Misi 1: Surat perintah petinggi

42 2 0
                                    

Aku menulis laporan terkini mengenai pasukanku di baris depan. Malam ini sungguh terasa berat, berkali kali aku mengusap usap mataku karena aku memang sangat kelelahan malam ini.

Kursi dan meja kayu yang aku gunakan sama sekali tidak akan membuat siapapun nyaman menggunakannya, tempat tidur yang hanya terbuat dari kain yang diikat diantara besi tidak akan membantu banyak dalam kenyamanan beristirahat.

Aku berada di camp sementara pasukan baris depan. Aku memimpin pasukan menuju baris depan daerah utara lawan untuk merebut daerah itu, aku sangat yakin akan berhasil mengalahkan daerah utara AfyordGran, benua lawan. Aku sangat percaya diri akan hal itu.

Aku memang tidak ikut berperang, tapi aku yakin dengan kemampuan prajurit ku yang memiliki semangat juang tinggi membela tanah kelahiran mereka dengan menggebu-gebu. Hanya berbekalkan itu, prajurit bisa dikatakan sebagai prajurit dengan kualitas tinggi.

Seusai aku menulis laporan, mataku terasa sangat berat dan aku memutuskan beristirahat untuk menyiapkan diri dan stamina sehingga aku dapat memikirkan strategi penyerangan yang akan di lakukan beberaap hari lagi.

Keesokan harinya aku mempersiapkan diri. Aku memikirkan strategi berikutnya untuk dapat meluluh lantahkan lawan sembari membersihkan diri meskipun hanya seadanya.

Aku membasuh wajahku dan membersihkan apa yang perlu, lalu memakai seragam kebanggaan ku dengan rasa percaya diri. Aku sudah sangat siap dalam penyergapan terakhir nanti.

"Lapor Mayor!" Aku memalingkan wajahku ke arah tirai pintu tenda, aku bisa tau bahwa itu suara salah satu pemimpin Batalion.
"Ada apa Letnan?" Jawabku kemudian menanggapi sembari mengancingkan seragamku "Mayor, Saya mendapat surat perintah dari pemimpin dan panglima". Aku yang tengah mengancingkan seragamku langsung terhenti, aku sedikit terkejut dengan apa yang aku dengar. Panglima? Ayah?

Seusai aku merapikan pakaianku, aku memutuskan untuk keluar tenda camp dan mendengar secara langsung dari Letnan Colorado Hoover, prajurit yang paling aku beri apresiasi karena kecakapannya dalam memimpin batalion dan skill bertarungnya.

Ketika aku sudah diluar camp, Aku melihat Letnan Colorado sudah berdiri siap di depan ku sambil memegang sepucuk surat perintah di lengan kirinya kemudian memberiku hormat dan kubalas dengan hormat juga.

"Surat perintah seperti apa yang di berikan panglima di saat-saat seperti ini?" Tanyaku sambil menatap Letnan Colorado "Siap, maaf mayor, saya tidak tau. Saya hanya di beri tugas untuk menyerahkannya kepada anda" jawab Letnan Colorado dengan tegas.

Letnan Colorado memberikan surat perintah kepadaku, kemudian kembali ke batalion setelah mendapat izin dariku. Aku membawa surat perintah itu kedalam camp.

Aku menatap surat perintah itu dengan bertanya tanya, apa yang membuat para pemimpin dan ayah mengirimku surat perintah di saat pasukannku akan menyelesaikan tugas?

Aku membukanya dan menemukan sejumlah berkas identitas palsu dan beberapa gambar foto diriku dengan sistem milik benua AfyordGran, benua lawan.

Aku pernah melihat identitas diri benua Afyord dan memang, identitas palsu ini dibuat dengan sangat mirip dan nyaris sempurna seperti aslinya. 'Sepertinya ini tugas penyamaran' Gumanku.

Benar saja, Isi dari surat perintah itu merupakan tugas penyusupan yang di peruntukkan khusus untukku. Aku harus ke benua Afyord dengan penyamaran, aku harus menjadi mahasiswi benua lawan di Universitas terbaik mereka dan menjadi seorang pengacara.

Aku harus mengembangkan reputasiku setelah lulus menjadi pengacara agar dapat menarik perhatian Jhon Tifanversal, seorang politikus yang paling berpengaruh di pemerintahan dan militer benua lawan dan aku dituntut untuk menjadi pengacara pribadinya.

A (War)ning about RelationshipTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang