Bagas POV
Pandanganku mengedar ke setiap penjuru Universitas tempat ku menuntut ilmu dan mengembangkan daya cipta kemampuan ku. Namun tujuan ku mengedarkan pandangan bukan untuk mencari ilmu, melainkan mencari seseorang yang selalu memenuhi galeri foto di dalam kamera ku.
Aku pun memanfaatkan kamera yang sekarang sudah aku anggap sebagai teman setia ku yang selalu aku kalungkan di leher ku dan menggantung bebas di depan dada ku. Aku sesekali memperbesar lensa kamera ku dan menggunakan itu untuk mempermudah mencari seseorang yang ingin sekali aku temukan.
Dari gerbang masuk sampai taman belakang sekolah aku mencari keberadaannya. Bahkan sampai aku memasuki gedung Fakultas Sains, tapi tetap saja nihil.
Nafas ku semakin memburu dan pandanganku tak lepas mencari dan menerka semua orang yang aku anggap mirip seperti dia. Namun semua seakan sia-sia karena sampai siang ini aku tidak menemukannya.
Banyak alasan ku mencarinya, dan tentunya banyak hal yang harus dia tau. Aku masih sangat gelisah jika sampai detik ini aku masih belum menemukannya.
Apakah mungkin dia ada jadwal kuliah sore sehingga dia tidak ada di tempat kuliah sampai siang ini? Mungkin saja, tapi entah mengapa aku ingin sekali bertemu dengan dia secepatnya.
Jika memang dia ada jadwal sore, baiklah aku ikhlas harus menetap di kampus sampai sore hari. Bahkan jika tidak ada juga, aku rela tetap menunggu sampai hari berubah menjadi gelap.
Aku memilih untuk mengistirahatkan diriku di tempat dimana pertama kali aku menyapanya. Dimana aku memberanikan diri untuk mendekatinya setelah aku tidak sengaja bertemu dengannya di sebuah pameran seni.
Bahkan sampai sekarang pun aku masih tidak mengerti kenapa aku bisa dengan tidak sengaja memotret dirinya dibalik sebuah kaca besar yang melindungi sebuah lukisan indah, niat ku saat itu adalah memfokuskan lensa kamera ku pada lukisan itu saja. Tapi beruntungnya aku memiliki kamera yang mengerti dengan keadaan, hasilnya adalah wajah cantik dia tidak buram sama sekali bersama dengan lukisan indah itu.
Berkat lukisan indah itu, dan tentunya teman ku yang selalu setia menemani ku untuk mengambil gambar di setiap pergerakan dia, bahkan sampai kejadian kejar-kejaran kemarin.
Aku tersenyum melihat gambarnya di dalam kamera ku, namun satu pertanyaan muncul dengan tiba tiba di kepalaku.
Siapa namanya?
♡♡♡
KAMU SEDANG MEMBACA
Sherly
Short Story[COMPLETE] Terkadang jika kita terlalu menikmati hidup, kita lupa dengan akhirnya. Maka dari itu, aku tidak pernah mau menikmati apa itu hidup dan apalagi jika mengetahui akhirnya. Aku terlalu sibuk jika untuk menikmati hidup, masih banyak hal yang...