"Loh? Kamu bukannya beli minuman ya tadi?" tanya seorang gadis saat melihat pria itu kembali tidak membawa minuman. "Jatuh," Jawab Langit ala kadarnya. Sang gadis yang mengerti pun hanya ber oh ria saja. "Yuk pulang?" ajak Langit kepada Bulan lembut. "Capek?" tanya Bulan yang hanya di gelengi Langit. Bulan terlihat kesusahan berdiri dari kursi taman karena ia sedang menggunakan dress. Sehingga mau tidak mau Langit harus membantunya. "Trus?" tanya Bulan lagi. Langit yang jengah dengan pertanyaan Bulan pun hanya menarik napas panjang. "Pengen." Mereka berdua lalu berjalan kearah mobil Langit diparkir.
Lain di sana. Lain disini. Begitulah kondisinya sekarang. Langit yang tadinya menembak Bintang malah pulang bersama Bulan. Hal itupun tak luput dari pengamatan Bintang.
Flashback....
"Be mine. Gue nggak terima penolakan. Besok gue jemput." Langit pun pergi meninggalkan Bintang yang masih mematung mendengar ucapan Langit. Tak lama kemudian, Bintang pun sadar dari keterkejutannya dan berlari menyusul Langit. Walau tipis harapan bertemu dengan Langit, tapi ia harus berusaha agar bisa memperjelas ini semua. Dari kejauhan Bintang pun mulai melihat Langit yang berlari kecil kearah seorang gadis. "Siapa gadis itu?" tanya Bintang.
Bintang pun mulai memelangkan langkahnya sambil mengawasi pergerakan mereka berdua. "Kok mereka sweet gitu ya? Jangan jangan cewek itu pacarnya pria rese?" guman Bintang tanpa melepaskan tatapannya dari mereka. Dengan jelas Bintang bisa melihat pria itu memegang tanya gadis itu sambil membantunya berdiri hingga berjalan masuk kedalam mobil pria itu. "Wah wah, syukur deh aku lihat. Hampir tertipu aku sama tampang nya. "Dasar laki laki playboy!" hardik Bintang.
Flashback off....
Bintang pun berjalan gontai menyusuri setiap lorong yang ia lewati. Mengingat semua keterkejutan yang ia hadapi dari kemarin hingga sekarang. Membuatnya capek seketika. Pengen bobo. Tapi sayang, bukan dirumah. Huhuhu....
Mulai dari abangnya yang menyiraminya air sebaskom hingga di tembak tapi diselinkuhin. Eh, buka diselingkuhi tapi dijadiin selingkuh. Enggak deng. Membuat kepala Bintang berputar putar. Hingga setiap ada yang mengganggu perjalanan pulangnya, ia akan mememarahinya habis habisan walau itu benda mati.
Nih jalan panjang amat ya? Perasaan aku jalan terus kok nggak nyampai? Mungkin kah aku susah ada diakhirat? Racaunya nggak jelas.
Pip
Sebuah motor ninja berhenti disampingnya sehingga membuat Bintang ikut berhenti. Diliriknya pengendara motor itu dengan tatapan bingung.
1 menit
2 menit
3 menit
4 menit
5 menit,
Bintang masih menatap pengendara itu dengan tatapan bingung. Nih orang kok berhenti disini sih? Ojol pun bukan. Kalaupun ojol, akukan nggak mesan. Mungkin dia lagi nunggu seseorang. Jalan lagi aja deh.
Saat Bintang hendak berjalan, sebuah suara kembali menghentikannya.
"Kemana?""Pulang lah. Eh?! Ngapain kamu ngajak aku bicara?! Kita nggak saling kenal ya?!" Sewot Bintang. Saat Bintang hendak berjalan lagi, suara itu kembali menghentikannya. "Ngapain?"
Nih orang mau ngajak aku gelut? Ganggu amat dari tadi. "Pulang." Ucap Bintang sarkas. "Gue tau. Naik."
"Ngapain aku naik dimotor kamu?! Kenal aja enggak!" Pengendara itu pun melepas helm fullface nya. "Mau ngapain kamu?! Jangan macam macam?! Aku... aku... aku yang punya indonesia."
KAMU SEDANG MEMBACA
Diary Us
Teen Fiction(On going) "Kamu jahat, Lang?! Kamu tega sama aku?! Aku benci sama kamu?!" teriak gadis itu sambil memukul pria di hadapannya. "Maafin aku, sayang. Aku tidak bisa melepas kalian berdua. Kalian berdua penting dalam hidupku." "Shit! Kamu itu egois, La...