seseorang menjagamu dirumah?" Vano mengusulkan.

"Tidak aku hanya butuh tidur saja. Kamu makan lagi di habiskan baru boleh berangkat ke kantor" ucap Vale

"Oke honey"

......

Vale terus saja mual. seharian ini. Ia hanya sendiri di rumah dan Vano bekerja. Vale sudah tak tahan lagi. Dugaannya jika istirahat akan lebih baik ternyata salah. Ia semakin tidak nyaman dengan kondisi tubuhnya. Vale memutuskan untuk memeriksakan diri ke klinik terdekat.

Setelah melakukan konsultasi dengan dokter Vale dianjurkan untuk cek lab. Dokter tidak banyak berkata hanya menyuruhnya cek Lab dan nanti hasilnya akan dibicarakan jika hasil lab sudah keluar.

Vale cek lab namun bukan darah yang di ambil sebagai sample melaknkan Urine. Vale sedikit bingung kenapa tidak seperti biasanya tapi ia hanya diam biar ditanyakan nanti saja dengan dokter pikirnya.

Setelah beberapa menit menunggu, hasil lab pun keluar dan dokter mebacakan diagnosanya. Ternyata Vale positif hamil dan kira kira usia kandungannya sudah 5 hari.

Tak bisa digambarkan rasanya. Ia hampir menangis saat itu juga. Bahagia, terharu, bersyukur dan ingin segera bertemu Vano. Dokter pun memberi selamat pada Vale. Dokter memberi saran agar Vale menjaga kesehatan juga pola makannya. Dokter juga membuatkan jadwal untuk cek kandungan ke dokter obgin untuk mengontrol kondisi janin Vale.

Vale tidak langsung pulang melainkan pergi ke kantor Vano tanpa memberi kabar dulu. Langit biru dan matahari yang bersinar cerah seakan ikut merasa bahagia dengan apa yang dialami Vale. Kebahagiaan ini datang bertubi tubi dan sungguh rasa syukurnya kepada Tuhan sudah tak bisa ia lukiskan lagi selain ucapan Alhamdulillah yang terus ia kumandangkan dalam hati. Terimakasih Tuhan.

.......

Vale tiba di kantor dan semua staf pun memberi senyum ramah. Begitupula balasan senyum dari Vale juga tak kalah ramahnya. Hampir saja tertawa di sepanjang jalannya. Hingga sampai di depan pintu ruangan Vano.

Tanpa mengetuk pintu Vale langsung saja masuk, tapi di dalam Vano sedang berbicara dengan dua orang pria berjas dan paruh baya. Mereka terkejut dengan kedatangan Vale yang tiba tiba. Vale hanya senyum kikuk mendapat pandangan terkejut dari ketiga orang ini.

"Ups maaf" Vale kembali keluar dan menunggu di luar.

Beberapa menit kemudian ketiga orang itu keluar. Vano menghampiri Vale yang tengah duduk.

"Hey everything oke?" Tanya Vano yang merasa aneh dengan sikap Vale yang tiba tiba datang.

"Haha i wanna tell u something" jawab Vale dengan tertawa.

"Kita masuk ke ruanganku saja" ajak Vano dengan memasang wajah bingung.

Mereka duduk di sofa berdampingan.

Vale segera mengambil berkas dari lab yang menunjukkan ia hamil. Vano menunggu pergerakan Vale dengan penasaran. Vale menyerahkan kertas itu.

"What ? Plano test positif ? Maksutnya ?" Vano tidak mengerti dengan hasil lab ini.

"Oh iya kamu kan bukan dokter jadi ga ngerti haha" Vale terus saja tertawa.

Vale meraih tangan Vano dan menempatkannya diatas perut Vale.

"This is our baby" ucap Vale dengan pelan dan sedikit bergetar karena terharu.

"Really?" Ucap Vano pelan. Seketika Vano terkejut dan bahagia. Matanya berbinar bahagia memandangi perut Vale dan wajah Vale bergantian.

"Of course" jawab Vale dengan senyum lebar.

"Woah..." tanpa sadar Vano berdiri mengepalkan tangannya dengan sedikit loncat kegirangan seperti selebrasi anak kecil yang baru saja mendapat mainan yang ia dambakan.

Vale ikut berdiri dan senyum senyum melihat tingkah Vano. Detik selanjutnya Vano memeluk Vale dan mengangkatnya sedikit.

"Im really happy to hear that, thanks baby thanks" Vano mencium perut Vale yang masih rata.

We Will be OkTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang