Four : I'm Here

940 172 13
                                    

Happy Reading~ ^^

Note : Miss you gays sooo much :(

Kamar milik Irene terkunci dengan rapat sedari semalam. Si empunya kamar sedang berada dalam fase galau yang teramat sangat akibat penolakan Mino kemarin sore.

Seulgi sebagai sahabat juga teman serumah Irene merasa sangat bingung harus melakukan apa. Bukankah sudah Seulgi bilang kalau sebaiknya Irene tidak mengutarakan perasaannya kepada Mino? Lagipula, Seulgi yakin kok kalau itu hanyalah perasaan sementara saja.

Ingin rasanya Seulgi mengetuk pintu berwarna merah muda itu, kemudian bicara baik-baik pada Irene agar tidak terus-menerus mengurung diri didalam kamar. Setidaknya, keluar sebentar untuk memakan sarapannya.

Seulgi menghela napas gelisah, jujur saja ia sangat khawatir terhadap Irene. Perempuan berumur 27 itu hanya usianya saja yang tua, sikap dan fisiknya sungguh tidak mencerminkan tahun kelahiran sama sekali.

Akhirnya Seulgi memutuskan untuk bangkit dari duduknya di sofa. Kemudian melangkahkan kakinya kearah kamar milik teman kecilnya itu.

"Irene..."

Lirihan Seulgi tidak kunjung dibalas oleh Irene. Tapi, Seulgi tau Irene sedang berada dikasurnya sekarang.

"Irene, kumohon bisa buka pintunya? Kau belum makan apa-apa dari semalam pulang kerumah. Ayo kita sarapan dulu." Bujuk Seulgi sebisanya.

Begitu mendengar isakan pelan milik Irene terdengar, raut wajah milik gadis bermarga Kang ini semakin tidak karuan.

"Irene, Bae Ireneee~ kumohon, berhenti menangis. Ayo buka pintunya, kita bicara."

Cklek

Entah rasa lega apa yang menghinggapi perasaan Seulgi kala melihat sosok cantik dihadapannya ini dalam keadaan baik.

"Selamat pagi." Sapa Irene lemah.

Tersenyum kecil, "Pagi, cantik."

Irene melengos, kemudian mendongak demi menatap manik sipit milik Seulgi.

"Kamu masak apa pagi ini?"

"Hanya nasi goreng. Pikiranku terpecah antara keadaanmu dan rasa masakan kalau kamu mau tau." Goda Seulgi sembari menjawil hidung milik Irene.

Irene mencebikkan bibirnya dengan begitu menggemaskan, "Jangan salahkan aku. Salahkan saja Song Mino yang sombong itu!" Sungut Irene.

Seulgi hampir saja terkekeh kalau tidak ingat mood Irene sedang tidak bagus saat ini.

"Hey, kamu tidak bisa membenci orang hanya karena orientasi cinta miliknya tidak sesuai. Semua itu hak personal."

Irene mengangguk samar, "Benar juga sih, harusnya sedari awal aku lebih mendengarkan gosip yang beredar."

Tersenyum, "Seharusnya dari awal kamu mendengarkan aku, dasar keras kepala!"

"Suka-sukaaa! Sudahlah, aku lapar karena menangis dengan bodoh semalaman. Suapi aku, ya? Aku mau makan banyaaaak banget hari ini. Kata orang-orang, makan banyak itu bisa bikin stress hilang lho, Gi."

Mengangguk, "Terserah apa maumu."

"Seulgi, maaf karena aku tidak mendengarkanmu kemarin perihal Mino."

Yang diajak bicara meneguk air mineralnya cepat, kemudian menatap Irene dengan seksama.

"Kenapa masih saja membahasnya?"

"Selain merasa bersalah kepada Mino, Jinwoo, juga diri sendiri; aku merasa kalau aku sudah terlalu keras kepala dan bodoh saat tidak mempertimbangkan saranmu kemarin." Ulas Irene gugup.

Seulgi mendekat kearah sahabatnya, "Itu sudah menjadi tugasku."

"Eum? Maksudmu?"

"Tugasku untuk menjagamu, melindungimu, dan memastikan kalau kamu selalu aman saat bersamaku. Tidak perlu meminta maaf karena sifat keras kepala milikmu itu, aku sudah mengenalmu dari dulu—hal seperti itu sudah biasa bagiku."

Entah kenapa, manik milik Irene berkaca-kaca. "Kenapa kamu mau melakukan hal itu, Gi?"

"Hal apa, hm?"

"Menjagaku, dan sebagainya yang kamu sebutkan barusan."

"Orangtuamu sudah menitipkan anak manisnya ini kepadaku. Aku harus menjaga amanat. Lagipula, aku kan sahabatmu. Sudah seharusnya aku menjagamu, kok."

"Tapi aku tidak pernah menjagamu." Kata Irene sedih.

Seulgi tersenyum tenang, "Tugasmu bukan untuk menjagaku, Irene. Tugasmu hanyalah menjaga dirimu sendiri agar tidak begitu merepotkanku."

Irene memukul pelan lengan Seulgi, "Dasar beruang menyebalkan!"

Seulgi terbahak, kemudian menggenggam tangan Irene dengan penuh perasaan.

"Bagaimanapun keadaanmu; semenyenangkan ataupun semenyedihkan apapun itu, aku akan senantiasa berada disini. Menjagamu, merawatmu, meninabobokan dirimu, juga menyayangimu."

"Gi—"

"Aku selalu ada disini. Disisimu. Tak perlu takut aku akan meninggalkanmu, karena toh demi langit dan bumi; magnetku adalah dirimu. Sekuat apapun aku berusaha untuk melarikan diri, seluruh takdir yang tertulis untukku adalah bersama dengan dirimu."

cHEESY EVERYWHERE ;(

Wakswaks, how's life? Aku kangen beraaat sama kalian, serius :') maaf ya baru sempet apdet, huwaaa T___T

Betewe, tolong carikan aku orang yang kayak Seulgi dong ;3

Terimakasih yang sudah memberikan dukungannyaaaa! 😘

-Ra

Writed • SeulReneTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang