13

716 99 46
                                    

Sunggyu keluar dari ruang lab dan menemui Myungsoo yg kini sudah menunggu nya di ruangan dokter. Wajah senang jelas muncul dari Sunggyu, pria bermata sipit itu membawa secarik kertas hasil dari tes perkembangan kesehatan sahabatnya.

"Kabar baik.."

Ucapnya yg baru saja memasuki ruangan itu, Myungsoo berdiri dan menatap sahabatnya itu ragu. Ala maksudnya kabar baik?.

"Apa?"

Tanya Myungsoo. Sunggyu menyodorkan hasil tes lab itu ke arah Myungsoo, pria bertubuh jangkung itu membulatkan matanya. Keadaannya sudah makin membaik saja, ini adalah hasil dari terapi dan obat rutin yg selama ini ia jalani.

"Kita berhasil menekan pertumbuhan kanker itu dan virusnya makin melemah.. Ini semua berkat tekad mu juga.. Sepertinya ini adalah angin segar untukmu.."

Jelas Sunggyu. Myungsoo menyunggingkan senyumnya, lalu menatap dengan senangnya pada dokter muda di depannya. Pria itu memang dapat diandalkan.

"Terima kasih Sunggyu.."

"Jangan hanya berterima kasih padaku, berterima kasihlah pada Park Jiyeon juga..".

Myungsoo terdiam dan sesaat ia mengingat gadis yg belum lama ini mewarnai hari hari nya. Pria itu tersenyum, gadis ceroboh seperti Jiyeon nyatanya bisa merawat dirinya dengan baik juga. Pria itu segera bergegas pulang dan menemui istrinya, untuk menceritakan kabar gembira ini.

-

Pria itu tak sabar bertemu dengan Jiyeon, kakinya melangkah dengan mantap menuju ke dalam rumah. Namun siapa yg ia jumpai berada di depan pintu saat ini? Kepala pelayan membungkukkan badannya dan menebar raut wajah gelisah untuk segera membicarakannya pada si majikan.

"Tuan Myungsoo,"

"Iya, ada apa?"

"Mohon maaf, ada sesuatu yg harus saya sampaikan kepada anda.."

Myungsoo mengernyitkan dahinya. Sepenting itukah? Myungsoo mengangguk dan berjalan mengikuti kepala pelayan yg menggiringnya menuju teras belakang rumah. Mereka duduk disana kemudian.

Wanita separuh baya itu menyodorkan beberapa lembar foto dan membiarkannya tertelungkup. Myungsoo meraihnya dan membukanya perlahan. Mata pria itu membulat melihat gambar yg begitu jelas disana. Raut marah jelas terukir di wajah pria bermarga Kim itu. Siapa yg tak akan marah? Jika melihat istrinya berada dalam satu frame dengan pria lain? Dan yg paling mengejutkan lagi adalah, pria itu adalah saudara tirinya. Bobby.

"Saya sedang berjalan menuju supermarket untuk berbelanja bahan makanan.. Dan tidak sengaja melihat nona Park Jiyeon bersama dengan tuan Kim Jiwon.. Mereka terlihat sangat akrab.."

Jelas kepala pelayan. Myungsoo hanya diam dan menatap penuh amarah ke dalam foto itu.

"Saya curiga, jika nona Park Jiyeon bersekongkol dengan tuan Kim Jiwon.."

"Tidak!"

Sahut Myungsoo yakin.

"A-apa?"

"Mungkin kau belum tahu soal alasan pernikahan ku dengan Jiyeon.. Dia, salah satu bagian dari rencana ku.. Ayahku, dia ingin pewaris perusahaan adalah putra nya yg sudah menikah.. Jadi, aku mengambil keputusan itu.. Dan Park Jiyeon, dia, bersedia membantu ku"

Wanita separuh baya di depan Myungsoo mengernyitkan dahinya. Kepala pelayan adalah orang yg berada di pihak Myungsoo dan ibunya, namun ia benar benar mencurigai Jiyeon.

"Lalu, bagaimana mereka bisa seakrab itu? Bagaimana jika nona Park Jiyeon adalah salah satu jebakan untuk anda?"

Myungsoo terdiam mendengar pernyataan itu. Ia kembali teringat waktu pertama kali ia membawa Jiyeon bertemu dengan keluarganya. Gadis itu dan Bobby bahkan saling menatap seolah mereka sudah saling mengenal. Hati Myungsoo mulai bergejolak, kepercayaan pada Jiyeon tiba tiba terkikis begitu saja. Pria itu beranjak dari duduknya dan meninggalkan kepala pelayan tanpa berpamitan terlebih dulu. Ia berjalan menuju kamarnya, namun tak mendapati Jiyeon berada disana. Lalu ia berniat keluar untuk mencari Jiyeon. Gadis itu baru datang dan masuk. Myungsoo menatap penuh amarah ke arah istrinya yg rupanya baru saja pergi entah kemana.

[NOT] YOUR GAME || myungyeon✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang