Nggak ada yang salah dengan jatuh cinta. Yang tumbuh alami dari hati, bermekaran ketika dipupuk kasih, layu ketika rindu menyerang, dan segar kembali setelah siraman tawa.
Kamu bisa melihat rupawan di mana'pun. Tapi, kamu nggak akan bisa memancarkan sinar bahagia yang membuncah memenuhi hatimu, memberontak ingin dilepaskan, rasa rindu sedalam palung lautan, yang luruh hanya dengan doa dengan senyuman yang tak pernah luput menghiasi hati dan wajahmu.
Kau tahu, kau tidak pernah meninggalkan ibadah, kau sudah menjadi hamba-Nya yang taat. Tapi, jatuh cinta yang datang dari hati, perasaan yang tulus kau berikan untuk seseorang laki-laki, perasaan yang tabu bagi masyarakat umum, namun begitu bahagia ketika kau jalani. Karena satu alasan, kau juga laki-laki.
Jika melihat lebih ke dalam lagi, kau memang salah menempatkan hatimu pada laki-laki, karena kau juga laki-laki. Tapi, jangan salahkan perasaan alami itu. Karena, jika ia tumbuh dari lubuk hati yang terdalam, yang paling suci, maka, kau berhak mendapatkannya.
Seperti jatuh cinta yang kau jalani, mungkin..
Sedikit orang yang tahu, bahwa jatuh cinta tidak 'melulu' tentang hubungan yang intim. Yang kau sebut dengan aura negatif yang kuat.
Mungkin, jatuh cinta terasa sehambar sayur tanpa garam. Hanya karena kau belum pernah menyentuhnya, belum prenah merasakan detak jantungnya, belum pernah melihatnya secara nyata, namun bisa kau atasi dengan satu cara..
Doa.
Karena sekali lagi, itu jatuh cintamu, hanya kau yang berhak. Hanya kau yang berhak memutuskan ke mana harusnya jalan cintamu.
Jangan terlalu bergantung dengan cemooh orang-orang.
Mereka mempunyai hak untuk berbicara baik buruk tentangmu. Hanya saja, kau juga punya hak atas kebahagiaanmu. Memulai kebahagiaan saja sudah sangat sulit. Mengorbankan waktumu, mengabaikan rasa lelahmu.
Apalagi untuk mempertahankannya. Nggak perlu banyak berkorban seperti kamu memulainya. Cukup menggenggam rasa percaya, dan ketika kamu merasakan sesuatu yang buruk datang, katakan bahwa semua baik-baik saja. Anggap bahwa semua itu proses pendewasaan diri.
Kau tidak punya urusan dengan mereka yang berkomentar tentang orientasimu. Itu adalah urusanmu dengan Sang Pemilik Hati, Tuhanmu. Cobalah melihat ke dalam lubuk hatimu, dan panggil nama Tuhan dengan kerinduan terdalammu, kerinduan yang tidak pernah bisa kau berikan untuk seseorang, sekalipun ia adalah sang pujaan hati.. Maka, kau akan segera tahu jalan keluarnya. Yaitu, semua adalah urusammu dengan-Nya.
Nasihat untuk dirimu sendiri..
Jangan pernah mencari pembelaan dengan membenarkan segala asumsimu tentang perasaan yang tabu itu, karena kebenaran hanya milik-Nya.
Kau harus terbiasa untuk: berdoa, bersyukur, meminta maaf, berterima kasih, tersenyum, bangkit, dan jalani semuanya dengan yakin bahwa kau akan selalu baik-baik saja.
Kamu yang merasakan, kamu yang tau dirimu.