Sherly POV
Hari ketujuh dimana dia selalu mendekati ku dan itu sudah berarti seminggu berlalu aku dengan dia bisa dikatakan sebagai teman sekarang. Tapi sayangnya aku tidak pernah mau mengakui itu. Dia hanya kenal denganku tapi aku berusaha untuk tidak pernah mengenalinya.
Aku memang bisa dimasukkan dalam kategori orang yang sangat jahat terhadap perasaan. Tapi ini bukanlah perintahku dan aku tidak pernah menyuruhnya untuk mengenal ku.
Hingga sampai detik ini, aku hanya bisa menghela nafas lelah melihatnya memperlakukan ku dengan baik. Aku tidak ingin dia melakukan ini semua, aku tidak suka jika dia baik padaku. Bukan maksudku untuk jahat, tapi ini demi kebaikannya.
Setelah beberapa hari yang lalu aku marah padanya kemudian dia membuat ku luluh hanya karena tawarannya terus dengan tanpa sadar aku menertawakannya di saat dia tersungkur sampai sekarang dia sangat memperlakukan ku dengan baik dan sesekali dia membuat ku tersenyum.
Aku tidak suka ini semua, aku tidak ingin jika dia terus seperti ini, aku tidak suka di saat dia menatap ku dengan dalam, di saat dia tersenyum manis kepadaku, di saat dia tertawa kepadaku hingga menimbulkan gigi sampingnya yang tidak rapih atau bisa dibilang gingsul, dan aku tidak suka melihatnya merengek seperti bayi di saat aku sedang kesal padanya.
Aku tidak suka, karena aku takut tiga kata sebelum ini berubah menjadi dua kata di saat kata di tengahnya menghilang."kelas mu sudah selesaikan hari ini?"
Dan sekarang baru saja aku keluar kelas ternyata dia sudah berdiri di depan kelas dengan anteng seraya memainkan kamera nya dan memutar lensa sembarang. Sedangkan aku hanya mengangguk menjawab pertanyaannya.
"baiklah, aku akan mengantar mu pulang. Sesuai perjanjian dengan ibu mertua, aku harus selalu menjaga mu dan mengantar jemput mu kemana pun kamu pergi."
Aku hanya mendengus mendengarnya berbicara tanpa henti dengan ekspresi yang begitu menggemaskan. Ah tidak, ralat. Menyebalkan itu lebih tepatnya.
"aku mengerti."
Aku berjalan lebih dulu di depannya, sebenarnya aku sedikit risih dengan perlakuannya padaku sampai dia harus memperlakukan ku seperti seorang putri dan pengawal. Aku bukan lah putri yang harus dikawal seperti itu.
"berjalanlah disamping ku. Aku tidak suka diperlakukan seperti itu." kataku dan dia langsung menurutinya hingga dengan cepat dia berjalan menyamai langkah ku.
Tapi ngomong-ngomong, memang benar sekarang aku harus sering bersama dia dimanapun aku berada. Ini akibat dua hari yang lalu dimana pada saat itu dia mengantar ku pulang dan dengan beraninya dia berbincang dengan ibuku.
Entah aku tidak tau kenapa ibuku bisa memberikan kepercayaannya pada Bagas agar selalu menjaga ku, tapi yang pasti aku sudah menentangnya dan menyuruh ibuku untuk tidak menaruh kepercayaannya pada Bagas. Tapi sayangnya ibuku malah membelanya sampai akhirnya dia berani memanggil ibuku dengan sebutan ibu mertua.
"baiklah tuan putri. Apakah kau ingin pergi kesuatu tempat terlebih dahulu?"
♡♡♡
Next or Next?
KAMU SEDANG MEMBACA
Sherly
Historia Corta[COMPLETE] Terkadang jika kita terlalu menikmati hidup, kita lupa dengan akhirnya. Maka dari itu, aku tidak pernah mau menikmati apa itu hidup dan apalagi jika mengetahui akhirnya. Aku terlalu sibuk jika untuk menikmati hidup, masih banyak hal yang...