(23) OKE! KITA SEIMBANG

25 10 0
                                    

Kalo Baca dapet pahala lho..

Perubahan wajah Alexa mulai terlihat saat ia telah menghabiskan satu gelas penuh wiski yang diberi Dion. Ia tertawa layaknya orang mabuk.

"Owh..ini nikmat sekali! Aku menginginkannya lagi!" Alexa menyodorkan gelasnya

"Sudah cukup Alexa! Kau tapi tak menginginkan ini bukan?" Dion meletakkan gelasnya kebelakang

"Jadi bagaimana?? Aerlyn??!" Dion menggenggam tangan Alexa kuat

"Hah..." Alexa mulai merasa cemas dengan wajah yang terlihat mabuk

"Jujur saja! Kau Aerlyn kan?" Dion mendekatkan wajahnya

Pikiran Alexa kacau, walaupun sekarang kondisinya lebih dikatakan 'mabuk' tapi pikirannya belum sepenuhnya begitu.

Alexa spontan melepaskan genggaman Dion karena cemas. Ia berlari dengan cepat.

Dion mulanya diam ditempat. Ia tahu kondisi orang mabuk itu seperti apa, bahkan untuk berjalan saja tidak seimbang.

"Hallo Laily? Katakan ke nyokap Aerlyn kalo dia nginep dirumah Lo malam ini!"

"Jadi bener itu Aerlyn? Oh..astaga! Hm...oke, nanti gue kasi tau! Tapi gue tolong banget sama Lo jaga Aerlyn baik-baik ya!" Jelas Laily

Dion mematikan ponselnya dan mulai berlari. Benar saja, Alexa terjatuh di tanah dengan posisi bersimpuh.

"Kenapa Lo buat kek gini? Apa yang Lo pikirkan?" Dion duduk berlutut menghadap Alexa

"Ini jalan gue! Lo gak berhak sama sekali urusan urusan Lo kan?" Alexa membuang muka

Dion seketika memeluknya. Ia mulai merasa menyesal dalam pelukannya.

"Gue sayang sama Lo Aerlyn! Gue takut banget kalo Lo kenapa-napa!" Jelasnya

"Tolong kasi gue alasan kenapa selama ini kau menyembunyikan ini?" Dion menghadapkan wajahnya

"Karena gue mau tenang! Itu aja! Tolong jangan ikut campur! Lo bukan siapa-siapa gue!!" Aerlyn bangkit lalu membalikkan badannya

"Udah jelas gue bilang kan? Kenapa Lo jadi egois kek gini? Gue suka sama Lo! Dari awal udah gue kasi tau kan? Udah gue pergi!" Aerlyn melangkah, tapi langkahnya seketika goyang dan hampir terjatuh

Seketika Dion langsung bertindak dan menangkap Aerlyn sebelum benar-benar jatuh ketanah.

"Ah..gue banyak banget minumnya! Makasi udah bikin gue kek gini!" Aerlyn memegang kepalanya yang mendenyut keras

"Buka mata Lo Aerlyn! Tolong! Sekali ini aja Lo bisa nerima gue! Gue sayang sama Lo dari awal! Gue buat semua ini biar Lo ngerti, buat Lo bisa gak sembarangan bohong sama siapapun!" Jelas Dion

"Hiks..hiks..."

"Uhuuu..Dion!! Gue sebenernya takut banget! Gue gak tau mau ngapain lagi, semuanya gak adil! Gue mau lepas dari psikopat hina itu!!" Teriak Aerlyn dalam tangisannya

"Huh..maaf Aerlyn, gue gak tau apapun tentang masalah Lo, setidaknya ceritalah sedikit!" Dion menyentuh pipi Aerlyn lembut dengan mata yang berkaca-kaca

Reaksi Aerlyn pun berubah. Karena memang dari awal ia memiliki masalah kepribadian.

"Tolong jauhin gue dari bokap yang gila itu! Gue gak tahan!!" Aerlyn menutup telinganya seolah-olah bayangan tentang tindakan kriminal yang dilakukan ayahnya teringat jelas dipikirannya.

"Hah? Tunggu..iya,, sekarang gue ngerti!" Batin Dion

Dion mencoba menenangkan gadis belia ini. Ia menegakkan tubuh gadis yang terurai air mata itu.

"Maaf! Maaf selama ini gue gak tau!!" Dion kembali memeluk Aerlyn

"Makasi sudah jadi yang terbaik buat gue! Gue...ha.."
.
.
.

"BRUKK.."

"AERLYN SADARLAH!!"

______________________________________________

"Udah gue bilang kan? Aerlyn tuh gak kuat sama kek ginian!! Lo kebangetan deh! Gimana kalo dia kenapa-napa??" Celoteh Laily dengan suara yang keras

Dion menutup telinganya, ia sama sekali tidak tahan mendengar celotehan Laily yang lebih mirip sama guru piket yang sedang memarahi siswa yang terlambat.

"Mendingan pagi-pagi Lo datang kemari! Samperin Aerlyn biar lebih tenang, gue juga salah sih, tapi salah gue itu gue bisa dapet kebenaran dari Aerlyn!" Dion menghela napas.

"Bokapnya psikopat kan? Kenapa gak kasi tau? Dari awal emang gue curiga sama kalian, kenapa dirahasiakan?" Suara Dion mulai melambat

"Soal itu..." Laily menggaruk tengkuknya
"Ya! Gue sebenernya emang mau kasi tau..tapi gue takut Aerlyn mau atau gak!" Laily tertunduk

Kecurigaan Dion selama ini terbukti benar, ia hanya bisa memandang pasrah kearah gadis cantik itu yang tengah terlelap. Seolah-olah ia merasa bersalah atas apa yang terjadi.

"Huh..datengin aja besok!" Kata Dion lirih

"I-iya..hm, btw rumah Lo dimana ya? Waktu itu gue sempet liat Lo turun disebelah gang apartemen Aerlyn!" Tanya Laily

"Tunggu aja disana besok! Besok ada yang bakal kasi tumpangan ke Lo!" Jawab Dion

"Oke! Bye!" Laily menutup saluran teleponnya

.
.

Diatas ranjang yang besar itu Dion memandang gelisah. Wajah Aerlyn juga mengatakan hal yang serupa.

Tubuh gadis itu menggeliat. Matanya spontan terbuka dan membuatnya juga langsung terduduk.

"Gue ada dimana??" Aerlyn melihat sekitar dengan ketakutan

"Tenang Lyn! Ini cuma rumah gue! Lo istirahat aja!!" Spontan Dion berdiri

"Tapi...."

"Udah tidur aja! Urusan besok ntar diurus ya! Gue mohon Lo istirahat aja!" Pinta Dion sekali lagi

Aerlyn akhirnya mau menuruti perkataan Dion. Tubuhnya ia rebahkan dan kembali ke posisi sebelumnya yaitu terlelap.

Dion melihat Aerlyn dari ambang pintu. Setidaknya hari ini ia tahu apa yang dirasakan Aerlyn dan semuanya pasti akan baik-baik saja.

"Cukup untuk hari ini!" Batinnya

______________________________________________

...

Laily pov

Kenapa Aerlyn mau berkeliaran malam-malam kek gini ya? Apa yang dipikirkan Aerlyn? Huh..gue sama sekali gak nyangka dia bakalan lepasin bebannya tanpa berpikir?

Tapi, tau gak readers? Selain gue mikirin tentang temen atau saudara bisa dibilang, gue juga ada satu masalah lagi yang musti gue hadangin. Ya, bentar lagi Arka pergi. Hu..hu..(nangis beneran). Tolong bantu gue biar kuat ya.

"Meow..khrrr!"

Ah! Lulu!!!

Gue angkat tubuh kucing yang gue kasi nama 'Lulu' itu, gue letakkan diatas perut dalam kondisi terlentang.

Hehe..gue gak cerita sebelumnya ya? Maaf deh, selain gue sering mainin game online, gue juga sering kok ngacak-ngacak bulu kucing kesayangan gue, moga aja pas Arka pergi Lulu bisa jadi obat biar gue tetap kuat meskipun Arka pergi.

Swing..

Huh..bisa gak tuh? Huaaa...(tidur ceritanya)

....

Ya gitu deh..Lulu dan Laily pun tertidur diranjang empuk itu karena memang sekarang sudah larut sekali. Lebih tepatnya lewat dari pukul satu malam.

.
.
.

"Besok gue bakalan nembak dia!" Gumam Dion sembari melihat langit

"Moga Aerlyn bisa jinak! Eh,,maksudnya Aerlyn gak buat kek gini lagi! Bagaimanapun gue emang suka dia sejak awal!"

"Hoammm..."

***

To be continued
.
.
.
Oke! Voment

Hold Me [End]✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang