Disclaimer,
This is a work of fiction. Names, characters, businesses, places, events, locales, and incidents are either the products of the author's imagination or used in a fictitious manner. Any resemblance to actual persons, living or dead, or actual events is purely coincidental.
No part of this story may be reproduced or transmitted in any form or by any means, electronic or mechanical, including photocopying, recording or by any information storage and retrieval system, without written permission from the author.
-
Bau kopi memenuhi kafe kecil di sudut jalan. Tidak terlalu ramai, kebanyakan pelanggan sibuk dengan gadget-nya sendiri. Tak banyak yang memperhatikan bahwa setiap ada yang membuka pintu, lonceng kecil diatas pintu masuk akan berbunyi. Hanya dianggap sebagai pemanis ruangan untuk menyesuaikan dengan tema classic kafe tersebut.
Namun tidak dengan Banyu.
Banyu membetulkan kacamatanya, masih berfokus pada buku bacaannya. Sesekali menggoyangkan gelas kopi plastik sembari menyeruputnya. Banyu tampak terlarut dalam dunianya sendiri. Tak jarang, mengalihkan pandangannya ke jendela besar sebelah tempat duduknya. Menunggu Yasmin.
Yasmin, teman kecil Banyu. Wanita itu membutuhkan bantuannya untuk keperluan foto dan videografi. Wanita yang pertama kali Banyu cintai. Ralat, yang sampai sekarang Banyu cintai.
'Nyuuuuu, lo mau kan jadi fotografer wedding gue? Please?'
Chat pertama dari Yasmin minggu ini adalah permintaan Yasmin tersebut. Reaksi Banyu? Hanya mengiyakan chat tersebut. Oleh karena itu, salah satu alasan Banyu duduk di kafe ini adalah menunggu kehadiran Yasmin untuk membahas masalah pernikahannya lebih lanjut.
Lonceng pintu berbunyi, Banyu langsung sedikit melirik ke arah pintu masuk.
Yasmin.
Wanita tersebut celingukan, mencari Banyu. Tak butuh waktu lama, Yasmin tersenyum akan keberhasilannya menemukan Banyu yang juga tersenyum kearahnya. Yasmin memesan iced coffee latte sebelum akhirnya duduk dihadapan Banyu.
"Sorry Nyu, gue lama banget ya? Gue naik ojek kesini, mana Jakarta panas banget lagi." Ujar Yasmin, sambil mengibaskan kedua tangannya di depan wajahnya.
"Santai aja, gue belum lama kok."
Bohong. Banyu sudah datang satu jam sebelum waktu yang ditentukan. Banyu butuh persiapan sebelum bertemu Yasmin, agar tidak gugup untuk membahas pernikahan Yasmin. Yang terpenting, supaya Yasmin tidak perlu menunggu Banyu jika ia yang telat.
"Lo gak sama Elang, Min?"
"Elang? Dia tadi masih ada kerjaan kantor, tapi sekarang dia udah on the way kesini, mungkin bentar lagi sampai."
Elang. Teman Kuliah Banyu dan Yasmin. Tetapi baru berpacaran dengan Yasmin selepas mereka semua lulus. Sudah 3 tahun Elang dan Yasmin bersama. Banyu selalu tau bahwa Elang mencintai Yasmin. Tapi yang terpenting, Banyu lebih dahulu mencintai Yasmin. Jauh sebelum Yasmin bertemu Elang.
"Konsep nikahan lo gimana?"
"Outdoor wedding gitu pasti. Tapi gue galau mau garden flower-y wedding atau ranch rustic wedding. Menurut lo gimana, Nyu?" Yasmin bertanya seraya mengambil kopi pesanannya dari seorang pramuniaga. Yasmin menggumamkan 'terima kasih' pada pramuniaga tersebut.
"Min, Min. Lo yang mau nikah malah nanya ke gue."
"Gue percaya sama selera lo, Nyu. Anggep aja kita yang mau nikah, lo prefer yang mana?"
KAMU SEDANG MEMBACA
UNSAID.
Short StoryBanyu mencintai Yasmin. Satu-satunya penyesalan Banyu adalah kenyataan bahwa Banyu tidak punya keberanian untuk mengungkapkannya.