chapter 2

211 44 2
                                    


Pusing.

Jihoon hanya mendapat tantangan biasa dari temannya namun kenapa dia sepusing ini memikirkannya? Bukankah dia tidak tertarik dengan Kang Daniel? Tapi kenapa sesulit ini?

Apa karena-

Flashback

Jihoon sedang berlari lari kecil dikoridor sekolah. Sampai tiba-tiba dia menabrak seseorang didepannya

"Ya! Kenapa berhenti ditengah jalan?" Jihoon berteriak pada orang yg ditabraknya.

"Kau yg menabrakku bodoh!" teriak orang itu

"Aku tidak akan menabrakmu kalau kau tidak ditengah jalan!" kata Jihoon ngotot

"Kau tidak akan menabrakku kalau kau melihat jalan!" timpalnya tak mau kalah

"Heh orang aneh! Kau bukan murid sini kan? Lebih baik kau tidak berurusan denganku" ancam Jihoon

"Kita lihat nanti siapa yg harusnya mundur" sarkas Daniel tepat didepan wajah Jihoon yg membuat Jihoon tanpa sadar menahan nafas beberapa detik. Bahkan , nafas Daniel tepat mengenai pipi mulus Jihoon yg sedikit memerah menahan amarah.

"Kau cantik juga" seru Daniel dengan senyum miring yg sulit diartikan

"Gila" kata Jihoon lalu berlalu begitu saja meninggalkan Daniel dengan senyum kesenangan

Flashback end.

Jihoon menendang-nendang udara didepannya. Mata bulat nya terlihat cemas dengan bibir merah yg digigit berulang-ulang hingga membuatnya sedikit bengkak.

"Aku butuh udara" kata Jihoon. Kemudian, memutuskan untuk keluar dari apartemennya menuju ke sebuah minimarket di persimpangan jalan. Mencari ramen dan sosis untuk menemaninya duduk sendiri dimeja panjang pojok minimarket.

"Halo sunbae, ini adalah nomorku aku harap kau menyimpannya" Jihoon sedang sibuk bermonolog sendiri seakan-akan Daniel dihadapannya. Mata bulatnya terlihat panik saat dia melihat bayangan seseorang di kaca minimarket yg memantul. Tanpa sadar ia menahan nafas saat bayangan itu berjalan mendekatinya, sampai suara berat pemuda itu terdengar dibelakangnya

"Apa yang kau lakukan?" Tanya nya pada Jihoon yg sedang sibuk makan sosis dengan terburu-buru. Menghilangkan kegugupan.

"Menurutmu?" jawab Jihoon ketus

"Menghilangkan stress"

"Sok tau,"

"Aku mengatakan itu pada diriku sendiri. Aku sedang menghilangkan stressku" jawab nya santai tanpa pikir panjang. Membuat Jihoon merasa jadi orang paling bodoh karna ia pikir jawaban itu untuk dirinya.

"Benar-benar kau tiang lapangan " Jihoon mendelik tajam kearah Guanlin yg dibalas cengiran

Guanlin tersenyum geli mendengar panggilan Jihoon untuknya. Terkesan mengejek, tapi Guanlin suka.

''Ya tuhan jantungku"batin Jihoon saat melihat senyum Guanlin yg cerah menampilkan dimple nya yg dalam dan menambah kesan manis diwajahnya.

Guanlin tampak memikirkan cara agar dia masih bisa berbincang dengan Jihoon.

"Kau akan mempersiapkan apa untuk pertunjukan tahunan?" Tanya Jihoon pada Guanlin yg sedang menyesap kopi susunya sambil bermain handphone.

"Seperti biasa, piano" jawab Guanlin santai

"Lagu apa yg akan kau bawakan?" Tanya Jihoon antusias dengan mata yg berbinar

"Kiss the rain dari Yiruma" sahut Guanlin bangga

"Woah daebak" jawab Jihoon dengan mata membulat sempurna dan bibir terbuka membuat Guanlin tidak bisa menahan untuk tidak mencubit pipi gembil Jihoon

"Aku pernah mendengar lagu itu sangat menyentuh dan dibuat khusus saat Yiruma memiliki anak. Apa benar?"

"Sepertinya iya, kau tanyakan saja padanya" kata Guanlin asal tapi memancing pertanyaan bagi Jihoon

"Apa dia akan menjawabku bila aku bertanya?" Tanya Jihoon polos

"Mungkin" jawab Guanlin tidak yakin. Lagian mereka tidak mungkin kan bertemu Yiruma dalam waktu dekat?

"Suatu hari aku akan bertanya padanya" seru Jihoon

*******************UMEDA********************

Hari ini Jihoon bertekad menemui Daniel. Dia akan menyelesaikan misinya. Ya misi. Terlalu berat bila disbanding sebuah tantangan game. Ini benar-benar mengusik pikirannya. Dia harus menyelesaikan agar otaknya ringan lagi.

"Tidak masalah Jihoon. Hanya memberikan nomormu padanya. Lalu kau bisa merubah nomormu bila dia mulai menghubungimu" Benar. Jihoon bisa merubahnya. Tapi bagaimana jika Kang sombong Daniel itu tak menghiraukannya? Bagaimana jika dia malah memarahi atau mengejeknya di depan kakak kelas yg lain? Bisa saja kan?

Gugup. Jihoon benar-benar gugup dengan dirinya

Menjalankan tubuhnya agar segera naik ke lantai dua dimana kelas Daniel berada. Berkali-kali meniup poni dan mengacak asal rambutnya. Meyakinkan dirinya sekali lagi sebelum masuk ke kelas Daniel yg cukup ramai meskipun itu jam istirahat, sepertinya mereka nyaman dikelas daripada harus turun ke kantin.

"Permisi, aku mencari yg namanya Daniel." Kata Jihoon agak ketus. Sepertinya ketus benar-benar senjatanya agar tidak terlihat gugup. Jihoon nampak membasahi bibir merahnya saat melihat Daniel mendongak dari tempat duduknya di pojok kiri belakang kelas disamping jendela yg terbuka sedikit. Melihat dengan jelaas bagaimana cara berjalan Daniel saat menyadari Jihoon yg mencarinya dan memperlihatkan raut wajah yg sulit diartikan. Jujur saja Jihoon hampir saja lari keluar kelas itu dan menuju toilet saking gugup dan takutnya. Tubuh tegap itu perlahan mendekatinya dan memasukkan kedua tangannya di kantung celana sekolahnya.

"Bisa kita bicara?" Tanya Jihoon pada Daniel di hadapannya yg dibalas anggukan samar dari Daniel

"Ada apa?" Tanya Daniel pada Jihoon yg sedari tadi hanya diam dan menggigiti bibirnya sampai memerah. Mereka sedang berdiri di depan kelas Daniel dan melihat kearah lapangan basket

"Eummm" gumam Jihoon

"Waktu istirahat akan berakhir, katakan apa maumu dan kembali ke kelasmu" kata Daniel datar tanpa melihat Jihoon yg mendongak menatapnya terkejut

"Halo sunbae, ini nomorku. Simpanlah " kata Jihoon sambil memberikan secarik kertas yg dilipatnya menjadi empat bagian berisikan nomornya.

"Ya, baiklah" Daniel menerimanya langsung dan itu membuat Jihoon sedikit lega

"Terima kasih sunbae, aku kembali dulu" ucap Jihoon lalu pergi begitu saja dari depan kelas Daniel tanpa memperhatikan Daniel yg tersenyum

"Astaga, apa aku mimpi?" seru Daniel setelah melihat Jihoon berbelok lalu turun ke lantai bawah.

Bibirnya merah, matanya indah. Daniel terkekeh membayangkan wajah Jihoon yg memerah tadi

"Kau milikku sugar.." batin Daniel dengan senyum tipisnya

TBC

Vomentnya gaes biar aku update nya rajin

Umeda {nielwink}Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang