VIOLET
part 11B
RENA : BILANG ATAU TIDAK? (B)
Oleh : Triana Kumalasari
Nur sudah memberi tahu apa saja yang perlu Violet pelajari untuk tesnya dan Violet juga telah belajar dengan giat.
Tes pertama adalah mengajar langsung di depan para siswa. Meskipun grogi, tetapi pengalamannya sebagai asisten dosen sangat membantu.
Tentu saja, mahasiswa dan anak TK sangat jauh berbeda. Mahasiswa akan duduk diam memperhatikan, bukan mengobrol sendiri atau berjalan-jalan di dalam kelas. Mahasiswa juga tidak akan tiba-tiba menangis karena dicubit teman. Namun, adanya pengalaman mengajari orang lain, cukup mendongkrak keluwesannya dalam berinteraksi.
Hafalan surat-surat pendek dan ayat kursi juga telah ia latih. Wawancara dan psikotes sesuatu yang sering ia jalani. Violet berharap kali ini bisa menjadi rezekinya.
Dan, Allah memanglah tidak tidur. Segala usaha dan doa menemui jawabannya.
"Viooo!" Nur berlari gembira menyambut Violet yang datang dengan seragam barunya. Seragam merah muda cerah yang sama dengan yang dikenakan Nur. "Alhamdulillah berhasil ya, Vi."
"Iya, alhamdulillah. Terima kasih banyak bantuanmu, ya, Nur," jawab Violet, memandang wajah semringah sahabatnya dengan penuh rasa terima kasih.
"Ah, aku mah bantu apa? Cuma ngasih tahu tesnya apa aja. Yang belajar dan berusaha kan Vio sendiri."
Violet tersenyum. Mendongak memandang bangunan TK itu. Taman Kanak-Kanak INTAN HARAPAN, TK yang berlokasi di dalam sebuah perumahan. Bangunannya berupa dua rumah yang digabungkan. Dindingnya diwarnai cerah dengan gambar-gambar lucu yang menyenangkan untuk dipandang.
Inilah tempat yang pertama kali berkenan menerima dirinya. Tempat ia akan bekerja sebaik yang ia bisa.
Gaji? Ya memang tidak bisa dibandingkan dengan bank tempat ia pernah ditolak. Namun, Violet tetap sangat bersyukur. Sekarang ia bisa membantu Bude Wati yang mulai kesulitan membuat adonan dan menggoreng untuk jualannya. Bude telah sepuh, dan Violet bahagia bisa saling meringankan beban dengan sang Ibu asuh.
🌸🌸🌸
[Assalamualaikum. Rena sayang, apa kabar?
[Skripsi sudah selesai belum?]
[Alhamdulillah, Mbak Vio sekarang keterima kerja jadi guru TK][Wa'alaikumsalam]
[Guru TK? Lho, bukannya Mbak Vio kerja di bank, ya?]
[Skripsi, sekitar dua minggu lagi aku sidang, Mbak. Doain yaaa.]Oh, iya. Keluarga di Malang tahunya ia bekerja di bank yang kemarin itu.
[Aku nggak keterima di bank itu, Ren. Hehe...]
[Lho? Bukannya kemarin dulu Mbak Vio bilang udah lulus tes wawancara dan psikotes, ya?]
Iya, Ren. Tapi nggak lulus tes kesehatan. Violet membatin sedih. Perlukah ia menceritakan pada Rena tentang ini? Atau lebih baik ia simpan sendiri? Violet tak ingin membuat Papa khawatir.
[Nggak usah dibahas, Ren. Panjang ceritanya]
[Ooo....🤔 ]
[TK di mana, Mbak?]Violet menuliskan nama dan alamat Taman Kanak-Kanak tempatnya mengajar, lalu mengirimkannya sebagai balasan atas pertanyaan Rena.
Terdiam sejenak, lalu Violet mengetik lagi.
[Kata Papa, Mas Yudha jarang pulang. Iyakah, Ren? Apa Mbak Friska masih sering datang?]Termenung. Ragu-ragu.
Menggerak-gerakkan telunjuk melayang di atas tombol 'kirim'.
Memindahkan telunjuk dan menekan tombol 'hapus' beberapa kali.
KAMU SEDANG MEMBACA
VIOLET (SUDAH TERBIT)
RomanceBLURB VIOLET Ambisi yang terpantik dari sulitnya hidup yang pernah ia jalani bersama sang mama pasca mamanya kehilangan pekerjaan, membuat Violet memutuskan berdiam dalam keluarga tiri. Demi kesuksesan akademis, karier dan materi. Namun, di saat ia...