Nuri seorang gadis berusia 17 tahun dan mempunyai seorang ibu yang begitu peduli dan dekat sekali dengan anaknya. Sebab Nuri sejak kecil di tinggal ayahnya yang mengalami kecelakaan hingga nyawa taruhannya. Nuri sehari-hari selain membantu ibunya jualan nasi uduk depan rumahnya, ia juga berusaha jualan melalui sosial media.
Tangannya yang putih serta lihai dalam berbagai hal kerajinan tangan, dan jari-jarinya yang lentik mampu merangkai bros-bros cantik yang bisa ia jual kembali. Dengan hasil jualan tersebut ia tabung untuk pendaftaran masuk universitas. Ia bercita-cita bisa menjadi dokter yang muslimah dengan memakai jilbab yang besar seperti yang ia kenakan sekarang ini. Ia pasti bisa membuat ibunya bangga padanya.
Nuri tiba-tiba datang dan memeluk ibunya serta mencium pipi kiri dan kanan. "Ada apa ini kok ada yang aneh dengan anak ibu hari ini? apa gerangan yang membuat wajah anak ibu berseri-seri, seperti bulan yang bersinar saja,"tanya ibu Dewi, ibunya Nuri.
"Alhamdulillah ... Ibu, Nuri di terima di kampus kedokteran Unsyiah, cita-cita Nuri Alhamdulillah satu langkah sudah mulai tercapai, ini juga berkat doa ibu untuk Nuri sehingga bisa di terima di kampus tersebut" sambil memeluk ibunya dan mencium kedua tangannya, Nuri merasa ada yang aneh dengan ibunya. Tangannya dingin sekali dan Nuri melihat ke arah ibunya.
"Ibu, kenapa wajah ibu terlihat pucat, apa ibu sakit?" tanya Nuri.
"Ibu tidak apa-apa, mungkin hanya kelelahan saja, oh ya ibu sudah masak kesukaan Nuri, ayo makan dulu, ibu masak ayam goreng dan tumis kangkung kesukaanmu," ungkap ibu.Nuri terlihat cemas, ia tahu ibunya lagi kurang sehat dan pasti berbohong biar anaknya tidak khawatir.
****
Nuri ke kampus Unsyiah, ia mau mengecek semua keperluan yang akan di bawa ketika masa penerimaan mahasiswa baru. Katanya akan ada perkenalan kampus dan lain-lain. Ketika ia lagi duduk di kantin ingin memesan minuman, gawainya berdering."Halo, Nuri ini Pak Darman, ibumu masuk rumah sakit, tadi pingsan ketika lagi jualan di pasar. Jadi langsung di bawah ke Rumah Sakit Harapan Bunda," kata psk Darman.
Mendengar ibunya sakit, butiran bening jatuh dari pelupuk matanya. Ia segera membuka aplikasi gojek dan memesan gojek agar cepat sampai rumah sakit.
Dalam perjalanan tak henti-hentinya ia berdoa untuk ibunya. Ia hanya punya ibunya, ia tidak mau terjadi apapun dengan permata hatinya itu. Jika bisa di tukar posisinya biarkan ia saja yang sakit jangan ibunya.
Sampai di rumah sakit ia mencarikan pusat informasi dan menanyakan keberadaan ibunya.
"Ibu masih di UGD sebab belum ada kamar, lagi di periksa dokter," kata Pak Darman yang tiba-tiba muncul di depan Nuri."Tadi ibumu pingsan, jadi langsung kami bawa kemari," tambah pak Darman.
"Terimakasih pak,"jawab Nuri.Dan ketika dokter selesai periksa ibunya, dokter menyarankan agar ibunya di rawat dulu disini, agar bisa di cek pemeriksaan selanjutnya. Dan segera di pindahkan ke kamar.
Nuri mengangguk saja, sebab ia tak bisa berkata apa-apa. Ada pilu merasuk hatinya. Ia ingin yang terbaik untuk ibunya. Ia begitu khawatir melihat ibunya yang terlihat begitu lemas seperti tak berdaya.
Ketika di bawa ke kamar dan ibunya siuman, Nuri langsung memeluk ibunya. Ia rasanya tidak mau melepaskan ibunya sedetikpun dari pelukannya. Ia takut ibunya akan pergi meninggalkannya.
"Ibu begitu berharga buat Nuri tak akan bisa tergantikan dengan hal lainnya. Nuri ingin ibu segera sembuh," ucap Nuri dengan matanya yang berkaca-kaca.
"Nuri akan menjaga dan merawat ibu sampai sembuh, dulu waktu kecil ibu selalu menjaga Nuri," ucap Nuri lagi.
Ibunya Nuri sekali lagi memeluk Nuri dengan penuh kehangatan. Dan Nuri membalas pelukan ibunya dengan berurai air mata. Ia berjanji akan selalu menjaga ibunya dan merawatnya sampai sembuh. Dan ia juga akan mencarikan pekerjaan agar ibunya tidak jualan lagi. Sambil kuliah ia akan bekerja.
Nuri tidak akan bisa membalas jasa-jasa ibunya, setidaknya ia bisa selalu melihat ibunya tersenyum dan sehat selalu.
KAMU SEDANG MEMBACA
PERMATA HATI
Teen FictionMenceritakan tentang seorang anak gadis yang bernama Nuri, ia sangat mencintai ibunya bahkan ketika tahu ibunya sakit ia begitu khawatir dan sangat takut kehilangannya, sebab hanya ibunya yang ia punya. Sedangkan ayahnya telah tiada, stelah mengalam...