BAB 13

53 4 0
                                    

Udara pagi menyambut tubuh yang terasa kaku akibat kurang tidur..
Meskipun hubungan mereka saat ini renggang namun Ne tidak pernah mulupakan tugasnya sebagai istri,semua keperluan Re,selalu Ne siapkan dari baju kerja, sepatu, sarapan kecuali tugas istri di ranjang.

Yah untuk saat ini Ne belum siap jika harus bersentuhan dengan suaminya.Ne sadar tindakannya adalah sumber dosa,tapi Ne harus gimana,hatinya teramat kecewa.

Demeja makan hanya suara denting piring dan sendok yang beradu. Walaupun sekali-kali deheman Re menggema terdengar.

Re merasa sangat canggung untuk memulai pembicaraan, terkihat dari sudut mata Ne bahwa re terus memperhatikannya.tapi Ne tak ambil pusing.

"heem... Ne,apa kamu saki wajahmu pucat sekali"tanya Re hati-hati

Ne hanya menanggapi dengan mengangkat sebelah alisnya
dan berlalu menuju dapur, tapi baru berapa langkah Ne oyong karna menahan pusing dan tubuhnya begitu lemas.

Dengan sigap Re berlari untuk menahan tubuh Ne agar tidak ambruk kelantai, namun usaha itu sia-sia

"aku bisa sendiri mas...lepasin...!!!" dengan kasar Ne mengibas cekalan tangan suaminya.dengan hati yang terluka Re menahan nafasnya dalam.

"sesakit ini mencintaimu Ne,sampai kapan kamu terus hukum aku kayak gini,aku tau kesalahanku sangat fatal,,,"dengan mata berkaca-kaca Re menahan tangisnya...

"ini lebih sakit dari yang aku bayangkan...baiklah untuk menyembuhkan lukamu biar aku yang pergi"batin Re gundah,hatinya serasa dicubit, nyeri kala lihat sikap Ne terhadapnya.

                   🍁🍁🍁🍁🍁🍁

Dipagi menjelang siang Re menelpon ibunya.
"assalamualaikum bu,ibu sehat..?? "tannyanya sopan
"waalaikumsalam nak,alhamdulillah sehat, ada apa Re..? Tanya sang ibu lembut

"Gini bu, Re mau minta tolong, untuk bawa Ne cek kedokter,akhir-akhir ini Ne kelihatan pucat dan lemas, Re takut terjadi sesuatu bu..!kalo Re yang nembawanya pasti dia menolak ajakan Re.ibu taukan Ne masih sangat benci dengan Re"ucap Re menjelaskan

"baik lahnak... Ibu akan bawa Ne setelah ini"jawab sang ibu

"maafkan Re udah ngerepotin ibu"ucap Re sungkan. "

"gak masalah Re ibu senang membantu kalian"

Dua puluh menit kemudian sang ibu datang membawa sang menantu untuk cek kesehatan.

setelah kepergian dua orang tercinta itu,, Re kembali kekamar tamu,dia bereskan keperluannya yang akan dibawa.dan tak lupa ia tinggalkan pesan untuk istrinya.

Selesai menulis pesan singkat dikertas berwarna putih itu,Re bergegas menuju kamar mereka meletakkan surat itu diatas nakas.

Dengan hati yang hampa,ia tatap sekeliling ruang kamar mereka yang penuh kenangan indah,sangat berat rasanya untuk melangkah pergi,tapi ini yang terbaik, Re tak mau keberadaannya membuat kebencian dihati Nera semakin tebal.apa yang ibu katakan itu benar adanya.

            🍁🍁🍁🍁🍁🍁🍁🍁🍁

Di RS Ibu Rina dan Nera tampak bahagia

"jadi menantu saya ini sedang hamil dok...?? "tanya buk Rina semangat

"iya...ibuk benar,"jawab dokter itu sopan

Jadi sudah berapa bulan dok usia kandungan saya..? Tanya nera lebih semangat sembari menggenggam tangan mertuanya.

"eeem...kehamilannya sudah menginjak dua bulan,ibuk harus tetap jaga pola makan dan jangan lupa diminum vitaminya" dokter ganteng itu menyarankan pasiennya.

Setelah selesan cek Ne dan ibu kembali kerumah.

"hati-hati Ne,mana mas mu kok rumahnya sepi..? "ucap ibu heran

"ya mas masih di kantor bu jam segini."jawabnya singkat.

"Kamu udah ngabari masmu,Ne..?mengenai kehamilanmu itu..?dia pasti senang jika dengar kabar ini"sang ibu kembali mengingatkan Nera.

"nanti aja buk nunggu mas pulang dari kantir"ucapnya sopan

"oo.. Ya udah kalo gitu"kata sang ibu singkat

Setelah ngobror ngalor ngidul dengan sang mertua,mata Ne amat berat minta diistirahatkan

"buk kalo capek,istirahat yuk dikamar,Ne juga ngantuk buk"ucapnya sembil menguap

"yaudah sana kamu istirahat kalo capek,kasian si jabangbayi kalo kamunya kelelahan ibu masih ingin nonton berita dulu"ucap si ibu perhatian

"ya udah,Ne kekamar dulu yabuk, dak papakan, Ne tinggal? "ucapnya sungkan.

"udah sana,aku ini ibumu bukan mertuamu,kenapa kamu mesti sungkan heeem...? Udah sana"

Senyum Nera terkembang manis, sembari memeluk sang ibu.

Sesampainya dikamar Ne langsung berbaring...matanya tertutup cantik seperti putri tidur.

LUKISAN TAKDIRKUTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang