Jam dinding sudah menunjukkan pukul setengah sebelas malam. Suasana di kediaman keluarga Park sudah sepi sejak sejam yang lalu. Namun masih terdengar suara televisi menyala dari ruang tengah.
Heechul masih berkutat dengan kertas gambarnya. Ia asyik menggambar sketsa untuk baju terbarunya di meja yang ada disana, sedangkan ia sendiri duduk dilantai. Heechul sekilas melirik pada jam dinding.
"Jam 9 ?? Huuu, kau pikir aku akan percaya begitu saja padamu ? Tidak semudah itu Park Jungsoo, kau harus hidup seratus tahun lagi jika mau membohongiku." gumam ketus Heechul.
Bukan tanpa alasan dia masih terbangun dijam segini, padahal seluruh dongsaeng-nya pasti sedang bermain-main di alam mimpi sekarang. Dia menunggu Leeteuk yang belum juga pulang.
Heechul menggelengkan kepalanya jika sudah harus menghadapi sifat keras kepala kakak kembarannya itu. Ia kembali fokus pada kertas didepannya.
Ckleek ...
Terdengar suara kunci pintu diputar, membuat Heechul memalingkan wajahnya, melirik pada jam di ponselnya. Jam satu pagi. Heechul menunggu sampai terdengar pintu ditutup kembali. Dalam gelapnya ruang tamu, ia melihat sosok tinggi berjalan ke arahnya.
"Jungsoo-ya, kaukah itu ?" tanya Heechul pelan.
"Chullie ??" Leeteuk kaget saat melihat Heechul yang masih terjaga.
"Ehmm ..." hanya itu jawaban Heechul. Ia kembali pada kegiatannya menggambar, tapi tak lama ia membereskan kertas-kertas yang berserakkan diatas meja.
"Mandilah dulu. Aku akan menghangatkan makanannya." ucapnya.
Leeteuk yang masih berdiri disana hanya memandangnya. "Jadi, kau terjaga sampai jam segini hanya untuk menungguku ?" tanya Leeteuk.
"Tidak. Tadi aku mau menyelesaikan sketsa untuk rancangan terbaruku, karna terlalu asyik aku sampai tidak sadar jika sudah tengah malam." Heechul berkilah.
Leeteuk menyipitkan matanya. "Kau tidak bohong ?"
"Ani. Aku bukan sepertimu, bilangnya pulang jam Sembilan, tapi apa buktinya ? Kau baru pulang saat tengah malam. Lagipula kau tahu sendiri, aku tidak akan bisa tidur jika jam tidak menunjukkan pukul dua pagi." Heechul berjalan ke dapur setelah selesai membereskan peralatannya.
Leeteuk menghela nafas. Walau ia tahu jika adiknya itu berbohong, tapi ia tetap mengikuti alur pembicaraan itu, tidak ada gunanya berdebat dengen Heechul, lagipula dia sudah sangat lelah. "Kau harus ke rumah sakit, Heechul-ah. Semakin hari insomniamu semakin parah. Bisa-bisa kau mungkin tidak akan tidur sampai pagi menjelang. Pergilah berlibur sebentar, insomniamu selalu kambuh saat kau sedang stress bekerja." kata Leeteuk sambil merengangkan ikatan dasinya dan duduk disofa.
"Kau tidak perlu khawatir, aku baik-baik saja." teriak Heechul dari dapur, dia sudah lelah mendengar omelan dari Leeteuk mengenai insomnianya sejak dulu.
Lama mereka terdiam. "Teukie ?? Kau masih disana ?"
"Ehmm ..."
"Yakk, aku menyuruhmu untuk segera mandi dan makan. Kenapa kau masih disini ? cepat naik dan mandi, kalau tidak aku akan menyeretmu." bentak Heechul saat ia sampai di ruang tengah dan melihat Leeteuk yang masih ada disana.
Leeteuk yang sudah akan terlelap membuka matanya. "Heenim, ini sudah malam. Bisakah kau mengecilkan suaramu ?" ucap Leeteuk pelan.
"Tidak sebelum kau menuruti perintahku." Heechul memandangnya tajam. Kedua tangannya berada dipinggangnya.
"Araseo, araseo." Leeteuk berdiri dari duduknya saat merasakan hawa panas sudah mengelilinginya. Dia tidak mau membuat salah satu adik evilnya itu marah ditengah malam.
KAMU SEDANG MEMBACA
Don't Leave Me
Fanfic"Bagaimana aku bisa hidup tanpamu ?? Kau telah membuat hidup ini berwarna, kau memberiku cinta ... Kumohon jangan tinggalkan aku ..." -Park Heechul- "Hyung, kumohon kembalilah padaku ... Aku janji akan lebih menurut padamu dan aku tidak akan nakal l...