satu

72 7 5
                                    

"kalian liat gak sih? tuh cewe culun banget sumpah"

"kok gw kayak gimana gitu liat dia"

"jan dekat dekat nanti lo ketularan virus kampungannya"

"jijik banget gue lihatnya"

"ngapain sih dia kok bisa keterima disini"

"namanya anak beasiswa, hahaha"

dan masih banyak lagi cemoohan yang tiap hari ku terima. bahkan bisa lebih parah darpada itu. dikunci digudang atau dikamar mandi, disiram air bekas pel atau bekas cucian, dikirimi barang barang yang sungguh menjijikan dilokerku. dicaci maki, ditindas, buku tugas yang kukerjakan dengan susah payah semalaman disobek tanpa rasa ampun, kacamataku dipecahkan, kaki dan tanganku diinjak injak. dan masih banyak lagi

aku duduk dibangkuku, bangku paling belakang pojok.

aku menunduk, mengamati penampilanku

sepatu yang telah robek diujungnya. baju seragam yang kebesaran serta sangat lusuh, kulit coklat kusam, kacamata bundar besar bertengger dihidungku, rambut dikepang dua, dan jerawat tumbuh subur diwajahku

aku tinggal bersama keluargaku, sebuah keluarga broken home. ibuku terbaring lemah sakit sakitan. ayahku tipe pemabuk keras! dia bahkan tidak mempedulikan keluarganya lagi. dia hanya bisa marah, marah, dan marah saat pulang kerumah. sedangkan adikku? aku tak tau dimana dia, dia hanya pulang seminggu sekali kerumah untuk menjenguk ibuku. adikku kebalikannya diriku. dia tampan, putih, tinggi, dan pintar, terkadang aku iri kepadanya. perusahaan keluargaku bangkrut, itu yang menyebabkan ayahku seperti itu

ayahku orang Korea sedangkan Ibuku orang Amerika, dan aku tinggal di Korea. bila kalian bertanya saudara keluargaku? mereka sudah tak menganggap keluargaku lagi, hanya karena keluargaku miskin, sungguh menyedihkannya dunia ini

aku tak punya sahabat disekolah ini, jangankan sahabat temanpun tak ada. saat ku mengajak berbicara mereka, mereka menatapku jijik

aku punya satu teman dimedia sosial, asal kalian tau disemua akun sosial mediaku tak menunjukkan apapun tentang kehidupan pribadiku, tempat foto profil yang tidak berisi apapun. dia cowok yang cukup ramah kepadaku. dia seumuran denganku, dan dia juga sering membantuku mengerjakan pr.

"cepet! beliin gue minum di kantin!" Suruh Jisoo, ketua team cheerleaders

"tapi kan udah masuk" belaku

"bodo amat! cepet berangkat sana!"

"tapi uangnya?"

"pake duit lo sana! sama beliin juga buat temen temen gue!"

aku berlari keluar kelas menuju mesin otomatis. aku membeli 10 kaleng jus.  tanganku terlalu kecil. aku kesusahan membawanya.

"butuh bantuan?" tanya seorang cowok yang sangat ku kenal

"Eunwoo?!"

change? -mygTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang