Bab 13A Dia Datang (A)

2.6K 52 2
                                    

VIOLET

part 13A

DIA DATANG

Oleh : Triana Kumalasari

"Violet."

Suara itu membuat Violet dan Pak Gatot menoleh. Suara yang sangat Violet kenal.

Mata Violet melebar, terpaku menatap wajah itu.

Seorang pria dalam kemeja biru langit berdiri di sampingnya. Rambut belah tengahnya yang lurus hitam bergerak sedikit saat angin sejuk bertiup, menyingkirkan gerah, meskipun hanya sesaat. Sepasang matanya yang berwarna gelap menatap Violet.

Apakah halusinasi?

Ya, sudah pasti halusinasi. Tidak mungkin dia bisa berada di sini.

Pak Gatot menoleh pada Violet. "Bu Violet kenal?"

Violet tidak menoleh pada Pak Gatot. Masih menatap pria itu dengan pandangan tak percaya. Untuk sesaat, lupa caranya bernapas.

Lho? Pak Gatot juga melihatnya?
Berarti, dia bukan halusinasi?

"Bu Vio."

Suara Pak Gatot menyadarkannya. "Eh, iya, Ayah Gery. Saya kenal."

"Sudah waktunya pulang?" Sekarang halusinasinya yang bicara.

"I-iya," jawab Violet.

"Mau bicara denganku?"

"Ee, baiklah."

"Yuk."

Yudha mengangguk tipis pada Pak Gatot, lalu melangkah pergi. Violet mengikutinya, meski masih merasa belum percaya. Pak Gatot melongo melihat mereka pergi.

Berboncengan lagi dengan Yudha, mengembalikan memori ketika mereka masih di Malang. Bila pergi berlima dengan Rosa, mereka pergi naik mobil. Yudha atau Reza yang mengemudi. Namun, bila hanya berempat, mereka lebih suka naik sepeda motor, karena lebih cepat dan tidak terjebak macet. Violet membonceng di belakang Yudha, sedangkan Rena berboncengan dengan Reza.

Jadi, ini bukanlah kali pertama ia berboncengan dengan Yudha. Yudha juga bukanlah orang asing baginya. Berbeda dengan abang ojek online yang kadang ia pesan yang sama sekali tidak ia kenal, Violet mengenal baik pria ini. Namun, entah mengapa, kali ini ia merasa canggung. Bahkan, sangat canggung.

Duh, kenapa ... ?
Violet mempererat pegangan tangannya pada bagian belakang sepeda motor, sambil berdoa semoga dia tidak jatuh.

Lampu merah menyala. Mereka berhenti di barisan depan. Yudha membuka kaca helmnya dan menoleh pada Violet. "Mau makan di mana?" tanya Yudha. "Tapi nggak bisa jauh. Jam istirahatku nggak lama. Yang deket aja, ya? Giant, ITC, AEON?"

"Em, ITC."

"Oke."

Yudha menurunkan lagi kaca helmnya, melirik ke arah lampu lalu lintas yang masih menyala merah. Agak lama, lampu hijau yang ditunggu pun menyala. Semua kendaraan melaju melanjutkan perjalanan masing-masing.

Tempat parkir ITC cukup banyak terisi sepeda motor pengunjung, meskipun tidak sepenuh seperti saat akhir pekan. Violet melepaskan helm dan mengulurkannya pada Yudha.

Yudha meletakkan helm mereka dan mengunci setang motor. Saat menoleh, mendapati Violet tengah menatapnya.

"Apa?" tanya Yudha.

"Mas Yudha ... tahu dari mana aku ada di TK itu?"

"Ehm." Yudha berdehem. "Sholat yuk, Vi. Terus makan," ajaknya, lalu berjalan ke luar tempat parkir.

VIOLET (SUDAH TERBIT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang