04

4.9K 496 28
                                    

Bayangkan aja ini pas Gilang lagi iseng sama adeknya.

>>>>>>>>

Rama tidak habis pikir, ini pertama kalinya Lulabi adik penurutnya itu melakukan perbuatan yang tidak pantas. Sebenarnya Rama yakin ada sesuatu yang tidak beres.

Lulabi adiknya sangat penurut dan baik, mereka yang mengajarkan Lulabi untuk selalu menjadi orang baik, pasti ada yang salah disini.

Pria tampan dengan wajah dingin itu mengetuk pintu ruang guru. Pintunya sebenarnya tidak tertutup tapi ini lebih sopan bukan?

Meira tersenyum lembut menyambut kedatangan wali Lulabi lalu mempersilahkannya masuk. Rama melihat adiknya berdiri dengan tertunduk takut, tapi bukan itu yang membuat pria itu sedikit kaget. Tapi pemuda yang berdiri disamping adiknya yang membuatnya langsung mengerti. Adiknya memang baik tapi orang-orang disekitarnya belum tentu baik bukan?

Rama mengepalkan tangannya, pilihan yang tepat dirinya yang datang kesini. Kalau Gilang yang kesini sudah dapat dipastikan Petir akan babak belur.

Rama duduk setelah menatap mata Petir yang menampilkan sorot yang sama dinginnya dengan dirinya. Tidak sampai satu menit wali Petir datang. Naga orang sibuk tapi dia terpaksa datang untuk menyelesaikan masalah anak keduanya itu. Dan akhirnya mereka duduk bersama diruang guru.

Meira menceritakan masalah dua pemuda yang menurutnya sedang dimabuk cinta itu. Rama mencoba menahan amarahnya. Kekuasaan Naga sedikit banyak menyelamatkan kedua remaja itu. Rama dan Naga meminta maaf lalu setelah 30 menit berbincang keduanya diskors selama 3 hari.

"Saya minta maaf atas nama Petir kepada pak Rama." Ucap Naga rendah hati.

Rama tidak menyambut uluran tangan pria dewasa dihadapannya malah lebih memilih menarik adiknya pergi. Namun langkah Rama terhenti saat Petir melepaskan paksa genggaman erat Rama.

"Jangan buat gue nguliti lo sekarang." Katanya dingin.

Petir tersenyum miring. Petir malah memperlihatkan genggaman penuh cinta.

"Petir! Lepaskan Lulabi sekarang!"

Petir tidak bergeming. Lulabi menatapnya dengan menggeleng.

"Dia calon istri gue, jadi sebagai tunangan-"

"Jangan mancing amarah gue." Kata Rama dingin.

Petir malah terkekeh. "Gue mau nikahin dia, lo cukup bersiap jadi kakak ipar gue."

Lulabi menggeleng keras saat Rama menatap keduanya. Dengan cepat Rama mencengkram kerah seragam Petir. Menarik bocah nakal itu hingga kedua mata tajam itu saling menatap penuh amarah.

"Gue nggak sudi punya adik ipar kayak lo." Jawabnya datar.

Namun sorot mata elang Rama mampu membuat siapapun bergetar, kecuali Petir. Lulabi mencegah kakaknya berbuat hal yang menurutnya akan merugikan mereka.

"Petir! Pulang sekarang!" Bentak Naga.

"Saya mohon, mari ikut saya dan kita rundingkan ini." Naga mengajak Rama, semuanya harus segera di bicarakan secepatnya. Seoarang Naga memohon? Demi anaknya dia rela merendah seperti ini.

Rama melepas cengkaramnya, Petir cuma diam lalu pergi meninggalkan mereka bertiga berdiri dikoridor sekolah.

"Tidak ada yang perlu dibicarakan." Putus Rama dingin. Lalu dia menarik adiknya pergi.

"Ini masalah kehormatan adik anda." Naga terlihat sangat tenang saat tatapan elang Rama mentapnya lekat.

"Apa maksud anda tuan?" Rama menekan kata tuan penuh rasa emosi.

Fat girl LulabiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang