Happy reading!
Petra POV
Sepulangnya dari Rumah Sakit aku dan Dimas tidak langsung meneruskan perjalanan ke kami Bandung, kami menyempatkan diri singgah ke butik untuk melepas gaun pengantinku dan setelah jas yang Dimas kenakan, kemudian menggantinya dengan pakaian santai.
Pukul lima sore akhirnya kami berangkat menuju kediaman Paula dan Daisy selama di Indonesia, jauhnya jarak yang harus ditempuh membuat mobil yang Dimas kemudikan tiba di Bandung ketika hari sudah gelap.
Dimas menurunkan laju mobilnya begitu memasuki halaman villa yang luas, melewati beberapa mobil yang terparkir rapi. Dalam hati aku sedikit khawatir, tidak banyak orang yang ku kenal selain Paula dan Daisy di sini. Pasti rasanya akan sangat asing berada di tengah keluarga mereka.
"Sedang memikirkan apa, hm?"
Aku menoleh ke samping, dari ekor matanya Dimas tampak melirikku sesekali.
"Bukan apa-apa,"
"Mereka orang yang baik, Petra." Dimas berucap menenangkanku.
"Aku harap begitu."
"Kau takut mereka tidak menerimamu?"
Aku tak membalas pertanyaan Dimas. Aku terus diam sampai Dimas membawaku keluar. Kami berjalan bergandengan memasuki villa yang cukup besar, langkah kami lalu terhenti ketika melihat seisi rumah yang kosong tanpa penghuni.
'Di mana orang-orang?' Aku membatin.
Namun, dari kaca jendela yang besar, kami akhirnya menemukan Paula dan Daisy yang sedang berkumpul di halaman belakang.
"Dimas!"
Refleks kami menoleh. Panggilan itu berasal dari seorang pria yang baru saja turun dari arah tangga, ia datang tak sendiri, tampak seorang wanita berparas cantik yang mengikutinya di belakang.
"Apa aku terlambat, Henry?"
"Tidak juga, setelah makan malam, beberapa ada yang memilih tinggal sebentar dan berkumpul di halaman belakang."
Dimas mengangkat kedua alisnya tanda meminta penjelasan.
"Kami hanya mengadakan pesta sederhana, memanggang beberapa potong daging sembari menunggumu kedatanganmu." Jelas Henry malah menatapku aneh.
Dimas mengangguk paham, ia lalu menepuk pundak Joe pelan, "Thanks, Joe!"
"My pleasure."
Sepeninggal Joe, Dimas langsung melingkarkan satu tangannya di pinggulku. "Jangan hiraukan dia, Henry tidak lebih dari seorang pria yang memanfaatkan wanita untuk nafsunya semata."
"Sama sepertimu dahulu?" Sindirku.
Dimas memutar bola matanya jengah. Kami lantas meneruskan langkah ke halaman belakang.
Paula yang kebetulan duduk menghadap Villa pun menyadari kedatangan kami, perempuan berambut blonde itu tersenyum lebar, disusul oleh Daisy yang dengan cepat menghambur ke dalam pelukan Dimas.
KAMU SEDANG MEMBACA
Pervert Husband
Любовные романыSetelah 10 tahun tidak bertemu, Dimas tidak mengira jika Petra yang pernah ia temui saat kecil itu kini menjelma jadi seorang gadis berparas cantik yang berhasil meruntuhkan pertahanannya, Dimas seakan tenggelam dalam pesona gadis berusia 19 tahun i...