Pervert Husband

chapter 19

Happy Reading!

Petra POV

"Petra!"

Belum jauh aku melangkah, tetapi Dimas sudah menyerukan namaku. Terpaksa aku kembali mendatanginya.

"Apa?" tanyaku ketus.

Dimas melepaskan kaca mata yang sejak tadi bertengger di hidung mancungnya. "Kau di sini saja temani aku bekerja, rasanya sangat sepi kalau tidak ada orang lain di sini."

"Baru menyadarinya?"

Ku lihat Dimas hanya menipiskan bibirnya menanggapi sindiranku.

"Tadi kau pulang naik apa?"

"Naik... taksi." Jawabku terpaksa berbohong, tidak mungkin aku mengatakan yang sebenarnya kalau aku diantar oleh Tara.

Dimas mengangguk paham.

"Ada lagi yang ingin kau tanyakan?"

"Tidak ada."

"Baiklah kalau begitu," Aku yang berniat keluar pun lantas berbalik, tetapi sebelum aku mengambil langkah Dimas segera menahan pergerakanku.

"Kau ingin pergi kemana?"

"Kamar,"

"Kenapa? Tidak betah menemaniku di sini?"

"Aku hanya ingin istirahat, hari ini sangat melelahkan." Aduku dengan nada memelas.

"Nanti saja,"

"Lalu apa yang harus aku lakukan sembari menunggumu? Tidak ada Dimas! Rasanya membosankan!" rengekku.

"Kemarilah,"

Dalam sekejap Dimas menarik pinggulku sampai aku terduduk di atas pangkuannya. Berbanding terbalik denganku yang tengah tertunduk karena merasa malu, Dimas justru tampak tenang, ia seakan sudah terbiasa melakukannya pada wanita yang ia temui.

"Maaf,"

Mendengarnya, aku perlahan mengangkat kepala. "Maaf untuk apa?"

"Maaf karena aku sudah lupa menjemputmu tadi,"

"Tidak apa-apa, aku sudah terbiasa."

"Apa itu sindirkan lagi untukku?" tanya Dimas sambil mengangkat sebelah alisnya.

Aku tercekat. "T—tidak! Aku tidak bermaksud mengatakannya."

"It's okay," ucapnya sambil mengusap puncak kepalaku.

Aku mengedarkan pandangan ke segala penjuru ruangan, terus menghindari Dimas yang tak kunjung melepaskan arah netranya padaku.

"Petra,"

Aku berdeham.

"Can i kiss your lips?"

Refleks aku kembali membalas tatapan matanya.

"Ada apa?" tanya Dimas memasang wajah polosnya.