🐔Happyreading🐔
.
.
.
"semua nya tidak terduga,"Sekarang sudah tepat pukul 13.00 dimana para siswa sudah diperbolehkan untuk meninggalkan area sekolah. Tak terkecuali, seorang siswi yang tengah melangkah dengan sangat santai nya, sambil memegang setumpuk buku ditangan.
"Rissa!" Panggil seseorang yang berada dibelakang nya, "Mau kemana?" Tanya nya sambil mensejajarkan langkah nya dengan siswi yang bernama Rissa itu.
"Mau ke ruang TB, sekarang kan eskul!" Jawab Rissa tanpa menoleh sedikitpun.
"Oh gitu, gue duluan ya Ris." Pamit Sely lalu, berlalu meninggalkan Rissa seorang diri, "Hati-hati!" Teriak Rissa sebelum melihat Sely belok ke arah gerbang. Sely sendiri hanya mengacungkan jempolnya kemudian melambaikan tangan.
Hari ini adalah hari dimana pertama kali Rissa melakukan praktik TB.
"Wendy, lo bawa bahan nya kan?" Tanya Rissa setelah duduk disamping Wendy.
"Bahan apa ya?" Wendy menanyakan balik, "ya, bahan buat praktik sekarang lah." Jelas Rissa. Wendy masih menatap bngung Rissa. Yang ditatap pun hanya menatap Wendy jengah, "Itu loh bahan-bahan yang ada di list belanjaan praktik minggu kemarin," ucap Rissa menjelaskan maksud perkataannya tadi.
"Aduh Riss, ketinggalan di rumah." Raut wajah tanda tanya Wendy pun berubah seketika dengan wajah kepanikan luar biasa ketika baru mengerti akan ucapan Rissa.
"kok bisa?" tanya Rissa.
"Tadi pagi Wendy bangun kesiangan jadi udah sarapan buru-buru berangkat ke sekolah!" Jawab Wendy sambil menundukan kepala. Oh ayolah Rissa tidak tau harus berbuat apa.
"Yaudah, coba suruh orang rumah buat nganterin!" Saran Rissa langsung diangguki oleh Wendy. Dia merogoh ponsel disaku nya lalu dengan segera menelepon bunda.
Wendy: Bunda ada dimana?
Bunda: Bunda lagi dikantor, ada apa?
Wendy: Nggak dirumah?
Bunda: nggak.
Wendy: okey, Wendy tutup ya.
Bunda: Iya.
"Gimana?" tanya Rissa.
"Bunda udah dikantor." Jawab Wendy.
"Terus gimana dong?" lanjut Wendy menatap lurus kearah lapangan yang masih nampak ramai oleh siswa yang baru saja keluar dari kelas. Rissa menggeleng, "Kita kabur aja yu! Riss,"Ajakan Wendy langsung ditolak oleh Rissa mentah-mentah.
"Ini baru minggu-minggu pertama kita masuk eskul, Wendy."
"Tapi Wendy males banget eskul nya. Liat kaki Wendy!" Dengan polos nya Rissa melihat kearah kaki Wendy, "Kenapa?"
"Nggak pengen digerakin buat jalan."
"Udah ayo beli aja di supermarket." Rissa menarik lengan Wendy paksa, tapi Wendy masih duduk tak mau berdiri. "Ayo Wendy!"
"Males Rissa."
"Nanti minggu depan aja kabur nya." Mata Wendy berbinar seketika dan dengan berat hati Wendy mengikuti Rissa yang terus memaksanya, Rissa sangat pemaksa orang nya. Mereka berjalan kearah parkiran untuk mengambil motor Wendy, terlalu ribet untuk memakai mobil. Untung supermarket nya tidak terlalu jauh dengan sekolah, jadi mereka hanya membutuhkan waktu 15 menit. Mereka sudah tiba diarea sekolah lagi.
Dengan langkah yang terburu-buru, mereka melewati lapangan sepak bola, yang ternyata ramai sekali dengan laki-laki yang tenagh eskul futsal. Rissa sebenarnya tidak suka dengan keberadaan laki-laki disana. Kadang mereka akan datang ke ruangan dan tiba-tiba mengambil makanan praktek. Dan bukan nya melarang para senior itu malah kesenangan diidatengin oleh para laki-laki itu. Memang sih ketampanan mereka diatas rata-rata semua nya.
Baru saja mereka mengetuk pintu, pintu terbuka lebar dan teman-teman eskul nya berlalu pergi meninggalkan ruangan. "Lah kok pada pergi?" ucapnya bingung. Wendy mengangkat bahu nya tak tahu.
"Lo kemana aja Riss? Eskul nya dibubarin." Ujar Anin dengan raut wajah kecewa nya.
"Kok bisa dibubarin sih?"
"Pokok nya mereka nggak ngasih alesan apa-apa. Terus tiba-tiba ngucapin salam perpisahan."
"Allhamdulillah, Wendy nggak usah eskul lagi." Rissa langsung menyikut perut Wendy. Tak enak hati kepada Anin. Anin ketua eskul tataboga yang dilantik dua minggu terakhir.
"Yah ikut sedih ya. Padahal gue minat banget sama tuh eskul." Rissa mengusap punggung Anin memberi semangat. Setelah mengucapkan itu Wendy dan Rissa berlalu sambil menenteng keresek buah-buahan nya. Beberapa kali Wendy mengucapkan syukur yang tiada tara karena pembubaran eskul nya. Tapi dilain sisi Rissa sangat menyayangkan itu. Bagaimanapun tata boga adalah eskrakulikuler satu-satu nya yang Rissa ikuti.
Tengah asik berjalan santai dengan Wendy, tiba-tiba keresek yang Rissa pegang dihantam keras oleh benda bulat atau bola futsal. Rissa berdecak kesal, Buah-buahan nya jatuh berserakan ditanah.
Rissa menatap sosok yang diduga si penendang bola itu, "Kalo main bola bisa lebih hati-hati kan,"
"Ya maaf nggak sengaja."
"Maaf-maaf, emang paling bisa bikin susah orang." Ujar Rissa lalu jongkok dan membantu Wendy yang sedang mengumpulkan buah-buahan itu. Si pria membantu mereka, "Udahlah ambil aja buat lo-lo pada." Rissa memberikan buah-buahan itu pada pria yang sedang menatap nya bingung. Lalu menarik paksa Wendy.
"Kenapa sih Riss?"
"Kesel aja. Gue pengen langsung pulang, gue duluan ya!" Wendy hanya mengangguk, membiarkan Rissa berjalan begitu saja masuk kearea parkiran mobil. Mood Rissa memang selalu berubah-ubah dengan cepat. Jadi Wendy sudah memaklumi nya.
****
"Kenapa lo?"
"Gue masih bingung sama tuh anak, gue tadi minta maaf terus malah dikasih buah-buahan." Varo menatap Farhand yang memang masih terlihat bingung. "Udah bawa sana, gue yang ambil bola!" Farhand langsung berjalan kearah teman-teman nya yang sedang istirahat.
"Lah kok bawa buah? Dari mana?" Tanya Aksel dengan suara dingin nya. Farhand hanya mengidikan bah, "Udah makan aja."
Varo ikut bergabung dengan kelima teman nya, "Siapa sih tuh anak?"
"Muka nya kaya familiar banget nggak sih?"
"Gue tadi liat dari jauh sih iya. Nggak asing."
"Dia temen nya Selly bukan sih?" Seru Farhand ragu-ragu. "Ngomongin apa?" Timpal Bintang ikut dalam percakapan.
"Tadi lo liat cewe yang sama gue?" Bintang mengangguk. "Lo tau siapa?"
"nggak."
"Gue pulang dulu ya, nyokap gue udah telepon." Varo pamit dan berlalu pergi. Ia juga membawa satu buah apel hijau.
Fyi: ini cerita jauh Berbeda dengan cerita sebelum direvisi.
Terimakasih 💜💚
Djie💚
KAMU SEDANG MEMBACA
1001 [COMPLETED] +Revisi+
Подростковая литератураMasa revisi. Gue nulis ini Untuk dia kakak senior gue. Sifat-nya benar-benar Gak bisa ditebak. Kadang dingin kadang juga bikin hangat. Tapi, dia selalu bikin kecewa entah itu tindakannya atau pikirannya. Semua yang di lakuin dia selalu salah di mata...