12

743 94 31
                                    


Wajah Jiyeon masih panas, gadis itu berubah jadi merah. Pria yang seenaknya menjadikannya 'guling' itu kini tengah memasak dua buah omelette untuk sarapan. Meski sudah berulang kali Jiyeon merutuki pria itu, namun ia tetap merasakan sesuatu yg aneh di hatinya. Pria itu adalah toxic bagi Jiyeon. Dan semakin lama, Jiyeon mulai menyadari perasaan nya. Pria di depan Jiyeon kini telah selesai, siapa sangka jika pria menyebalkan itu rupanya pandai menggoreng telur.

"Yaa.. Aku sudah mematikan kompornya, lalu kenapa kau masih mendidih seperti kepiting rebus?"
Ejeknya, Jiyeon hanya dapat menatapnya kesal. Pria yg juga adalah suaminya itu duduk di depannya, lalu menyodorkan sepiring makanan yg baru saja ia buat pada Jiyeon.

"Makanlah, aku hanya akan memasakkanmu sekali saja.."
Ucap nya lagi sambil mulai melahap makanan 'spesial' itu.

Gadis itu masih belum bisa mengeluarkan suara. Hanya suara kunyahan saja yg kini mulai ia tunjukkan pada Kim Myungsoo. Gadis itu adalah pengunyah yang baik, buktinya ia bisa makan sebegitu lama.

"Astaga.. Seperti nya kau menyukainya.."
Ujar Myungsoo yg sudah selesai dengan kudapannya. Pria itu meraih jasnya lalu berjalan ke arah Jiyeon.

"Aku berangkat kerja dulu ya.."
Pamitnya sambil mengacak rambut Jiyeon, wajah gadis itu makin merah saja.
Dan hatinya kembali merasakan getaran yg aneh.

Apa aku menyukai Kim Myungsoo?

Tanya Jiyeon dalam hati.

-

Myungsoo mengacak laci meja kantornya. Harusnya disana ada dokumen perjanjian pernikahannya Jiyeon. Karna terlalu buru buru, ia tak sempat mengamankan dokumen itu. Pria itu mengacak rambutnya dengan frustasi. Siapakah yg berani beraninya masuk ke ruangannya dan mengambil benda penting itu.

Pintu ruangan itu diketuk dengan pelan, Myungsoo segera merapikan laci mejanya dan duduk dengan normal di bangku kerja miliknya. Ia tak ingin terlihat sedang mencari sesuatu, tepatnya karna ia tak mau ada yg membantunya mencari.

"Masuk!"

Tak berapa lama pintu itu terbuka, seorang pria masuk. Wajah muak mulai muncul dari Kim Myungsoo. Pria yg baru saja masuk itu menyapa Myungsoo dengan smirk nya yg khas.

"Selamat pagi, pengantin baru.."
Sapa nya sambil duduk meski tanpa dipersilahkan oleh Myungsoo.

"Apa mau mu?"
Tanya Myungsoo pada saudara tirinya itu, Kim Bobby.

"To the point saja.. Apa kau mencari sesuatu?"

Myungsoo mengernyitkan dahinya, bagaimana bisa orang sinting itu bisa tahu bahwa Myungsoo sedang mencari sesuatu?.

"Jangan sok tahu.."
Dalih Myungsoo. Pria di depannya lalu menunjukkan secarik kertas yg ia ambil dari kantung denim mahal yg ia pakai.

"Kau kenal benda ini?"
Tanya nya, Myungsoo membulatkan matanya. Seseorang yg mengambil dokumen perjanjian itu rupanya adalah Bobby.

Gawat.

Myungsoo tak dapat menjawab apapun, matanya menatap kosong ke arah kertas itu. Sedangkan Bobby mulai tertawa dengan kerasnya.

"Sudah kuduga, pasti kau punya alasan kenapa kau memutuskan untuk menikah dengan perawat mu itu"
Ujar Bobby dan lagi lagi Myungsoo tak dapat menjawabnya, otaknya benar benar buntu saat ini.

"Oh ya, aku tak punya banyak waktu.. Aku hanya mampir saja kesini sebentar, ada jadwal pemotretan yg menunggu.."
Ujar Bobby sambil beranjak dari duduknya dan meninggalkan kantor Myungsoo.

Kim Myungsoo menatap penuh benci ke arah saudara tirinya itu. Lalu ia mengacak seluruh meja kerjanya hingga barang barang yg ada di atas meja pun berjatuhan. Padahal ruangan itu terkunci, bagaimana Bobby bisa masuk. Dengan kunci cadangan? Baiklah, apa ada pengkhianat di belakang Myungsoo?

[NOT] YOUR GAME || myungyeon✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang