10

1.1K 91 41
                                    


Hari penentuan pun akhirnya datang setelah melewati akhir minggu yang menegangkan serta menguras banyak emosi dan pikiran. Jieun sudah bertekad bulat untuk menyelesaikan semua persoalan yang menghantuinya selama ini. Dia akan menyelesaikannya satu persatu dan hari ini akan dimulai dengan guru Yoon. Dari pagi Jieun sudah mencari guru Yoon untuk mengajaknya bertemu sepulang sekolah di kafe tempat biasa mereka menghabiskan waktu berdua. Hingga akhirnya Jieun menemukan sosok yang sedari tadi dicarinya.

"Guru Yoon!!" Panggil Jieun

"Oh, guru Lee selamat siang. Ada apa?"

"Apakah sepulang sekolah ini guru Yoon ada waktu? Bagaimana kalau kita pergi ke kafe biasa?"

"Mianhae guru Lee. Siang ini ada rapat bersama guru yang lain jadi sepertinya tidak bisa."

"Ah begitu. Tidak apa-apa guru Yoon." Kataku sambil menunjukkan sebuah senyuman untuk menutupi rasa kecewaku

"Bagaimana kalau besok saja kita pergi?"

"Besok? Baiklah kalau begitu. Besok sepulang sekolah ya? Sampai jumpa esok hari guru Yoon."

"Sampai jumpa guru Lee."

Setelah itu Jieun pun membungkukkan badan sebagai tanda undur diri dari hadapan guru Yoon. Rencana yang sudah dipersiapkan hari ini harus tertunda hingga esok. Satu sisi Jieun merasa kecewa tapi di sisi lain Ia bisa lebih mempersiapkan diri untuk menjalankan rencananya. Karena rencana yang gagal, Jieun pun mengajak Mina untuk berkeliling sepulang sekolah nanti. Hitung-hitung untuk merefresh pikiran dan jiwanya yang sedikit terganggu setelah kejadian kemarin.

~~~~~

Sepulang sekolah, Jieun dan Mina pun menghabiskan waktu dengan berkeliling di sebuah pusat perbelanjaan yang biasa mereka kunjungi. Mereka hanya berkunjung dari satu toko ke toko yang lain tanpa ada niat untuk membeli sama sekali. Setelah lelah berkeliling ditambah dengan demo yang dilakukan oleh sang perut, mereka memutuskan untuk makan di sebuah restoran cepat saji yang ada di dalam mall tersebut. Dan seperti biasa, melewati waktu makan diiringin dengan obrolan dan candaan. Hingga tak terasa hari makin gelap, Jieun dan Mina memutuskan untuk pulang.

Dalam perjalanan pulang, Jieun merancang kembali apa saja yang akan disampaikannya esok hari saat bertemu dengan guru Yoon. Memikirkan darimana dia harus memulai pembicaraan dan bagaimana mengakhiri pembicaraan tersebut. Tiada hari tanpa hal-hal yang dipikirkan oleh Jieun. Namun, Jieun merasa bersyukur ditengah kemelut pikirannya saat ini tidak ada oknum yang menambah kerumitan. Jadi, paling tidak Jieun bisa berpikir dengan tenang.

Sesampainya di rumah, Jieun melakukan segala ritual yang biasa dilakukannya saat pulang. Membersihkan diri dan berkumpul bersama dengan keluarganya. Waktu berkumpul pun digunakan untuk bercakap-cakap, berbagi kisah yang terjadi sepanjang hari. Jieun pun melaporkan kejadian hari ini dimana dia belum berhasil melaksanakan misinya tapi akan melakukannya besok. Anggota keluarganya tidak berkata banyak, hanya memberi semangat kepada Jieun. Mereka percaya keputusan yang Jieun ambil adalah yang terbaik. Mereka tidak dapat mencampurinya karena ini berhubungan dengan hidup yang Jieun jalani.

Jieun bersyukur memiliki orang tua yang begitu memahaminya. Appa dan eommanya tidak pernah memaksanya untuk mengikuti kemauan mereka. Mereka hanya akan memberikan nasihat dan masukan-masukan, tapi segala keputusan dikembalikan kepada Jieun. Karena semuanya Jieun yang akan menjalaninya. Mereka tidak ingin Jieun menjalani hidup yang bukan miliknya. Dan untuk kali ini pun mereka menyerahkan segalanya kepada Jieun. Karena mereka percaya Jieun paling tahu apa yang membuatnya bahagia.

~~~~~

Esoknya di Cafe

Suasana hening mewarnai kebersamaan Jieun dan guru Yoon saat ini. Tidak ada sepatah kata pun yang terucap dari antara keduanya. Hanya alunan musik yang diputar oleh pemilik kafe mengiringi keheningan diantara mereka. Jieun masih berkutat dengan pemikirannya untuk memulai dari mana percakapan ini.

Our FateTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang