Sekarang Yoonji sedang duduk anteng, di sebelahnya ada Jimin yang meloncat loncat kecil tidak bisa diam. Jimin sedang berpakaian ala ala kerajaan, mahkota di kepalanya bahkan hampir terjatuh karena dia terlalu lasak. Yoonji harus memegang kedua tangan mungil Jimin sebelum mahkotanya benar benar jatuh atau jubahnya semakin kusut.
"Chim, jubah seorang pangeran gak boleh kusut kan?"
Jimin mulai sedikit tenang sambil mengangguk, Yoonji mulai membenarkan letak mahkota mungil yang tersemat di atas kepala Jimin.
"Aw, my handsome prince."
Senyuman Jimin mengembang lebar, "Mama harusnya ikut dandan jadi ratu juga dong," pinta Jimin.
Yoonki melotot horor, "Mama enggak akan makai kostum apapun, kita udah sepakat Chim."
Jimin memajukan bibirnya protes, "Pweasss? Sekali aja, Ma? Yayayaya?"
Oh, tidak. Jimin sudah memandangnya dengan ekpresi seperti itu, bagaimana caranya Yoonji menolak? Mata Jimin yang sipit melebar lucu menatap Yoonji memohon. Yoonji mengutuk dalam hati, ayolah kenapa sekolah Jimin mengadakan pesta kostum menyebalkan ini, lagian ini juga bukan halloween. Yang benar saja.
"Mamaaaa? Yayaya?"
Akhirnya dalam helaan napas yang berat, Yoonji mengangguk paksa. Jimun berteriak senang memeluk Yoonji erat, Yoonji tau dia akan menyesali keputusannya kali ini.
"Mama bakal jadi ratu, deal?"
Jimin mengangguk, tersenyum penuh kemenangan.
Setelahnya Jimin berganti pakaian dan menyeret Yoonji untuk berbelanja perlengkapan untuk Yoonji yang hanya bisa pasrah mengikuti kehendak sang pangeran mungil. Mereka segera pulang setelah mendapatkan apa yang dibutuhkan, Yoonji butuh istirahat karena besok bakal menjadi hari yang melelahkan.
*
Yoonji terbangun karena alarm yang dipasang di handphone meraung keras, dengan mata setengah terpejam Yoonji menatap layar hp yang menampilan notifikasi berupa,
Pesta kostum sialan.
Yoonji mendesah kesal, masih mengantuk tapi dia berusaha untuk terjaga kalau tidak Jimin akan mengamuk kalau mereka telat sedikit saja. Yoonji mengusap wajah kasar, mencoba bangkit dan berjalan terseok seok ke arah kamar mandi. Dia segera mencuci wajahnya yang masih mengantuk dan menyikat gigi setelahnya dia keluar dan berjalan ke arah kamar Jimin. Jimin masih tertidur lelap, Yoonji mendekat dan menggoncangkan tubuh Jimin pelan sambil mendaratkan kecupan di wajah Jimin. Jimin menggeliat merasa terganggu dan akhirnya membuka mata saat dirasakannya Yoongji mulai mencubit gemas pipi gembulnya.
"Morning, baby. This is your day, kita tidak mau terlambat kan?"
Jimin mengerjap, masih memproses. Matanya berkedip beberapa kali sebelum Jimin tersadar, "Ini udah jam belapa Ma?!"
Yoonji melirik jam berbentuk teddy bear, "Setengah delapan."
Jimin menatap Yoonji tidak percaya lalu tergesa gesa bangkit dan berlari ke kamar mandi namun suara tawa Yoonji membuat Jimin kembali berbalik kini dengan wajah lebih kusut, "Mama belcanda ya?"
Yoonji menutup mulut mencoba meredakan suara tawa supaya Jimin tidak semakin kesal, "Ops maaf Chim."
Jimin mengentakan kaki kesal, "Huh! Gak lucu Ma!"
Yoonji memeluk Jimin dan menggendongnya, Jimin masih memasang wajah merajuk tapi tangannya mulai melingkar di leher Yoonji.
"Mandiin."
Yoonni terkekeh kecil melihat Jimin memberi perintah dengan bibir yang masih maju, "Siap laksanakan yang mulia."
Selesai mandi, mood Jimin sudah membaik dia sudah bersemangat berpakaian dan menyuruh Yoonji cepat cepat berpakaian juga. Mereka sarapan roti panggang dengan selai coklat dan Yoonji menyiapkan bekal untuk mereka berdua jika Jimin tiba tiba merasa lapar lagi.
"Siap, prince?"
"Siap, my queen!"
Mereka pun keluar dari mobil sambil bergandengan tangan, mahkota di atas kedua kepala mereka bersinar terkena cahaya matahari. Sekola Jimin sudah di padati beberapa anak dengan orang tua mereka menggunakan kostum bermacam macam, mulai dari keluarga vampir, peri, beberapa jenis hewan lucu maupun sebagai perabotan. Yoonji menggeleng menahan tawa.
"Chiminiee!"
Dua bocah dengan kostum berbeda berlari menuju mereka berdua, tepatnya menuju Jimin yang langsung memeluk mereka berdua saat sudah dekat.
"Kookie! Taetae!"
Di belakang keduanya diikuti dua orang dewasa dengan kostum yang juga berbeda, mereka sama sekali tidak mentukan tema untuk kostum mereka. Lihat saja, Seokjin yang memakai kostum bajak laut, Namjoon dengan kostum lucu berbentuk kuning telur, Taehyung sebagai vampir sementara Jungkook menjadi kelinci berbulu tebal. Benar benar random.
"Hai, Yoonji!"
Yoongi tersenyum, "Hai, Jinnie eonni. Hai Joon."
"Katanya gak mau pake kostum?" Tanya Namjoon jahil.
Yoongi menatap Namjoon sinis, "Chim memaksaku, aku mana bisa menolaknya."
Namjoon dan Seokjin tergelak, sementara ketiga bocah kecil sudah mulai berbaur dengan kumpulan bocah bocah lainnya meninggalkan ketiga orang dewasa mengobrol.
"Tapi, Namjoon kostummu itu sangat konyol."
Namjoon merengut tidak terima, "Enak saja! Ini keren tau."
"Heh, kalau keren di kamusmu berarti sangat sangat konyol yeh of course," dengus Yoonji.
Seokjin tertawa, "Sudah kubilang itu konyol seharusnya kamu tadi makai kostum mumi."
Namjoon memang wajah tersakiti, "Nope, kostum mumi milikmu itu ribet. Dan beberapa saat yang lalu kamu bilang kostum ini imut sekarang konyol? You break my heart."
Wajah Namjoon semakin terlihat menyedihkan membuat Yoonji tak dapat menahan tawanya, "Astaga! Wajahmu! Hahaha."
Seokjin dan Yoonji sibuk tertawa sementara yang menjadi bahan tawa hanya bisa memutar mata walau bibirnya membentuk senyuman. Pemandangan di depannya kini terlalu indah, Namjoon tidak bisa kesal jadinya.
"Um, Yoonji Noona?"
Yoonji menatap Namjoon sambil menghapus air mata karena terlalu kama tertawa, "Hm?"
Namjoon menunjuk ke arah seseorang yang sedari tadi terlihat memperhatikan mereka, "Kau kenal dia? Dari tadi dia tidak berhenti melihatmu."
Yoonji menatap ke arah yang Namjoon tunjuk lalu berbalik ke arah mereka berdua lagi.
"Dia ke sini?"
Seokjin mengangguk, "Kau mengenalnya?"
Yoonji mengedik bahu bertepatan dengan seseorang menepuk punggungnya pelan.
"Yoonji! Kita bertemu lagi!"
Yoonji memutar mata sebelum berbalik dan tersenyum tipis, sangat tipis sampai kau bahkan susah untuk melihatnya.
"Hai, Irene Eonni."
Irene tersenyum lebar, "Jadi anakmu sekolah di sini?"
Yoonji mengangguk dan Irene kini menyadari intensitas dua orang selain mereka di sana, "Oh, maafkan karena kelancanganku. Aku Irene."
Irene menyalami Namjoon lalu Seokjin, "Kim Namjoon," "Kim Seokjin, senang berkenalan denganmu."
Tentu saja yang memperhatikan mereka sedari tadi itu Irene tapi kenapa Yoonji merasa kecewa dan berharap kalau itu tadi someone dengan senyum konyol bertentuk hati? Sialan.
Tbc,
A/n
Aku baru nyadar kalau setiap chap gak nyambung hahah
Jadi semacam slice of life gtu lol
Aku bakal berusaha ngebuat ini gak random banget dan ngepastiin tiap chap nyambung huft
KAMU SEDANG MEMBACA
Hey, Mama! ⛈️ ysk
FanfictionMin Yoonji dan anaknya Park Jimin. SOPE AREA! With gs!Myg ©Hopestd