[1] aku, dirimu, dirinya

2.3K 329 46
                                    

Mahasiswi dengan kemeja peach berlengan, celana panjang hitam dan totte bag yang di letakkan di atas meja kantin yang ia duduki bersama tiga temannya itu bernama Doyeon. Lengkapnya Doyeon Kamilia Novian.

Keluarganya memanggilnya 'Doyeon' atau 'Doy' lebih singkatnya. Begitu juga dengan semua teman-temannya.

"Gue Doyeon."

Begitulah ia selalu memperkenalkan dirinya di mana pun dan kapan pun.


Kalau pun ada yang memanggilnya dengan nama lain, itu hanya satu, yang tidak lain tidak bukan adalah..


"MILIIIIAAAA..!"

Lelaki bertubuh jangkung yang selalu setia memakai sepatu kets putih, yang sekarang sudah berubah warna menjadi abu-abu kecoklatan, dan tas ransel hitam yang sekarang berdiri di area masuk kantin.

Sambil melambaikan tangannya dan menatap Doyeon dengan senyum sumringahnya.


Siapa lagi kalau bukan Lucas Mahavira Aridylan.

Mahasiswa yang sudah cukup terkenal di kalangan mahasiswa lain di fakultasnya itu, bukan karena prestasinya, tapi karena setiap jam istirahat, satu orang itu selalu membuat kehebohan, entah di kantin, di koridor kampus, di koperasi mahasiswa, di wilayah sekre kampus atau bahkan di dalam ruangan saat kelas berlangsung.


"Hai, Milia!"

Lucas yang entah sudah sejak kapan berjalan mendekat dan sekarang duduk di samping Doyeon sambil menatap gadis di sampingnya, masih dengan senyum yang sama seperti sebelumnya.


"Hai." Balas Doyeon singkat.

Bukannya Doyeon tidak ramah. Bukannya Doyeon tidak mau berbaik hati dan menyapa balik teman sesama kampusnya.

Tapi, siapa yang tidak risih kalau setiap hari jadi pusat perhatian orang-orang satu fakultas.

Masih untung Doyeon mau membalas sapaan Lucas. Kalau itu orang lain, mungkin belum apa-apa, Lucas sudah diusir duluan, disiram pakai air cucian kotor kalau bisa.


"Aduh, kok jadi panas ya di sini."

"Aura negatif detected, nih."

"Yuk, Doy, pergi aja dari sini."


Selalu seperti ini.

Kehadiran Lucas sepertinya selalu dan tidak akan pernah diterima oleh orang-orang di sekitar Doyeon.

Terlebih tiga temannya itu. 

Yoojung, Sohye dan Mina.

Sebenarnya kurang satu lagi, Somi, yang sekarang masih berjuang untuk menempuh Ujian Nasional.

Mereka benar-benar menganggap Lucas seperti kecoa yang harus cepat-cepat dimatikan, seperti bungkus makanan bekas yang harus secepatnya diangkut ke tempat pembuangan sampah, seperti parasit yang harus segera disingkirkan.


Padahal, apa salah Lucas pada mereka?


"Lo pada aja pergi, gue mau ngobrol dulu sama Milia."

Lucas langsung mendapat tatapan tajam dari ketiganya, "Hih, ngapain, sih, lo deket-deket Doyeon terus?!"

Lucas menghela nafasnya malas, "Urusannya sama lo apa?"

"Doyeon itu udah punya-"

"MAS YOUNGMIN!"


Mampus. Pawangnya datang.


Lucas yang tadinya lancar banget buat ngomong lebih-lebih tebar pesona sama Doyeon, tiba-tiba langsung diam.

Ya bagaimana tidak, rasanya seperti bocah kampung yang ketahuan nyolong mangga punya tetangga. Tidak bisa berbuat apa-apa, tapi juga tidak bisa ke mana-mana.


Di depannya, Mina, Yoojung dan Sohye sudah puas menertawakan Lucas.

"Mampus lo!"

"Tampol aja, mas!"

"Kebiasaan!"


Sebelum kejadiaan yang tidak diinginkan terjadi, Lucas cepat-cepat berdiri dari duduknya, "Anak itik, ikut pemilu. Milia cantik, Dylan pergi dulu."

Dan Lucas lansung menjauh dari meja kantin yang mereka duduki, setelah sebelumnya menepuk pundak Youngmin lebih dulu.


Bukan raut wajah kesal. Bukan raut wajah marah. Juga bukan raut wajah cemburu yang didapati Doyeon dari Youngmin.

Lelaki itu malah tampak tertawa dan terlihat terhibur dengan sikap Lucas barusan.


Aneh memang.

Tapi, bukan sekali dua kali lagi Youngmin bersikap seperti ini.


Entah Youngmin menganggap sikap Lucas pada Doyeon hanya main-main atau karena hal lain yang tidak Doyeon ketahui.

Karena Youngmin tidak pernah mengatakannya. Karena Doyeon juga tidak pernah bertanya sebelumnya.


"Mas! Mas Youngmin kok diem aja, sih, tiap liat si Kulkas?"

Youngmin mengerutkan dahinya, "Ya, terus mau gimana?"

"Ih! Mas Youngmin, kan, tau kalo si Kulkas gak pernah absen buat godain Doyeon. Mas Youngmin gak cemburu apa?"


Sebelah alis Youngmin terangkat, "Siapa bilang?"

"Iya, kalo Mas Youngmin emang cemburu, kenapa didiemin terus, sih? Gue aja gedeg, mas, liatnya."

"Seru aja, hahaha!"


Sepertinya Youngmin memang menganggap sikap seorang Lucas Mahavira Aridylan hanya sebuah candaan.

Atau karena ada hal lain?


"Mas, kamu gak naksir sama Lucas, kan?"

Dan satu kalimat tak terduga yang dilontarkan Doyeon sukses membuat Youngmin tertawa dua kali lipat lebih keras lagi.




miles & smile





miles & smile― lucas ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang