Chap 29

30.3K 2.6K 578
                                    

"Hyung, ada sesuatu yang ingin kutanyakan" ucap Jimin.

Yoongi menaikkan alisnya dan menatap Jimin dari balik layar laptopnya. "Wae?"

Jimin menelan ludahnya susah payah, dia gugup. "Soal... soal Hyung dimalam hari"

Yoongi menyeringai senang. "Kita sudah sepakat soal harga yang harus kau bayar untuk bertanya" Yoongi menatap tajam pada Jimin sambil bersandar disandaran kursi. Matanya menatap naik turun dari ujung kaki sampai ujung kepala Jimin dengan penuh minat.

"A-aku tau" ucap Jimin berusaha tenang.

"Bagus kalau begitu. Apa pertanyaannya?" Yoongi tersenyum lebar.

"Beritahu aku soal orang-orang yang berasal dari masalalumu, Hyung"

Yoongi mengernyit. "Maksudnya?"

"Orang yang pernah... yang pernah tidur denganmu" ucap Jimin pelan. Saat mengatakannya ada perasaan tercubit yang Jimin rasa.

Yoongi mendengus tak percaya mendengar pertanyaan Jimin. "Dari semua hal yang bisa kau tanyakan, kau memilih itu, Park Jimin?"

"Aku perlu tau, Hyung" ucap Jimin gentar.

"Aku kehilangan minat. Aku sedang tidak ingin malam ini" Yoongi menutup laptopnya begitu saja, berjalan melewati Jimin keluar dari ruang kerjanya.

Saat ingin membuka pintu, Yoongi merasa seseorang tengah memeluk perutnya dari belakang.

"Hyung..." rengek Jimin.

"Berhenti merengek, Jimin."

Mendengar nada dingin yang dipakai oleh Yoongi, Jimin perlahan melepas pelukannya diperut Yoongi. Dia takut.

Tanpa bicara lagi, Yoongi berjalan keluar ruang kerjanya, membiarkan Jimin terdiam sendirian disana.

.

.

.

KOI NO YOKAN-2

.

.

.

Stella menatap tak percaya pada Jimin setelah mendengar cerita Jimin yang baru saja Jimin utarakan. Berkali-kali Stella menghela nafas dan tidak tahu harus bagaimana dia menghadapi situasi yang Jimin buat sekarang.

"Mommy, katakan sesuatu..." ucap Jimin sedih.

"Kitten, Mommy benar-benar tidak tau harus bagaimana" Stella menghela nafas lagi. "Dengar, Nak, pertanyaanmu itu bisa saja membuat Yoongi tersinggung. Wajar kalau Yoongi marah. Kau seperti tidak percaya padanya"

"Tapi aku punya alasan melakukan itu, Mom"

"Oke, apa alasannya?" Stella melipat tangannya di dada.

"Ada... eum.."

"Ada jalang yang mengganggunya?" tebak Stella.

Jimin menunduk sedih dan mengangguk pelan.

Stella memutar bola matanya. "Kitten, kalau kau curiga pada Yoongi karena ada jalang yang muncul, kau harusnya mengkonfrontasi jalang itu, bukan Yoongi. Apalagi bertanya dengan pertanyaan seperti itu, jelas saja Yoongi marah"

Jimin menunduk lagi, tangannya bergerak memeluk Mino yang duduk dipangkuannya makin erat, sementara bayi itu masih sibuk sendiri mengigiti potongan apel ditangannya yang sudah banjir air liurnya.

"Aku hanya takut, Mom" cicit Jimin sambil memainkan sedotan dalam gelas jusnya.

"Apa yang kau takutkan? Percaya pada Mommy, Yoongi sangat mencintaimu, maksudku kalian" koreksi Stella saat Mino menatapnya polos. "Iya, monyet kecil, Mimo juga mencintaimu, jadi cukup dengan tatapan itu, nak. Kau membuat Mimo merasa bersalah"

KOI NO YOKAN-2Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang