Senin pagi, hari pertama untuk menjalani aktifitas selama seminggu, hari terberat untuk melangkahkan kaki memulai kembali rutinitas. Namun apalah daya, seberat apapun harus tetap dijalankan. Berusaha untuk kembali semangat menjalani hari, berharap hari yang indah akan terjadi di hari ini.
Hari Senin ini pun menjadi hari yang berat untuk Keyzia melangkahkan kaki ke sekolah, berharap agar waktu berhenti dan hari ini tidak pernah ada. Rasa bimbang menyelimuti hati Keyzia pagi hari ini, bimbang dalam menentukan langkah dan membuat keputusan. Setiap keputusan yang ia pilih pastinya terdapat konsekuensi yang akan ia tanggung. Ia harus memilih untuk lebih mengutamakan egonya atau berkorban tanpa tau apa imbalan yang akan ia dapat nantinya. Kemarin ia sudah terlanjur menyetujui syarat dari Melvan, ia menyetujui untuk tampil apa adanya, tidak lagi menjadi cewe cupu yang dijauhi banyak teman-temannya. Namun ternyata pelaksanaannya sangat berat, begitu banyak keraguan dalam hatinya.
"God... apa yang harus gua lakuin??? Kenapa gua jadi deg degan banget giniii? ....................... Tenang Key..... tenang..... Uda saatnya move on dan jalanin hari apa adanya.... Ayo Key, wake up.... Lu gak boleh ngumpet terus, lu harus bisa jadi pendamping yang sepadan buat Melvan, walau gimana pun lu harus hargain Melvan, ga boleh buat dia malu... Tenang Key, semuanya akan baik-baik aja.... gak akan ada yang nyadar dengan perubahan lu.... tenang Key...." sepanjang perjalanan ke sekolah, Keyzia terus menerus menekan rasa gugup dan takutnya, ia berusaha tenang, berharap tidak ada yang menyadari perubahannya, berharap teman-teman sekolahnya masih akan sama memperlakukannya.
"Kekey...." tanpa sadar Keyzia sudah berjalan sampai depan gerbang sekolah, hingga akhirnya sebuah panggilan menyadarkannya dan ia pun menoleh ke arah suara panggilan tersebut. "Key...." ternyata suara tersebut milik Michella yang baru turun dari mobil dan sedang berjalan menghampirinya. "Kekey.... akhirnya...." Michella terkejut melihat perubahan dalam penampilan Keyzia. "Sssstttt.... Jangan berisik!" Bisik Keyzia menegur Michella yang setengah teriak karena bahagianya melihat penampilan Keyzia. Menyadari teguran Keyzia, Michella pun membekap mulutnya sendiri dan tersenyum menandakan rasa bersalah tidak dapat mengontrol suara toanya. "Sorry sorry....." Michella pun meminta maaf. "La, emang perubahan gua keliatan banget ya?" Timbul rasa panik di hati Keyzia melihat Michella yang langsung menyadari perubahannya dari jarak jauh. "Ngga keliatan berubah banget sih Key, cuman lu jauh keliatan lebih cantik, aura positif lu kerasa banget, lebih cerah mukanya, lebih enak dipandang... hehe..." Michella mencoba menilai penampilan Keyzia. "Jauuuhhhh lebih cantik lagi kalo lu ganti kacamata lu sama soft lens & sedikit make up..... Oiya, sama lepas kepangan rambut lu Key" saran Michella yang bersemangat melihat perubahan penampilan Keyzia. "Nggaaak! Ini uda lebih dari cukup." Keyzia coba menahan tangan Michella yang hendak melepas ikatan pada rambutnya, ia tidak setuju dengan saran dari Michella. "Tanggung Key, lagian lu tuh dosa tau, gak mensyukuri anugerah dari Tuhan." tegur Michellla sambil mengerucutkan mulutnya, kecewa karena perubahan Keyzia yang kurang maksimal menurutnya. "Gua belon siap La...." Keyzia membela diri, tidak terima dibilang cewe berdosa. "Kapan siapnya? Sampe turun salju?" Michella kembali berargumen. Keyzia hanya memanyunkan bibirnya, mengakui Michell benar, dirinya tidak akan pernah siap jika tidak dipaksa.
Mereka asik berbincang dan bercanda sambil terus berjalan menuju kelas. Tanpa Keyzia sadari teman-teman yang berpapasan dan berada di sekitarnya terus memperhatikan wajah Keyzia. Mereka merasakan adanya perubahan dari wajah Keyzia, namun mereka masih mencari tahu di mana perubahannya tersebut. Tanpa terasa Keyzia dan Michella sudah masuk ke dalam kelas dan duduk di bangku mereka, di depan mereka sudah ada Sherly dan Marsya yang juga terperangah melihat perubahan dari Keyzia yang tiba-tiba. "Key, lu harus ceritain alasannya sekarang juga" Sherly langsung meminta Keyzia bercerita tentang keputusannya untuk tidak lagi berpenampilan nerd. Selama ini semua sahabatnya terus berusaha membujuk Keyzia agar berpenampilan apa adanya, tidak perlu berpenampilan nerd, tapi semuanya gagal, tidak ada satu bujukan pun yang mempan dan membuat Keyzia meninggalkan penampilan nerdnya. Keyzia membalas pertanyaan Sherly dengan senyumannya yang membuat para sahabatnya tambah penasaran dan menatap Keyzia dengan tatapan mengancam. mereka tidak mau beranjak dari posisinya yang menatap Keyzia, memaksanya untuk bercerita sekarang juga. Para sahabatnya sungguh sangat penasaran, hal apa dan siapa yang bisa membuat Keyzia memutuskan tidak berpenampilan nerd lagi. "Ok ok gua cerita." jawab Keyzia akhirnya menyerah dengan tatapan mengancam dari para sahabatnya. "tapi lewat chatt ya, gua gak mau ada yang tau selain kalian. Lagian bentar lagi bel masuk bunyi." Mereka langsung mengangguk, menyetujui keinginan Keyzia untuk menjawab lewat chatt dan terus menatap layar hpnya, tidak sabar membaca curahan hati Keyzia. Keyzia pun menceritakan secara detail tentang hal-hal yang membuatnya yakin untuk berhenti berpenampilan nerd.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Meaning of Love
Novela JuvenilKeyzia Adiputra Seorang cewe berumur 16 tahun yang memilih untuk berpenampilan nerd dan memiliki asumsi bahwa : Mencintai itu adalah hanya kata bualan untuk membuat target mabuk terbuai setelah itu terjatuh, sakit, dan akhirnya dicampakan. Orang-ora...