Dibalik Alunan Piano Melody

186 3 0
                                    

Baik, ramah, cantik, manis, itulah deskripsi seorang gadis berambut panjang yang berhasil menyentuh hatiku. Siapa dia? Ya, dia adalah Melody Nuramdhani Laksani. Gadis yang akrab dipanggil Melo ini memang banyak disukai para pria di kampus. Memang aku akui kalau dia memang pantas disukai para pria karena sifatnya yang baik itu. Dan statusnya yang masih single itulah yang membuat “fans” dari Melo ini semakin banyak. Melo seorang pianis yang sangat handal, dengan jari-jari mungilnya itu dia bisa membuat semua orang yang melihat semua pertunjukannya itu menjadi semakin terpesona dengannya. Tapi dari semua laki-laki yang menyukainya tidak satupun yang berhasil menaklukan hatinya, maka dari itu aku tertarik untuk menaklukan hatinya. Menaklukan hati seorang Melo itu sama saja dengan menaklukan singa yang sedang kelaparan, aku tertantang untuk itu.

            Namaku Rian, aku biasa dipanggil “Bryan” wkwk keren kan?. Aku orang yang pendiam jika di kampus, mukaku pas-pasan, pintar juga enggak, jadi ya semuanya serba pas lah. Jika aku disandingkan dengan semua laki-laki yang mengejar-ngejar Melo jelas aku kalah, tapi aku percaya hidup itu adil dan banyak yang tak terduga dalam hidup ini. Dan kebetulan aku satu kelas dengan  Melo, jadi ya kita agak deketlah. Suatu hari aku menghampiri Melo pada saat dia lagi makan di kantin. “Aku boleh duduk di sebelahmu?” tanyaku. “Boleh kok, santai aja” jawabnya dengan senyum manis. “Melo, boleh tanya nggak?” “Tanya apa?” “Hmmm…” “Mau tanya apa sih? Penasaran nih aku..” “Boleh minta nomer handphone kamu nggak?” “Untuk apa?” “Kamu kan ketua kelas, jadi kalau misal aku mau tanya sesuatu kan langsung ke kamu aja” *modus* “okedeh, ini nomerku”-melody menunjukkan nomer hpnya- “oke deh, mel. Makasih ya” “oke, sama-sama” “Mel, aku mau ngomong sesuatu lagi” “Apa?” “Kamu cantik deh..” –Aku langsung lari karena malu sudah mengucapkan itu-. Sesampainya di kelas Rian masih memikirkan hal yang sudah terjadi di kantin tadi. Rian pun ingin meminta maaf atas ucapannya di kantin kepada Melody. “Mel, maaf ya” ucapku. “Maaf kenapa?” tanya melo dengan wajah bingung. “Masalah di kantin tadi..” “oh, itu. Nggak apa-apa kok, santai aja” “syukurlah…” gumamku sambil menghela nafas. Semenjak itu aku berusaha untuk menahan diri sekaligus berhati-hati dalam segala tindakan.

            Di rumah, aku selalu terbayang-bayang wajah melo. Aku mau makan kuingat melo, aku mau pergi juga kuingat melo *kok jadi nyanyi-_-* ya begitulah pokoknya. Pada saat aku mikirin dia, aku berfikir bahwa perasaan cinta itu dapat menghantui pikiran dan hati kita. Terkadang pada saat membuka hp, aku sering melihat nomernya. Ada perasaan mengganggu, ingin rasanya aku menekan tombol call pada saat melihat nomer itu. Tapi aku terlalu takut untuk melakukan hal tersebut. Dan untuk mencari solusi dari semua masalah yang saat ini aku hadapi, aku menanyakannya pada Hanna, sahabatku. Dia adalah sahabat terbaik dalam hidupku, aku kenal sudah sejak aku duduk di bangku Kampus Dasar dan dia juga mau mendengarkan semua curahan hatiku dan dia juga bersedia mencari jalan keluar dari semua masalah yang selama ini kuhadapi dan yang kuceritakan kepadanya. Pada saat aku menanyakan masalah kali ini, dia menyampaikan sesuatu yang membuatku sadar. Ini kata-katanya “Kamu itu laki-laki atau perempuan sih? Masa kamu berantem aja berani tapi nelfon cewek aja nggak berani. Perempuan itu nggak pernah mulai duluan” itu kata-kata yang membuat aku merenungkan hal ini. “Bener juga ya, yang dibilangin Hanna…” gumamku. Sejak saat itu aku berani untuk menelfon ataupun sms Melo dan Melo pun menanggapinya dengan positif. Itu membuat aku makin mantap dengan pilihanku yang satu ini. Aku sangat bersyukur kepada Tuhan karena dapat mempertemukanku dengan ciptaannya yang sangaaaaatt indah, mungkin Tuhan sudah merencanakan semua ini. Mungkin banyak wanita yang cantik di luar sana, tapi aku punya pendapat “kalau yang deket aja ada, ngapain harus nyari yang jauh”. Kami sangat berkomunikasi baik sejak saat itu, di kampus pun kami cukup dekat dan aku berhasil membuat semua laki-laki yang mengejar-ngejar melody cemburu dan lama-kelamaan mereka menjauhi Melo.

            Sudah 2 bulan kami dekat. Kami menjadi teman curhat, suka duka dan bahagia aku ceritakan ke dia, dia pun melakukan hal yang sebaliknya. Aku dan Melo pun sering jalan-jalan ke taman, mall, dan sering main ke rumah masing-masing terkadang Hanna juga ku ajak. Pada saat jalan-jalan di taman, aku menceritakan awal aku mulai kenal dengan Melo dan sifat-sifatnya seperti apa. Melo pun juga menyampaikan aku orang yang seperti apa dan bagaimana, dia pun menjelaskan mengapa dia mau dengan aku. You know lah.. Melo orangnya seperti apa. Dia dikenal tidak pernah dekat laki-laki satu pun dan aku pun yang berhasil mencetak sejarah karena aku satu satunya laki-laki yang pernah dekat dengan Melo. Saat aku sama Melo duduk di sebuah bangku di tengah-tengah taman… “Mel, aku boleh ngomong sesuatu nggak?” tanyaku. “Mau ngomong apaan?” tanyanya balik. “Aku suka kamu.. Mau nggak jadi pacarku?” “Aku nggak bisa jawab sekarang, ada saatnya nanti aku jawab. Kita jalani dulu aja ya..” “Oke deh, aku juga nggak bisa maksa kamu juga”…

~DUA BULAN KEMUDIAN~

Kami masih menjalani hubungan sebatas sahabat ini sudah sekitar 3 bulan. Dan 2 bulan lalu aku menyampaikan perasaanku ke Melo dan sampai sekarang Melo masih “nggantungin” aku, dan anehnya lagi perasaanku pun tidak berkurang sedikit pun kepada Melody. Suatu saat aku menanyakan hal ini ke Melo “Mel, kamu mau jawab kapan? Udah 2 bulan aku nunggu” tanyaku. “Besok dateng ya ke pertunjukanku..” jawabnya. “Loh, Mel? Jawab pertanyaan yang tadi dong” lanjutku. Melody pun nggak menggubris pertanyaanku tadi dan langsung pergi meninggalkanku. Keesokan harinya aku datang ke pertunjukannya Melody. Aku merasa sangat senang karena datang ke acara itu diundang secara langsung oleh Melo dan sekaligus GRATIS. Dan kebetulan hanya aku, orang tuanya, dan saudara-saudaranya saja yang mendapat perlakuan khusus di pertunjukan tersebut. Aku menunggu cukup lama pada saat itu karena jujur aku nggak tau jamnya jam berapa jadi aku datengnya kecepetan. Ternyata acara itu mulainya jam 8 malam tapi aku datengnya jam 6, jadi harus menunggu 2 jam untuk bisa menikmati pertunjukannya. Tetapi tiba-tiba ada seorang laki-laki tampan dan badannya ideal duduk juga di kursi VIP. Aku pun bertanya-tanya siapakah dia. Pada saat acaranya sudah dimulai, ada seorang gadis dengan rambut terurai dan menggunakan gaun putih yang sangat indah, gadis itupun terlihat sangat cantik. Jujur, aku awalnya tidak mengenali siapa gadis itu dan ternyata dia adalah…. “MELODY?” teriakku. Melo pun segera duduk di bangku belakang pianonya dan menoleh ke arahku dengan senyumnya yang sangat manis dan polos. Aku pun membalas senyumannya itu. Melody pun mulai menggerakan jari-jarinya menandakan dia siap memainkan alunan-alunan lagu yang indah. Dan pertunjukkan pun dimulai. Aku hanya bisa bengong melihat Melody bermain piano dan tidak bisa berkata apapun. Setelah selesai, semua orang yang menonton pun berdiri dan memberi “standing applause” kepada Melody. Melody pun mengambil microphone dan mulai menyampaikan rasa terimakasihnya kepada semua penonton. Dia pun mengatakan satu kata yang cukup menggores hatiku. Ia mengatakan “Saya mempersembahkan pertunjukkan ini kepada orang tua saya dan calon tunangan saya”. Aku pun terkejut mendengar perkataanya itu. Setelah aku tanyakan hal itu ke Melo. Melo pun meminta maaf kepadaku, sebenarnya Melo sudah dijodohkan oleh orang tuanya dengan anak dari teman bisnis ayahnya dan terjawablah sudah semua pertanyaanku, siapa pria yang duduk di bangku VIP selain ayah Melo dan aku dan aku pun sudah mendapatkan jawaban atas perasaanku ini. Sejak saat itu aku pun tidak pernah berbicara lagi dengan Melo dan menelfon ataupun sms. Dan setelah kelulusan Melo pun menikah dan aku akhirnya menaruh hatiku ke Hanna, sahabatku sendiri.

MAAF YA KALAU BAHASANYA MASIH KAKU SAMA CERITANYA ABSURD^^ SARAN DAN KOMENTARNYA YA KAK^^ FANFICT INI TERINSPIRASI DARI MELODY DAN HANNA JKT48. ARIGATOU^^

Dibalik Alunan Piano MelodyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang