Prolog

288 15 0
                                    

Asti sangat membenci salju dan musim dingin karena penyakitnya yang begitu sensitif terhadap suhu dingin. Bukan hanya karena penyakit alasannya, tetapi rasa dingin itu selalu mengingatkannya pada kesendirian dimana tidak ada seorang pun yang mau dekat dengannya tanpa sebab, mau itu hanya sekedar mengenal atau diajak berteman.

Tidak ada yang mau mendekati Asti karena dia seringkali dianggap aneh dengan pola pikirnya yang berbeda dari yang lainnya. Dibully sudah menjadi hal biasa yang ia rasakan sejak kecil hingga dewasa kini.
Kesendirian adalah belenggunya, dan rasa dingin selalu menyelimuti jiwanya.

Hingga saat ini, ketika seekor serigala besar berbulu putih tebal berdiri di hadapannya dengan kedua mata biru terangnya yang terlihat seakan-akan membutuhkan keberadaan Asti di sisinya. Melihat serigala itu membuat hati Asti seketika menghangat di tengah daerah bersalju yang menjadi saksi bisu pertemuan mereka berdua.

"Kau kesepian juga 'kan, Kawan? Kurasa Tuhan memberi takdir yang sama pada kita."

~*~*~*~

Diri seorang Radislav seketika hancur di saat seorang Alpha sekaligus ayahnya beserta sang ibu tewas dalam melawan pack-pack Werewolf yang menyerang mereka bersamaan dengan jatuhnya kekuasaan Crystalys Moon Pack. Ia benar-benar putus asa dan sakit hati menerima fakta bahwa segala yang ia punya telah hilang, pack-nya, rakyatnya, keluarganya, semuanya lenyap. Dirinya yang dipercaya sebagai penerus Alpha selanjutnya harus menjauh dari kawanan Werewolf-nya karena merasa tak sanggup untuk membentuk kembali Crystalys Moon Pack yang telah gugur.

Ia hidup menyendiri selama bertahun-tahun lamanya dan bertahan hidup tanpa adanya interaksi sosial, bahkan selama itu ia hampir lupa bagaimana caranya berbicara. Hidup dalam dinginnya kesepian sangatlah menyiksa batinnya. Faktanya, hal itu harus ia jalani semampu yang ia bisa.

Namun, ketika melihat sosok gadis mungil yang memandang Radislav dengan sorot mata cokelatnya yang begitu sayu seakan-akan merasa iba melihat sosoknya yang masih berwujud serigala membuat dirinya turut bahagia. Entah mengapa hatinya berkata bahwa dialah yang akan menumbuhkan kembali rasa hangat dan cahaya batin dalam hidupnya.

Melihat senyum gadis itu bagaikan memandang sinar bintang paling terang di langit yang gelap dan sunyi.

"Kau juga sendirian, bukan? Aku harap kehangatan hadir di antara kita berdua."

~*~*~*~

To be Continued

Mate in White ColdTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang