Hembusan angin semilir membelai perlahan, menggoyangkan beberapa helaian kelopak biru delphinium didahannya.
Aroma khas delphinium tercium lembut, mengantarkan rasa tenang, nyaman, dan membawa semangat baru.
Jooheon menikmati itu semua, dirinya memejamkan mata dan merasakan semua keindahan itu di dasar indra tubuhnya.
Jooheon sedikit terkesiap saat dirasakannya sesuatu yang lembut mengusap pipinya, reflek dia membuka matanya. Namun, kemudian dia tersenyum melihat senyuman lain didepan wajahnya.
"Kenapa kau hyung?" Changkyun duduk disebelahnya, ikut memeluk lututnya sendiri dan memandang dari jauh taman delphinium di kastil mereka.
"Aku hanya sedang menikmati suasana ini" jawab Jooheon,
'Bohong' satu suara menginterupsi pikiran Jooheon, tentu saja itu suara Changkyun yang tiba-tiba saja menyelip dihatinya membuat Jooheon terkekeh.
"Jika kau tau apa yang kurasakan kenapa tiap hari kau selalu memintaku berkata aku mencintaimu?" Jooheon menoleh ke arah Changkyun, membuat Changkyun sedikit salah tingkah.
"Itu karena... itu... pokoknya kau harus mengatakannya hyung" Changkyun menolehkan wajahnya ke lain arah, membuat Jooheon tersenyum simpul. Jooheon merasa Changkyun sedikit berubah lebih manja kepadanya sejak mereka bersama. Tapi Jooheon sama sekali tidak keberatan dengan sikap Changkyun ini.
"Baiklah, sampai kau bosan aku akan mengatakannya. I love you... I love you.. I love you I love... chu~" sebuah kecupan ringan mendarat di bibirnya.
"I love you too hyung, jadi hentikan" Semburat merah terlihat di tulang pipi Changkyun.
"Itu masalahnya Kkungie aku tidak bisa berhenti mencintaimu" Jooheon nyengir membuat lesung pipi nya terlihat.
"Ck.... kau ini hyung" Changkyun malas meladeni Jooheon jika sedang begini, sementara Jooheon hanya tertawa melihat Changkyun.
"Kkungie ah, dipikir-pikir sekarang kita semua sudah bahagia. Aku bersama denganmu, lalu Hoseok dan Hyungwon, lalu sebentar lagi Kihyun hyung dan Hyunwoo hyung. Tapi aku jadi berpikir tentang Minhyuk hyung." Changkyun menopang dagunya, melihat ke arah Jooheon.
"Begini, maksudku, apa kau yakin Clan kita cuma bertujuh?" Tanya Jooheon.
"Aku paham maksudmu hyung, tapi beberapa puluh tahun yang lalu ketika Hyungwon hyung masih baru sekali, Minhyuk hyung pernah berkata, Clan kita ini bertujuh" jelasnya.
"Lalu, Minhyuk hyung dia selamanya sendiri?" Changkyun menggeleng, dia tidak tahu lagi harus menjawab apa.
"Dulu kau bilang, Minhyuk hyung yang merubah Kihyun dan Hyungwon hyung, lalu kau dirubah Kihyun hyung?"
"Ne"
"Lalu, yang merubah Minhyuk hyung siapa?"
"Entahlah hyung, kami tidak pernah menanyakannya" Changkyun mengangkat bahunya tidak mengerti, tapi ini malah membuat Jooheon penasaran.
. . .
Bulan hampir penuh, malam yang tenang, hingga rimbun nya pepohonan tidak berani bergerak. Beberapa mata hewan malam terlihat nyalang mengawasi sekitar. Mengawasi pemburu lain yang bisa dengan mudah memangsa mereka tanpa perlawanan.
Beberapa ekor rusa bergerak gelisah, entah menyadari atau mereka merasakan bahaya mengancam. Sebuah siluet hitam terlihat berjalan mendekati kawanan rusa itu, mereka terdiam sejenak sebelum akhirnya mereka berlari membubarkan diri melihat pemburunya.
Seekor diantara mereka, mungkin termuda diantara kawanan rusa itu terlihat ketakutan, namun dua pasang kakinya terlalu lambat untuk membawanya melarikan diri, sebelum dia bersembunyi, sepasang tangan mencekik lehernya, melumpuhkannya ketanah dan meminum darahnya rakus.
KAMU SEDANG MEMBACA
Unmei No Akai Ito (Benang Merah Takdir)
FanfictionKonon, dijari kelingking setiap orang terhubung benang merah takdir yang menghubungkannya dengan cinta sejatinya. Bagaimanapun dan dalam keadaan apapun benang itu tidak akan terputus, sekalipun terpisah jarak yang jauh, maupun melewati dimensi ruang...