Chapter 1

374 31 7
                                    

21.03 WIB

Seperti malam-malam biasanya, aku menghabiskan malam ini dengan membuka tudung di meja makan. Kegiatan favorit yang selalu kulakukan ketika sudah berada di rumah. Nasi, beberapa potong ayam goreng, sayur-sayuran seperti selada dan timun, serta kuah kari berisi daging-daging empuk terletak rapi di atas meja menunggu untuk disantap. Enak juga, pikirku seketika. Aku lalu menoleh melihat jam dinding yang sudah menunjukkan angka sembilan, menandakan bahwa sebenarnya sudah lumayan telat untuk makan malam, tapi apalah daya, rasa lapar ini tidak bisa kubendung lagi.

Selang satu jam setelah makan malam, mataku mulai terasa berat. Rasanya seperti bayi, habis makan langsung mengantuk. Belum lagi aktivitas dari pagi hari benar-benar membuat hari ini terasa begitu panjang. Aku pun segera beranjak ke kamar dan memutuskan untuk tidur lebih awal.

00.05 WIB

Sialan, pikirku dalam hati. Sudah hampir tiga jam setelah aku memutuskan untuk tidur lebih awal, tapi aku belum juga tertidur. Otak ini seperti tidak ingin bekerja sama untuk sama-sama beristirahat.

Kamarku yang tidak lebih dari ukuran tiga kali dua ini begitu gelap. Sudah kebiasaanku sejak kecil untuk mematikan lampu kamar jika ingin tidur. Kadang-kadang aku suka bingung dengan orang yang tidur dengan menyalakan lampu. Alasannya sih karena biar tidak diganggu setan. Jaman sekarang masih saja percaya takhayul begituan. Kalau tidak mau diganggu setan ya baca doa. Masa iya gara-gara lampu, setan jadi takut. Ada-ada saja.

Dalam kegelapan itu, aku lalu menatap kedepan. Yang dapat kulihat hanyalah bayangan dari gorden jendela kamarku. Walaupun aku tahu warna gorden tersebut adalah hijau tua, tapi dalam keadaan ini yang bisa kulihat hanyalah warna hitam dan abu-abu. Di atasnya terlihat beberapa sinar kecil berwarna hijau dan merah yang berasal dari AC dan stop kontak. Hari ini udara diluar cukup panas, jadi aku sengaja mengatur temperatur AC yang paling rendah dan kecepatan kipasnya yang paling tinggi, sehingga malamku ditemani oleh suara whuush yang berasal dari AC tersebut. Masih merasa sangat tersadar, aku hanya bisa melihat ke sekeliling kamar, menatap benda-benda yang entah kenapa menjadi sangat menarik di malam ini untuk aku tatap. Lemari yang berada di sebelah kiriku, meja belajar yang bersender di sebelahnya dimana semua buku-bukuku tersusun rapi beserta beberapa barang seperti dompet, jam tangan dan lampu belajar.

Ya ampun, kapan tidurnya kalau gini.. mana besok masuk kerja pagi¸ gumamku kesal dalam hati. Aku tahu ini sudah tengah malam dan aku harus bangun lebih awal untuk siap-siap bekerja. Beberapa metode yang pernah aku lakukan untuk mendatangkan kantuk adalah dengan membaca buku atau menonton sesuatu. Dikarenakan tubuh ini sangat malas bergerak untuk menyalakan lampu, akhirnya aku mengambil handphone yang terletak di sebelah kiriku tepat di bawah bantal. Siapa tahu ada sesuatu yang bisa kutonton hingga membuatku mengantuk.

Tak ada yang menarik, selang beberapa menit setelah aku meluncur dalam dunia virtual di telepon genggamku. Aku kembali meletakkannya dan hanya bisa menatap langit-langit. Satu.. dua.. tiga.. well, menghitung domba kalau yang pernah kubaca bisa membantu untuk membuat kita tertidur. Hingga akhirnya tanpa kusadari, mata ini pun terpejam dan aku pun terlelap...

02.00 WIB

Deg deg.. deg deg... Tolong.. aku tidak bisa bergerak...

Nafas ini terasa begitu berat. Jantungku berdegup kencang dan dadaku menarik nafas yang dalam dan cepat. Aku dapat mendengar kegelisahanku sendiri, diliputi perasaan panik yang tidak dapat aku kendalikan. Tanpa pikir panjang aku ingin bangun dan menyalakan lampu. Tapi seolah bagai dibius, tubuh ini tidak dapat bergerak. Tangan dan kaki ini terasa begitu lemah. Tolong.. tolong... teriakan meminta bantuan yang aku niatkan pun tidak sedikitpun menimbulkan suara. Mulutku seperti tidak berdaya untuk mengeluarkan kata-kata itu. Dan di detik itu, dengen kengerian yang sangat mendalam.. kulihat sosok itu.

Tinggi dan besar, sosok hitam itu berdiri di depan tempat tidurku, menghalangi jendela yang menjadi tempat masuknya lampu teras yang berada di luar kamar. Dengan kegelapan yang meliputi kamarku, aku tidak bisa melihat bagaimana wajahnya. Namun aku tahu tatapan dari wajahnya itu memperhatikanku dengan perasaan jahat.

Belum siap untuk memikirkan caraku melarikan diri dari situasi ini, sosok itu mulai bergerak ke atasku. Tangannya yang panjang dan hitam bergerak merangkak ke arahku, mencengkeram setiap sisi-sisi tempat tidur. Dengan segenap tenaga, aku berusaha untuk menggerakkan tangan dan kakiku tapi tidak ada gerakan yang terjadi. Tubuhku masih terbaring lemah tidak dapat kukendalikan. To.. long.. teriakku tidak bersuara.

Tiba-tiba, ruangan yang tadinya hening seketika dipenuhi suara raungan, bergemuruh seperti teriakan dengan nada yang nyaring dan melengking, berasal dari makhluk yang semakin dekat ke arahku. Dalam kepanikan dan ketakutan yang sangat hebat, kupejamkan mata, berharap semua ini menghilang dari hadapanku. Dan betapa salahnya asumsi tersebut. Kuberanikan diri untuk membuka mata dan dalam keadaan tidak bisa memberikan perlawanan, dengan gerakan yang sangat cepat disertai suara melengking, sosok tersebut menuju ke arahku...

02.04

Dengan baju yang basah oleh keringat, aku duduk di tempat tidur. Lampu kamar telah aku hidupkan. Nafasku terasa berat, dalam dan cepat. Seperti berjalan ratusan kilometer di padang pasir, aku merasa sangat haus.

Mimpi itu terasa begitu nyata. Bahkan terlalu nyata untuk disebut mimpi. Apa yang terjadi..? pikirku dalam hati. Aku lalu menatap kedua tanganku dan mencoba untuk menggerakkannnya. Semudah aku melupakan bagaimana rasanya menggerakkannya tanpa sadar, tanganku terangkat dan mendarat tepat di dada kiri, merasakan jantungku yang belum bisa berdetak dalam kecepatan yang biasa. Malam ini begitu berbeda.

Lampu kamar kembali kumatikan. Berbaring dengan nafas yang sedikit lebih baik, aku pun memejamkan mata...

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Sep 14, 2018 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Shadow ParalysisTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang