jangan panggil aku pendaki

67 0 0
                                    


AKU MALU DI SEBUT PENDAKI GUNUNG

Pendaki gunung memang keren. Memanggul ransel besar, sepatu boot, dan ikat kepala. Memang keren dan mengagumkan. Ada kebanggaan tersendiri karena sering mendaki. Dalam hati saya bangga sudah pernah memeluk puncak-puncak gunung di jawa. Bahkan Gunung Semeru, gunung tertinggi di pulau jawa telah saya tapaki.

Sebangga-bangganya saya dengan gunung, saya tak pernah bangga di sebut pendaki. Bukan karena pendaki tak keren, tapi apa sih saya ini? Pengetahuan pendakian saya pas-pasan. Saya hanya orang yang jatuh hati pada gunung dan pendaki-pendaki keren yang saya temui selama di perjalanan.

Entahlah, rasa kagum saya pada para pendaki gunung menguap bersama maraknya pendakian. Saya merasa kehilangan sosok idola yang dulu saya puja-puja. Semua pendaki kini terlihat sama. Keril besar, sepatu boot, buff, joger pants, action cam. Secara penampilan fisik pendaki yang sekarang masih sama. Namun, saya harus minta maaf, karena dalam pandangan saya, pendaki yang saya temui tak ada lagi yang spesial. Tak lagi membuat hati ini berdegup kencang kagum memandang.

Gunung, kopi, teman pendakian, dan hal-hal yang tercipta selalu membawa kehangatan. Seperti hangatnya rasa saat di rumah. Iya, karena gunung adalah rumah bagi setiap orang, bagi semua pendaki.

Apakah kalian juga masih memiliki rasa yang sama? Rasa hangat saat di gunung? Beruntunglah kalian, karena sekarang rasa itu perlahan mulai memudar. 'Rumah' saya perlahan mulai hilang. Saya kehilangan hangatnya sapaan pendaki yang dulu saya temui di sepanjang jalan. Tak lagi ada obrolan hangat dengan pendaki di tenda sebelah. Terlalu banyak yang mendaki. Terlalu banyak pendaki gunung yang sibuk berfoto selfie daripada berinteraksi santun dengan pendaki gunung lain.

Yang kadang membuat kesal, ada orang yang tak tahu aturan. Foto selfie di depan tenda tanpa permisi.Memutar musik buta terlampau keras.Tak lagi bertegur sapa. Sosok pendaki idola sudah tak lagi saya temui. Kehangatan rumah di gunung pun sudah tak saya dapati. Karena itu saya malu disebut pendaki.

You've reached the end of published parts.

⏰ Last updated: Sep 08, 2018 ⏰

Add this story to your Library to get notified about new parts!

Aku Malu Disebut PendakiWhere stories live. Discover now