Sekuat apapun aku menapik, jika jalannya memang aku sudah suka sama kamu. Lalu apakah cara itu masih mempan untuk menapik perasaan ini?
~shaka~
"Happy reading"
Lorong sekolah terlihat ramai oleh siswa siswi yang baru saja berdatangan. Ada yang sudah duduk didepan kelas sambil menghapal sesuatu. Ada yang sedang berkumpul membahas hal hal yang membuat mereka tertawa bahkan sampai teriak teriak. Dan juga tak ketinggalan kumpulan siswi pegosip yang tengah membahas berita trending yang terjadi disekolah ataupun diluar sekolah.
Matanya mengamati disepanjang koridor. Hingga tak sengaja melihat salah satu kakak kelas yang sangat dikenalnya. Tasya menatap punggung cowok itu, karena berdiri membelakanginya. Langkahnya melambat. Tasya melihat seorang cewek tengah berbicara dengan kakak kelasnya itu sesekali mengusap kedua matanya. Sepertinya, cewek itu menangis.
Entah apa yang mereka bicarakan. Karena kelihatannya perbincangan mereka sangat serius.
Tasya yang hendak melewati kedua manusia itu mendadak berhenti ketika mendengar suara panggilan dari arah belakang. Tasya menoleh, menatap nizar lalu berganti menatap cewek yang tadi berbincang dengan kakak kelasnya itu dengan bingung. Matanya terlihat memerah.
Tasya tersenyum canggung. Berdehem sebelum berbicara. "Iya, kak?"
Nizar tersenyum tipis melihat kecanggunga tasya. "Masih niat jengukin adek gue ngga?"tanyanya.
Mendengar itu membuat tasya mengangguk antusias. Nizar Terkekeh pelan melihatnya.
"Pulang sekolah bisa? Dia juga pengen banget ketemu sama elo."
Tasya semakin mengembangkan senyumnya. "Serius, kak? Mm.. Pulang sekolah gue bisa kok, kak."
"Entar biar gue jemput di kelas lo. Jangan kemana mana, ya."
Tasya mengangguk cepat. "Siyyap kak. Kalo gitu gue ke kelas dulu ya kak. Bu dinar masuknya sebelum bel bunyi. Gue takut dihukum"ujar tasya sesekali melirik cewek itu. Tasya merasa aneh dengan tatapannya. Tasya risih.
"Yaudah, sana gih. Bu dinar ngga tanggung tanggung kalo ngasih hukuman."
Tasya mengangguk. "Nah, kan! Kakak aja ngaku. Gue ke kelas ya kak. Byy.. "
Tasya kembali melangkah menuju kelasnya. Perasaanya tidak enak. Tasya terus memikirkan itu disepanjang jalan. Hingga ia hampir tiba didepan pintu kelasnya..
Duk.
"WOII!! SIAPA YANG BERANI BERANINYA NUTUP PINTU KELAS!!!"
"Duhh.. Sya, sorry banget. Gue ngga liat lo tadi. Lagian sih, pake ngelamun segala."
"BERARTI LO LIAT!!"
"Yaudah sih, sya. Ngga usah ngegas gitu."
"Sya, tadi katanya taufik mau ngerjain elo. Makanya tadi dia nutup pintu pas lo mau masuk."jelas adam yang baru saja datang memberitahu yang sebenarnya. Taufik menatapnya sinis.
KAMU SEDANG MEMBACA
SHAKA
Fiksi RemajaGanti judul. Flusso D'amor ➡ shaka Munafik jika tasya mengatakan tidak ada perasaan pada cowok itu. Nyatanya, setiap berada didekat cowok itu, tasya selalu berdebar. Menahan sesak ketika berhadapan langsung dengannya. Tasya tidak akan berbohong tent...