Postingan I | 8

978 102 30
                                    

Calum Scott
🎶🎶🎶You Are the Reason

🍒🍒🍒

'Kamu katakan pada langit, bahwa sedang merindui kebahagiaan bintangmu. Dan kukatakan pada bintangmu, bahwa aku siap membawamu berkeliling bersama, dalam kebahagiaan. ~Akasa Alfarellza.'

Christel menyesap coklat panasnya. Lalu kembali melihat ke arah langit dari rooftop rumah keluarga Prasiarkana. Beberapa hari lagi Tobias dan Rescha akan ulang tahun, dan Bella memaksanya untuk tetap tinggal sampai hari itu.

Seperti dugaan Christel, Bella dan Rana tidak akan membiarkan acara ulang tahun anak-anaknya terlewati begitu saja tanpa acara apa-apa.

"Ngelamun?" Christel langsung menoleh. Mendapati Rana yang sudah tersenyum ke arahnya, seraya ikut bersandar di pagar pembatas rooftop.

Christel hanya tersenyum sambil menunduk sekilas. Hawa malam itu sedikit dingin. Sepertinya akan turun hujan.

"Ini kayak deja vu buat aku." Christel melihat Rana yang memandang lurus ke arah depan. "Dulu aku sama Alta sering ngobrol berdua kayak gini. In random times."

Ibu dari Tobias dan Rescha tersenyum kecil. "Tapi Alta lebih sering duduk di pinggir kolam renang." Kekehan terdengar dari perempuan berwajah arab itu setelahnya.

Hal ini yang baru Christel sadari. Sepertinya, hanya dia yang masih terpuruk setelah kepergian Alta. Lihat saja Rana yang bercerita soal Alta tanpa beban. Seolah segala yang pernah dilaluinya bersama Alta baru saja terjadi.

"Alta udah berjuang untuk bertahan sekuat itu. Rasanya gak adil kalo kita yang menyayangi dia masih terluka karena kehilangan."

Rana menatap Christel dengan senyum kecil. "Alta juga sangat menyayangi kita, Tel. Dan dia mau kita menjalani hidup sebaik mungkin, dengan atau pun gak adanya dia."

Christel masih diam. Menatap Rana yang bahkan terus tersenyum menyebut nama Alta. Beda dengan Christel yang sekarang merasakan panas di matanya.

"Melanjutkan hidup, berbeda dengan melupakan. Setiap sudut rumah ini adalah saksi bahwa Alta bersama kita saat itu. Kalo itu tentang melupakan, rasanya gak mungkin. Tapi bukan kesalahan kalo kita kembali melanjutkan hidup dengan baik untuk ngebuat Alta 'tidur' dengan tenang di 'sana'."

Christel merasakan genggaman di tangannya. Dilihat Rana yang tersenyum semakin lebar.

"Jangan lupakan Alta. Karena itu kamu harus menjalani kehidupan kamu tanpa dia." Bulir bening itu jatuh dari manik Christel.

Rana menepuk pelan lengannya. Menenangkan Christel yang sekarang tertunduk dalam isakkan.

"Christel." Panggilan itu membuatnya kembali melihat perempuan yang masih tersenyum lebar di depannya.

"Soal Akasa. Dia temen aku dari SMA dulu. Aku kenal dia udah lama. Untuk pertama kalinya, aku ngeliat dia ngejar-ngejar wanita sampai selama ini. Kamu tahu seberapa gantengnya anak itu, kan? Gak mungkin ada perempuan yang gak tergila-gila sama dia. Tapi dia malah terus berdiri di belakang kamu, menunggu sampai kamu menoleh ke arahnya."

Christel hanya diam. Menelan airmata yang masih berdesakkan untuk jatuh.

"Aku yakin, dia gak akan nyakitin kamu. Juga gak bakal berani buat kecewa keluarga Prasiarkana karena ngebuat menantu kesayangan terluka."

Rana tertawa pelan. Mengusap bahu Christel sambil berlalu. Meninggalkan Christel yang mencengkram gelas coklat panasnya kuat.

***

Je t'Aime AUSSI (sekuel Je t'Aime) [Sudah Terbit]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang