13

63 7 0
                                    

Bel tanda jam pelajaran sudah berakhir berbunyi. Chae Rin resah membaca pesan yang masuk sebelumnya. Seokjin mengatakan akan mengantarkannya pulang. Sungguh Chae Rin awalnya bahagia sekali. Namun pesan berikutnya yang masuk adalah Seokjin mempertanyakan apakah dirinya sudah punya jawaban atau belum atas pertanyaannya pagi tadi. Sungguh Chae Rin ingin menjawabnya, namun bukankah itu terlalu cepat? Chae Rin bahkan membaca beberapa tips percintaan saat jam istirahat tadi. Di sana tertulis bahwa harus setidaknya butuh beberapa waktu untuk melihat keseriusan pria itu terhadap ucapannya. Pria itu harus sedikit menunggu untuk memberikan kepastian bahwa dia sabar, pria yang tepat untuk dijadikan kekasih. Konyol memang. Chae Rin sungguh-sungguh mengikuti rangkaian kata dalam artikel itu dengan bodohnya, karena memang baginya ini adalah yang pertama baginya. Ingin bertanya pada Hani, tapi Hani malam tadi mengatakan bahwa ia ada urusan dan pergi ke Jepang. Chae  Rin langsung berasumsi bahwa Hani sedang sibuk. Tak ingin mengganggu.

Chae Rin berjalan cepat saat melihat Seokjin berjalan tak jauh dari tempatnya berdiri saat ini.

“Apa sih!” omel Jungkook saat Chae Rin memilih bersembunyi di balik Jungkook. Menarik ranselnya erat, membuat langkahnya terhenti.

“Sebentar, Jungkook. Sebentar saja. Ada Seokjin Oppa. setelah dia pergi, kau boleh pergi. Aku mohon. Aku tidak ingin bertemu dengannya saat ini. Tolong aku ya. Oke?”

“Bodoh!” ucap Jungkook dengan cepat menarik lengan Chae Rin, menyeretnya setengah berlari bahkan bagi Chae Rin larinya cukup kencang, karena kaki Jungkook itu panjang. Mereka berhenti di parkiran motor Jungkook, kening Chae Rin berkerut saat Jungkook memasukkan kepalanya ke dalam helm. “Cepat naik!” perintah Jungkook.

“Kau menolongku?”

“Uh! Gadis bodoh! Cepat naik!” omel Jungkook.

Chae Rin mendengus, namun dia naik ke boncengan Jungkook pada akhirnya. Jungkook membawanya pergi dari area sekolah.

Baru saja ia ingin berterima kasih, namun Jungkook menggas motornya dengan kencang, membuatnya terasa hampir terbang. Untungnya tangannya dengan sigap langsung memegang erat pinggang Jungkook.  Bibir Chae Rin mengatup lagi. Tak bisa berbicara. Karena toh akan percuma, Jungkook mungkin saja tak mendengarnya ‘kan?

“Hei, dimana rumahmu?” tanya Jungkook saat mereka sudah jauh meninggalkan sekolah.

“Kau bisa turunkan aku di café ujung jalan!” teriak Chae Rin.

“Kenapa kau berteriak?!” Jungkook berbicara dengan nada kesal.

Chae Rin menganga. Jungkook marah? Padahal dia melakukan itu agar Jungkook mendengarnya.

“Aku takut kau tidak dengar.”

Jungkook diam. Langsung melajukan kencang motornya, lalu berhenti di tempat yang di katakan Chae Rin. Chae Rin turun dari motor Jungkook dan melepaskan helmnya. Memberikan helm itu kembali pada Jungkook.

“Terima kasih.”

“Anggap ucapan maaf dariku untuk semua yang ku lakukan.”

“Kau sungguh-sungguh minta maaf padaku?”

“Tentu saja, gadis bodoh!”

“Karena itu adalah permintaan Hani?”

Jungkook menghidupkan motornya. Menatap Chae Rin sekilas, namun kemudian mengalihkan pandangannya pada jalan.

“Hani memang memintaku untuk meminta maaf padamu. Tapi aku sungguh ingin meminta maaf padamu sekalipun Hani tidak memintanya.”

Chae Rin tersenyum. Jungkook yang begitu ternyata manis juga, batinnya.

Heirs in the trap || Kim Seokjin [ON GOING]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang