Suara musik mengalun rendah bersama sang pembawa acara di atas panggung. Entah apa kali ini yang akan di lakukan oleh beliau si pembawa acara super kaget. Dia selalu punya inovasi inovasi gila. Ia gila, apa bukan gila namanya kalau inovasinya itu melelang cowok cowok kece. Elsa mengedarkan pandangan mencari banci kaleng rombeng temannya dan ia menemukannya tengah duduk di dekat panggung bersama Amber teman sekolah yang tadi menelfon dirinya. Elsa menghampiri mereka yang tengah bicara pasal cowok cowok dipanggung yang sedang menyanyi, mereka adalah band yang mengisi acara tiap malam di sini. Tapi menariknya tidak ada satupun pengunjung yang tahu nama asli maupun wajah mereka karena topeng yang selalu bertengger menutupi 3/4 wajahnya. Para penggemar biasa memanggil C'est moi karna hanya itu yang mereka tau. Begitupula elsa, ya Elsa salah satu penggemar band ini, namun juga hanya sekedar nama C'est moi ini yang dia tahu. Tidak ada satupun yang tau kehidupan pribadi dari C'est moi. Dr 3 anggota C'est moi elsa tartarik dengan sang vocalis yang merangkap gitarisnya yang super duper tampan. Kalau saja ini cowok dilelang elsa bahkan mau bongkar tabungan setahunnya buat sang vocalis yang tampanable ini. Selesai dengan lagunya sang pembawa acara naik kepanggung untuk memulai aksi tawar menawar malam ini. Kali ini hanya ada satu pria yang dilelang dengan fisik tampan yg hampir diatas rata rata. Elsa tidak peduli dengan acara tawar menawar yang tengah riuh itu melainkan malah memandang pujaannya yang masih dipanggung hanya agak menepi untuk memberi ruang sang pembawa acara. Terdengar suara tawar menawar lelangan unfaedah ini mulai bersahut sahutan.
"100"
"250""500 ribu" tawar cewek manis di belakang elsa.
"700" tawar yang lain.
" Satu juta "
"Satu setengah juta" Amsyong...laku amat tu laki.
"2jt" busettttt pikir elsa
"5jt" Cengo...ia si banci Sani alias Sano yang nawar segitu cuman buat lelang cowok di panggung. Ganteng sih tapi masih taraf wajar.
Mending kasih elsa aja wat baikin motornya kan ibadah dapat pahala diampuni dosanya mati masuk surga. Aman kan dari pada wat ciuman. Elsa dan amber hanya melotot pada sani karna kenekatannya si cowok ndak mateng ini. Riuh siulan dan hujatan lelang yang ternyata dimenangkan sani, tapi si sani mah gak peduli, dengan PDnya dia melangkah menuju panggung hendak mengambil hadiahnya tapi terdengar interupsi dari sang pria lelang."Maaf, tapi hanya meneria kaum wanita TULEN, I'm sorry man"
Dan you know lah reaksi si sani. Dia gak terima wan kawan dan akhirnya setelah perdebatan panjang dengan si lelang dan si host, sani kembali ke meja kami dan dengan tidak adanya perundingan dia main tarik tangan elsa seenaknya dibawa ke panggung. Dan tahu apa yg di bilang sano sani itu.?
"Dari pada uang gue mubazir, jadi hadiahnya eike hibahkan keteman saya yang masih perawan ini""What....jangan sembarangan ngomong deh san, lebih baik kasih ke aku aja uangnya lumayan kan" debat elsa.
"Kagak bisa cintaku, uang yang sudah masuk gak bisa di batalin, pilihannya cuma dua cari pengganti ato angus" jawabnya sambil mendorong elsa untuk mendekat pada si pria lelang.
Dengan harap cemas elsa berusaha menolak tp apalah daya kekuatan sani ini setara dengan laki, jadi percuma. Tepuk tangan riuh di bawah sana bercampur siulan dan elsa melihat si lelang mendekatkan wajahnya, dengan pasrah elsa hanya bisa mejamin mata dan
BRAKKK
belum sempat elsa membuka mata untuk melihat apa yang terjadi sebuah benda kenyal telah lebih dulu bertengger di bibirnya. Dan....
MANIS batin elsa. Iapun membuka matanya terkejut ketika tau siapa yang menciumnya. Dia pria tampan bertopeng sang pujaan hati elsa, alias si vokalis C'est moi. Lalu elsa blank saat dia berbalik dan meninggalkan elsa dipanggung. Dia pergi diikuti 2 temannya. Elsa berjalan turun menghampiri amber di mejanya dengan linglung, barusan mimpi apa live pikirnya. Ini ciuman pertamnya dan itu bersama pujaannya.....seketika dia sadar dan ceriaaa..... Karna sang pujaan hati yang mengambilnya. Dan kau si A ( panggilan sayang untuk pujaan hati in english ya bacanya) aku akan memperjuangkan hatiku. Ucapnya dalam hati seraya mengepalkan tangannya meninju udara.*****
Sunyi...
Sunyi kamarnya, sunyi malamnya, sunyi hidupnya, namun riuh kemelut masalah di kepalanya. Tak habis fikir dengan tindakannya barusan. Apa dan mengapa bisa terjadi. Tak mau ambil pusing iapun pergi tidur untuk menanti esok.*****