Anak Indigo adalah istilah yang digunakan untuk mendeskripsikan anak yang diyakini memiliki kemampuan atau sifat yang spesial, tidak biasa dan bahkan supranatural. Banyak orang yang menganggap bahwa orang Indigo selalu dikait-kaitkan dengan hal-hal mistis atau paranormal. Padahal, kemampuan mereka itu asalnya dari daya otak yang mampu bekerja lebih dibandingkan manusia pada umumnya.
Hal tersebut salah satu ciri-ciri Dina, Dina memiliki kemampuan melihat sesuatu yang tidak bisa dilihat manusia pada umumnya dan merasakan sesuatu yang akan dating dikemudan harinya. Tapi kenyataannya Dina belum menyadarinya hingga dia berumur 6 tahun. Dina merupakan anak ke 3 dari 3 bersaudara. Kedua saudarannya adalah laki-laki dan tidak tinggal bersama mereka karena sedang menjalani pendidikan mereka diluar kota. Dan ya keluarga Dina baru pindah dari Jakarta dikarenakan Ayah Dina pindah tugas, sehingga Ibu Dina juga pindah dan ditempatkan salah satu Puskesmas di Sumatera Utara. Ayah Dina bekerja sebagai seorang Prajurit TNI-AD sedangkan Ibu Dina seorang PNS. Dina dan orngtuanya tinggal di rumah Dinas yang diberikan pemerintah karena Ibu Dina dipercaya menjadi kepala Puskesmas tersebut. Dina belum sekolah karena pada saat itu tepat dipertengahan semester sehingga sekolah menyarankan Dina masuk ketika tahun ajaran baru dimulai.
Ayah dan ibunya belum mengetahui kemampuan anak mereka tersebut, Hingga pada suatu hari ayah dan Ibu Dina terkejut dengan apa yang Dina lakukan. Tepatnya pada Dini hari tepat pukul 01.00 WIB, Dina mengalami "Tidur Berjalan". Tetapi ini bukan "TIdur Berjalan" biasa. Dia berjalan sendiri keluar rumah sambil tutup mata dan berhenti didepan tiang bendera. Pada saat itu cuaca diluar terasa dingin, gonggongan anjing terdengar dari beberapa sudut. Rumah Dina bertepatan di area Puskesmas tempat ibunya bekerja. Ibu dan ayah Dina terheran-heran dengan apa yang dilakukan Dina. Dina seperti sedang bermain dengan beberapa orang tepat didepan tiang bendera depan puskesmas. Pada saat itu ayah dan Ibu Dina masi mengamati apa yang dilakukan Dina dari depan pintu rumah mereka dengan tidak mengganggu apa yang dilakukan oleh Dina. Dina terlihat tertawa-tawa sendiri dan kelihatan berbicara dengan beberapa orang. Dari bahasa yang Dina gunakan seepertinya Dina berbicara dengan anak-anak seumuran Dina. Tapi pada kenyataannya ayah dan ibu Dina tidak melihat apapun kecuali Dina dan tiang bendera yang tepat berada dihadapan Dina. Tiba-tiba terdengar suara Dina berbicara dengan nada kencang
"Tunggu Dina, Dina gak bisa terbang seperti kalian".
Setelah terdengar kalimat itu, Dina buru-buru lari kea rah dalam puskesmas. Dan ternyata tidak beberapa waktu kemudian Dina melakukan sesuatu hal yang tidak wajar, Dina seperti kesurupan. Dina mulai mengaung-aung dan mencakar-cakar lantai Puskesmas tersebut. Dengan sigap ayah dan ibu Dina lari menghampiri Dina dan membawa Dina masuk kerumah sembari memeluk dan menggendong Dina dengan erat dan berusaha menyadarkan Dina. Sesampai didalam rumah, Dina tiba-tiba membuka matanya dan berkata kepada ayahnya
"Yah, badan Dina sakit, Dina kok disini? Bukannya tadi malam Dina ada di kamar?".
Ayah Dina spontan memeluknya erat-erat dan berusaha menenangkan dan mengusap-usap punggung Dina sambil berkata
"Udah nak, gak ada apa-apa, sini ayah gendong, tidur saja lagi".
Dan akhirnya ayah dan ibu Dina tidur dengannya dikamar Dina sampai pagi.
Ayah dan Ibu Dina takut dengan apa yang dialami Dina. Dan merasa ada yang tidak wajar dengan apa yang dialami Dina. Namun, Ayah dan Ibu Dina masi berfikir bahwa apa yang dialami Dina hanya semacam "Tidur berjalan" biasa dengan disertai mimpi dan tidak ada yang perlu diselidiki lebih lanjut.
Keesokan harinya ternyata Dina demam tinggi disertai batuk yang berkepanjangan. Sudah berobat kesana kemari, dokter hanya mengatakan Dina demam karena batuk yang dialaminya. Dokter mengatakan penyakit Dina disebut "Batuk 100 hari" dan akan kembali normal setelah jangka waktu tersebut, atau tidak menutup sedikit kemungkinan sembuh lebih cepat. Dokter hanya memberikan resep obat biasa.
YOU ARE READING
Kisah Seorang Anak Indigo
TerrorDina dan orangtuanya baru menyadari kemampuannya di umur 6 tahun yang mengakibatkan orangtuanya membawa dia ke rumah "Opung" disalah satu desa yang bertujuan untuk mengurangi sedikit kemampuan yang Dina miliki.