TRAGEDY of CINDERELLA

2 0 0
                                    


Alunan musik indah mulai memenuhi ruangan mewah musion itu, dengan bersamaan para pasangan yang ada mulai berdansa di tengah ruangan.

Cahaya lampu utama ruangan yang bersinar dengan terang membuat hiasan disekitarnya berkelap-kelip. Minuman dan makanan yang tersajikan di berbagai sudut ruangan. Dan beberapa pelayan –dengan setelan baju jas dan dasi kupu-kupu hitam– berjalan ke sana-sini sambil membawa minuman anggur di atas nampan.

Gadis itu baru datang beberapa menit yang lalu, tetapi sepertinya tak ada yan menyadari kehadirannya itu. Seorang lelaki yang duduk manis duduk di meja VIP seketika terpikat dengan lewatnya gadis itu. Matanya terfokus melihat tubuh sang gadis hingga tanpa sadar dia mengabaikan para laki-laki tua yang duduk semeja dengannya. Bahkan lelaki itu melakukan gerakan-gerakan tangan yang tidak biasa. Detakan jantung lelaki serasa tidak biasa juga. Para pemain musik berhenti memainkan alat musik mereka, hening seketika. Sepertinya para pemain musik menyadari kelakuan tuan rumah yang tidak biasa itu.

Lelaki itu berdiri dan mulai berjalan santai memperlihatkan keanggunannya. Gadis itu berjalan lebih lambat daripada lelaki. Langkahnya pun lebih panjang lelaki. Hingga akhirnya gadis itu terkejar oleh lelaki di tengah ruangan itu.

Lelaki itu merendahkan tubuhnya. "Permisi gadis yang memakai gaun putih dan berambut hitam."

Mendengar ucapan lelaki yang tepat ada di belakangnya itu, gadis itu menghentikan langkahnya dan menghadap belakang.

"Kamu cantik bagaikan bunga mawar yang baru saja mekar. Entah kenapa, aku bisa terpikat denganmu." Lelaki mengulurkan tangannya. "Maukah kau berdansa denganku?"

Matanya menyipit lalu tersenyum manis, namun terlihat sopan. Mungkin karena dia tahu jika lelaki itu adalah tuan rumah dari pesta ini. Ia menyambut uluran tangan lelaki. Respon lelaki itu berdiri dan memegang tangan gadis yang satunya. Mata saling menatap, kulit saling bersentuhan, membuat jantungnya berdetak semakin kencang.

"Jika kamu ingin berdansa, maka marilah kita berdansa mengikuti musik." Katanya dengan suara yang terdengar merdu.

Lelaki menarik gadis ke bagian paling tengah ruangan, para pasangan yang berdansa tadi membuat ruang kosong. Para pemain musik yang paham akan kode itu langsung memainkan alat musik mereka. Dansa kembali dimulai, hanya saja kali ini ada satu pasangan baru yang ikut. Tentu saja lelaki dan gadis tadi.

Dengan lihai gadis itu berdansa dengan lelaki. Dan tanpa sadar, gadis itu juga mengajari lelaki yang belum pernah berdansa sebelum ini. Detik demi detik hingga menit demi menit berlalu begitu cepat bagi lelaki. Tanpa sadar mereka berdansa hampir sampai dipenghujung musik.

Lelaki mulai membuka mulutnya. "Siapa namamu, gadis cantik bagaikan bunga mawar mekar?"

"Panggil saja aku Cinderella." Jawab cepat gadis. "Lalu namamu?"

Lelaki tertawa ringan. "Kalau kamu ingin dipanggil Cinderella. Maka aku ingin dipanggil Romeo."

Seorang pria paruh baya seketika mendatangi mereka tepat setelah musik berhenti. Ternya pria itu adalah ayah dari lelaki itu. Respon gadis itu melepas pegangan tangan mereka. Dengan tersenyum dan menunduk sambil mengangkat sedikit gaunnya, gadis itu menyapa pria paruh baya itu dengan sopan.

"Wah... wah... siapa gadis muda nan cantik ini, nak?" Tanya pria paruh baya sambil tersenyum lebar."

Lelaki itu meringis lebar. "Eh... tadi dia menyebutkan namanya adalah Cinderella."

Dentingan jam besar di sudut ruangan itu berbunyi cukup keras. Jarum panjang menunjuk ke angka dua belas dan jarum pendek menunjuk angka sepuluh. Sudah terlalu larut malam untuk seorang gadis seumurannya keluar rumah.

"Aku harus pergi–" Kata gadis sambil berlari meninggalkan mereka.

Tetapi lelaki yang melihat gadis itu berlari terburu-buru dengan gaunnya, memilih untuk mengejar.

"Kenapa harus sekarang?" Ucap lelaki ketika gadis itu memasuki mobil hitam mewah.

Gadis hanya menyuruh sopir untuk segera berangkat. Mata lelaki hanya bisa melihat wajahnya yang terlihat seperti sedang dikejar-kejar oleh anjing.

"Kenapa kau terlalu buru-buru?" Teriak lelaki ketika mobil berjalan menjauhinya.

Ia hendak berbalik dengan putus asa. Namun, matanya menangkap sepatu kaca yang tergeletak di tangga. Sesegera ia mengambilnya lalu berlalu masuk ke musion dengan memandangi sepatu kaca bening yang dipakai gadis tadi.

"Siapakah si Cinderella ini?" Tanya lelaki dengan penasaran.

***

You've reached the end of published parts.

⏰ Last updated: Sep 15, 2018 ⏰

Add this story to your Library to get notified about new parts!

Romeo and CinderellaWhere stories live. Discover now