Part #26 Dear Dylan

376 27 3
                                    

Kata-kata dari Mrs. Hudson seperti tiupan salju di musim panas, untuk beberapa saat Mr. Dylan seperti membeku. Dia hampir tidak menyakini kata-kata yang baru saja tertiup masuk ke telinganya.

" Kau baik-baik saja? Kau tampak pucat." Mrs. Hudson tampak cemas, ia memberikan syalnya untuk Mr. Dylan.
" Aku hanya sedang berpikir, apakah aku benar-benar seperti mainan bagimu?"

" Demi Tuhan, kau selalu seperti ini! Apa yang merasuki mu?" Mrs. Hudson marah dan mengguncang bahunya.

Mr. Dylan tertunduk dan mengeluarkan surat lama yang telah usang, seperti telah di baca ribuan kali. Dia menyodorkannya pada Mrs. Hudson.

"Untuk waktu yang singkat aku senang bertemu denganmu Mrs. Hudson, dan untuk waktu yang singkat pula kau merubah pilihan mu, membual tentang mimpi di usia kita yang tidak panjang, itu yang aku sesali sampai harus mengeluarkan ini. Walau pada kenyataannya aku memang selalu disini menunggu mu datang."

"Apa ini?" Tanya Mrs. Hudson tegas.

"Surat dari Mrs. Evelyn Dawn, bacalah. Semoga kau sanggup untuk menjelaskan. Jangan buat dirimu yang dahulu ku puja tampak murahan menjual cinta."

Dear Mr. Redrick Dylan,

Aku tidak benar-benar ingin menghancurkan penantian berharga mu selama tujuh tahun terakhir, setelah kau hampir menolak seluruh wanita bangsawan di kota ini hanya demi wanita yang kabur meninggalkanmu. Aku bahkan tidak tahu bagaimana harus menyampaikannya padamu. Aku tidak menyampaikannya karena aku berharap kau akan melihatku. Aku tulus memberitahu mu ini. Kau harus percaya aku mendapati kabar bahwa Martha Louise Hudson, menikah dengan sepupunya sendiri Mr. Frank Hudson. Aku mengetahuinya dari adik ku yang berada di London. Kau tahu dia benar-benar kabur darimu, dan mengejar cintanya hingga ke Inggris. Kau harus bertemu dengan adikku Pamela Dawn, bulan ini ia akan pulang ke rumah. Aku akan mengajakmu ke London dan kau harus melihat sendiri dengan matamu apa yang sebenarnya terjadi. Ku harap kau tidak membenciku, aku sangat menyayangimu kau selalu tau itu Mr. Dylan dan Demi Tuhan aku sedang tidak menjebakmu. Ku mohon percayalah pada ku.

- seseorang yang tulus kepadamu

Evelyn Dawn

Air mata Mrs. Hudson membanjiri surat itu. Menepuk dadanya beberapa kali. " Lalu kau ke London?"

"Ya ten.."

"Cukup! Ini lebih dari cukup! Aku harus melanjutkan perjalanan. Selamat malam."

Mrs. Hudson tidak pernah menangis seperti ini, Ia kenal baik dengan Pamela Dawn. Dia menceritakan semuanya secara rinci. Wanita itu menghilang dan tak pernah berjumpa dengan Mrs. Hudson setelah kematian Mr. Hudson.

Molly Hooper terbangun setelah Mrs. Hudson menerabas masuk. Molly memegangi wajah wanita tua itu dan menghapus air matanya "Apa yang terjadi?" Mata wanita itu tidak dapat menangkap bayangan dengan jelas. Molly tidak dapat bertanya lebih, ia membantu Mrs. Hudson membangunkan John dan menggendong Sophie.

Semua beban berat sekarang berada di pundak Molly Hooper, dalam artian yang sesungguhnya. Dia memapah John Watson yang berjalan pincang dengan tongkat dan menggendong Sophie yang setengah tertidur. Mereka berempat jalan tampa tujuan dengan lampu lentera, hanya untuk pergi dari tempat itu. Setelah berjalan cukup jauh, Molly memanggil Mrs. Hudson dan memecahkan keheningan.

" Bisakah kita beristirahat sudah hampir satu jam kita berjalan tanpa tujuan dan ini tidak baik untuk kondisi Mr. Watson yang membutuhkan pemulihan."

"Tapi ini ladang tebunya!"

"Pria brengsek itu? Aku tidak tau apa yang benar-benar terjadi saat ini lalu seluruh drama bajak laut dan aku tidak akan menuntut penjelasan padamu. Tapi kita harus singgah dan mencuri beberapa batang tebunya."

"Kita harus benar-benar mencuri tebunya!" Jerit Mrs. Hudson setuju sambil terisak-isak.

Molly mencoba membuat api unggun dengan keahlian dasar bertahan hidupnya yang payah. Pada akhirnya Mrs. Hudson turun tangan dan membuat api unggun dari daun tebu yang kering dalam sekejap.

"Kau wanita idaman Mrs. Hudson kau wanita hebat!"

"Oh tidak Mrs. Hooper pria benar-benar telah membunuh ku. Satu pria yang amat aku sayangi namun seluruh jagat raya menolak kami bersama bahkan saat ini. Pria yang kedua seseorang yang tidak pernah ada dalam kamus hidup ku, seseorang yang tidak pernah aku cintai, singgah dan mengancurkan hidup ini dengan mudah. Pria terlalu kejam untuk ku Mrs. Hooper."

Molly menopang dagunya dengan tangan, matanya sedikit berkaca-kaca "Percayalah Mrs. Hudson, cerita cinta ku seburuk ceritamu. Aku mengejar pria yang kusuka hingga ke benua orang lain dan dia tidak akan pernah melihatku. Lalu, ketika aku berusaha keras untuk membuka hati, aku harus lari seperti seorang buronan melihat pernikahan ku yang gagal bahkan mempelai pria ku yang membohongiku harus tertembak. Tidak ada yang benar-benar mencintaiku Mrs. Hudson. Tidak ada pria yang akan melihat kearahku." Molly membenamkan wajahnya dengan tangannya.

Mrs. Hudson segera memeluknya erat. " Mungkin pria bukanlah jawaban kebahagiaan di hati kita. Molly Hooper kau memiliki kami dan kami adalah keluargamu." dia menggengam tangan Molly yang dipenuhi oleh pasir.

"Aku adalah keluarga mu dan aku adalah pria. Apakah aku bukan kebahagiaan di hati kalian?" jawab John yang terkulai lemas tidak bertenanga, namu masih dapat memberikan ledekan kepada mereka. Wanita tua itu bergeser kearah John dan memeluknya erat seperti memleuk seorang putra dan Molly mengikuti langkahnya.

"Ohana (Keluarga)" ucap kecil Sophie sembari tersenyum dalam tidur.

Writer greetibgs :
Terimakasih banyak sudah menantikan cerita ini, maaf jika tidak membahas tentang sherlock beberapa chapters ini karena aku ingin menghargai semua characters terdekat Sherlock. Mereka semua merupakan bagian penting dan ini lah yang aku pikirkan tentang kehidupan mereka. Aku juga memasukan lagu favorite ku "here there and everywhere" untuk menemani kalian membaca. Aku sangat menantikan kritik dan saran kalian.

-Hanna

Sherlock Holmes (Dear Sherlock)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang