#LifeFootPrints Part1 Tentang Berkarya

205 9 0
                                    

Berkarya yg paling tulus adalah tanpa mengharapkan apapun.. feedback apapun..

menulis tanpa mengharapkan pembaca, karena hanya mengutarakan pikiran dan hati.
melukis tanpa mengharapkan peminat lukisan dengan jiwa tingkat tinggi, karena lukisan juga cuma ala ala amatiran (pelukis terbaik sejauh ini adalah Tuhan, yg mampu membuat langit senja, maupun pagi, maupun langit siang begitu indah, dan langit malam begitu cantiknya).
menyanyi tanpa mengharapkan pendengar karena suara cuma pas pasan, masih kalah dg burung pipit, ayam yang berkokok, dan kicauan burung liar, even gagak pun lebih merdu.

well belajar hal ini yg paling sulit, karena ego kita untk mengharapkan penghargaan dari orang lain.. kenapa ga mulai dengan menghargai diri sendiri, dan karya sendiri dulu.

Satu lagi kasus yg buat saya jauh lebih merasa dewasa.. entah kenapa saya suka sekali menulis blog dengan pede nya, walapun peminatnya sedikit sekali, bahkan tidak ada yg baca sekalipun.. tapi akhirnya salah satu tulisan di sana, bisa membuat beberapa anak nun jauh di ujung sana menyadari pentingnya hidup dan menghentikan aksi gila mereka tentang bunuh diri bersama. mengubah kelompok radikal bunuh diri mereka, menjadi kelompok yang berusaha menghentikan bunuh diri sekarang ini..

Setiap nyawa berharga, sama seperti setiap karya yg tulus.

Terima kasih

Li yg lagi akur sama alter egonya
180818



Sekedar notes untuk ini..

  Manusia pasti meninggalkan jejak dan bukti sejarah dlm hidup ini. Entah itu tulisan,prakarya,kesenian,arsitektur,maupun hanya seonggok batu berukir.
Dari jaman purba peradaban manusia di mulai sampai kini manusia yg menyebut dirinya modern(tp cenderung bersikap primitif)..Tak pernah ada jarak kekosongan waktu hilangnya karya.
Karya dimaksudkan sebagai bukti kehidupan, keberadaan manusia. Sebagai prasasti dan catatan sejarah kehidupan. Adanya karya menunujukkan manusia itu berfikir, berkreasi, dan berusaha. Menjadikan manusia jauh lebih hidup dan menyempurnakan kehidupan.
Karya itu dibuat pasti memiliki makna. Well orang yg berkarya secara sadar pasti sangat ingin karyanya dapat menyampaikan makna. Apapun itu. Semakin banyak org yg memahami semakin berharga karya tersebut..
Begitu pula diriku. Aku menyebut diriku 'Li' menggoreskan kata yang panjang bukan karena sedang mabuk, tapi selalu ada makna yg ingin aku sampaikan. Dan berharap dapat tersampaikan dengn lengkap tanpa kesalahpahaman.. Makanya kadang karyaku disampaikan dalam berbagai bahasa.
Dak aku tak peduli pada berapa banyak jempol yg mengacung di karyaku, atau berapa banyak komentar menyukai atau bahkan membenci karyaku.. Yang terpenting adalah seberapa banyak makna yg tersampaikan, seberapa banyak pembaca dan penikmat mengerti, seberapa makna tersebut memberikan efek positif, seberapa banyak karya iini berpengaruh pada perubahan ke arah yang lebih baik.
Itu saja. Jadi berapa banyak jempol fan komen adalah bonus saja..
Jadi menurutku jauh lebih berharga para pembaca gelapku -silent reader- (yg tak meninggalkan like maupun komen) tapi mengerti akan tulisanku, daripada pembaca yang hanya sekenannya menekan like tanpa paham makna yg ada..
Jadi cinta seorang penulis, seorang pembuat karya adalah pada hasil karyanya yg membawa perubahan baik. Dan yg paling berharga adalah good impact (perubahan positif).
Salam untk semua pembaca..
Revolusi cara berfikir..agar lebih baik dan berfikir untk kebaikan masa depan..amin..
Trims untk pembaca yg budiman..
#thanksGod..  

Notice to my selfTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang