"Jackson!" Yuta memanggil, tak sempat memakai embel-embel hyung. Menatap Jackson yang berdarah, ia terkesiap,
"Yah, ini kenapa?!" Yuta panik,
"Tenang, udah, ini tadi berantem," Jackson menjawab, sebelum menundukkan kepalanya dan menarik kepala Yuta ke bawah, melihat peluru yang melayang tepat di atas kepala mereka,
"Sunbaenim! Akhirnya kita bertemu!" Hyungwon berdiri di ujung tangga, ternyata bocah sialan ini yang nembak...
"Ah, Hyungwon, gimana kabarmu?" Jackson bertanya, mengambil pistolnya pelan-pelan dari kantungnya,
"Baik, sunbae gimana?"
"Nggak terlalu," Jackson menjawab, sebelum menembak bahu Hyungwon dan menarik Yuta untuk kabur,
"Kamu cepet ke headquarter, ini bukan tempat dokter," Jackson berbisik dengan buru-buru,
"Tapi, nanti kalau kalian luka?" Yuta bertanya,
"Sebodo, udah, ayo ikut aku, tetep di samping, takutnya ada yang nembak," Jackson menarik tangan Yuta dengan kasar. Yuta tak bisa berbuat apa-apa, hanya menurut.
Mereka berdua berlari di lorong. Beruntung tak ada yang melihat mereka. Keringat mulai bercucuran di kening Yuta, ia tak terbiasa berlari sekencang ini, dalam keadaan setegang ini,
"Hyung, aku capek..." Yuta berkata,
"Dikit lagi, ayo," Jackson menatap Yuta seraya menarik tangannya yang berkeringat.
"Berhenti," Seseorang tiba-tiba berkata. Suaranya sedingin es, terngiang dalam telinga Jackson, Hwayoung...
"Hyung..." Yuta memanggilnya. Jackson dapat melihat seluruh tubuh Yuta bergetar, dengan pisau bertengger di leher jenjangnya,
"Hwayoung, lepaskan," Jackson menatap wanita dengan tajam,
"Kenapa?" Hwayoung bertanya, menempelkan pisau lebih dalam ke leher Yuta, yang mulai berdarah,
"He's a doctor for fucks sake, kill me instead," Jackson bersiap, menyentuh kantung di pinggangnya, menyiapkan tranquilizer dart yang sudah ia taruh dari awal,
"Hyung...tolong..." Yuta mulai menangis, air mata mengalir di matanya, jatuh dan bersatu dengan darah yang ikut mengalir dari lehernya,
"Jangan mendekat," Hwayoung melangkah mundur, membelalakkan matanya, menatap Jackson,
"I'm gonna kill this cunt if you-" kata-katanya terhenti, jarum yang berisi anestesi tersebut sudah tertancap di lehernya,
"Yuta, jalan terus ke depan, berhenti saat aku suruh, aku bakal angkat dia,"
"Tapi dia mencoba membunuh kita-"
"Diam, ikuti perintah,"
"Okay," Yuta menganggukkan kepalanya dan mulai berlari, diikuti Jackson dari belakang.
000
"Berhenti!" Yuta langsung menghentikan langkahnya,
"Di sini?" Yuta bertanya,
"Iya," Jackson menjawab, memperlambat langkahnya, dan berdiri di sebelah Yuta,
Jackson tiba-tiba menyentuh sebuah panel di lantai dengan telapak tangannya, membuat lantai yang mereka pijak tersebut turun dengan tiba-tiba,
"W-wah, ini apaan?" Yuta bertanya,
"Salah satu pintu headquarter..." Jackson menjawab,
"Ini keren," Yuta tersenyum, Jackson tertawa kecil melihat dokter yang lebih muda darinya,
"Kenapa kita nggak tau?"
"Ini sebenarnya khusus buat agen, tapi ya namanya juga emergency,"
"Kalau ini siapa?" Yuta bertanya,
"Anaknya JYP," Jackson menjawab, Yuta membelalakkan matanya,
"W...Wah? Yang ini?" Yuta bertanya,
"Iya. Bentar, kita udah nyampe, ayo masuk," Jackson menjawab. Yuta melangkahkan kakinya ragu-ragu,
"Ayo, masuk aja," Jackson tersenyum, mendorong pelan bahu Yuta.
"Ya, Jackson?" seseorang memanggilnya dari ujung ruangan,
"Ah, Jin-hyung..." Jackson menatapnya seraya menurunkan wanita yang tak sadar itu, dan mengikat kedua lengannya dengan tali, dan membaringkan tubuhnya di atas sofa.
"Yuta, sini, aku takut luka kamu infeksi," Jackson memanggil Yuta,
"Jackson!" J-Hope tiba-tiba berlari dan mencengkeram bahunya dengan keras,
"Apa?"
"K-Kamu ikut terlibat? Kamu ikut membunuh orang, kamu-"
"Hoseok, sudah, ada banyak yang tak perlu kau ketahui," Jackson tersenyum simpul. J-Hope melepaskan tangannya pelan-pelan, tubuhnya bergetar, air mata telah berkumpul di matanya,
"J-Jackson..." J-Hope berbisik sebelum menangis, dan berteriak dengan histeris. Yuta langsung menghampirinya,
"Hyung, panic attack," Yuta menatap Jackson dengan khawatir.
Yuta mencoba menenangkan J-Hope yang masih dalam fase panic attack, sedangkan Jackson melangkah menuju member BTS yang lain,
"Dia kaget?" Namjoon bertanya, menatap J-Hope,
"Iya, biasa," Jackson menjawab,
"Ini semua aneh," Suga berkata pelan,
"Aneh gimana?" Jackson bertanya,
"Jadi semua ini, palsu? Apakah karir musik kita selama ini adalah penipuan?" Suga bertanya, matanya menatap tajam mata Jackson,
"Bukan penipuan, karir kalian tetap berjalan, aku tetap bagian dari GOT7, Jungkook tetap bagian dari BTS, sama dengan Namjoon, hanya saja beberapa dari kita memiliki 'pekerjaan' lain, simple as that," Jackson menjawab, tersenyum.
(A/N): Hi<3
KAMU SEDANG MEMBACA
Hidden- A Jackson Wang Fanfiction
ActionSempurna, namun kosong. Kedua frasa itu cocok untuk mendeskripsikan Jackson Wang. Ia memiliki semuanya, namun hatinya kosong. Ada sesuatu dalam dirinya yang selalu ia sembunyikan. Cr to the owner of the pictures Highest rank #89 in action