Sudah satu minggu sejak pihak dokter memperbolehkan dirinya keluar dari rumah sakit, Jungkook masih tidak melakukan aktifitas normal; tanpa bantuan Taehyung. Terlepas dari kekhawatiran yang berlebihan pada kondisi adiknya, Taehyung memiliki tujuan lain, adalah supaya sang adik tetap butuh dan terus bergantung padanya.
Mengatakan kebohongan yang beralasan perintah dokter, semacam Jungkook tidak boleh melakukan aktifitas apapun seorang diri. Dan membersihkan tubuh menjadi salah satunya.Sebab sejak keluar dari rumah sakit, tidak sekalipun Jungkook melangkah kedalam kamar mandi seorang diri. Taehyung dan kesetiaannya selalu menuntun disisi tubuhya, tanpa sungkan bahkan kerap kali memaksa untuk bantu memandikan. Jungkook tidak keberatan, tidak sedikitpun merasa malu, sebab sejak kecil mereka selalu mandi bersama, dan Taehyung yang kala itu lebih besarpun tidak pernah merasa terbebani saat diminta orang tuanya memandikan sang adik.
Dan sejak saat itu pula, Jungkook seakan menyadari bahwa sikap tanggung jawab kakaknya mampu membuat tembok besar yang ia bangun disekeliling dinding hatinya perlahan retak dan hancur menjadi kepingan tak tersentuh. Menjadikan Jungkook serasa dilingkupi ketakutan akibat perasaan tidak menentu yang kerap kali seperti mengepung hati dan fikirannya.
Sebab, dua pusat kehidupannya terasa saling berperang dalam waktu bersamaan. Adalah ketika hatinya menghangat menikmati perlakuan manis sang kakak terhadapnya, maka disaat yang sama otaknya seolah berteriak bahwa Taehyung adalah pemuda brengsek yang hanya akan mempermainkan perasaannya, lagi dan lagi.
Berulang kali Jungkook mencoba menepis fikiran buruk tentang sang kakak, akan tetapi hanya pusing luar biasa yang selanjutnya mendera. Membuat Jungkook tersiksa batin nyaris depresi. Merasa hatinya bagai ditarik ulur dengan sengaja. Sebab sejak pengakuan cinta Taehyung dirumah sakit beberapa waktu silam, tidak pernah ada lagi ucapan yang sama atau sekedar kalimat manis yang mampu menggetarkan jiwa.
Malam hari, jam sebelas lewat dua puluh menit, Jungkook masih terjaga dengan posisi telentang diatas ranjang. Merasa agak sesak dan sulit bergerak sebab tangan kiri sang kakak melingkari pinggangnya begitu posesif, nyaris seperti tali tambang yang disimpul mati.
Pemuda Jeon hanya menghela napas kasar berulang kali untuk mencoba meredakan gemuruh detak jantungnya. Memejam mata kuat-kuat hanya untuk menghilangkan bayangan-bayangan kotor yang melintasi otaknya.Jemari tangan Jungkook bergerak perlahan mengusap lengan sang kakak, terus bergerak pelan menuju punggung tangan menyusuri alur pembuluh arteri yang menonjol dilapisan kulitnya. Menjadikan fantasinya meliar menuju adegan dimana sang kakak yang akan selalu terlihat panas ketika bergerak kasar diatas tubuhnya hingga memperlihatkan urat-urat dibagian leher, lengan, perut bagian bawah dan juga pahanya.
Kira-kira sudah berapa lama Taehyung tidak menyetubuhinya,
Jungkook rindu ketika sang kakak menyebut namanya diujung pelepasan..
Di akhir perdebatan batinnya, Jungkook lantas menolehkan kepala kearah wajah Taehyung yang tepat berada dihadapannya. Menatap begitu dalam dan intens. Satu tangannya terulur mengusap halus rahang tegas Taehyung, mengehela napas kasar sekali lagi, Jungkook lantas bergerak pelan. Merubah posisi menjadi berbaring miring, menghadap tubuh Taehyung dan semakin mendekat tanpa jarak.
Pemuda Jeon hanya menatap wajah kakaknya lama. Meneliti dengan raut wajah datar tanpa ekspresi; namun menyimpan begitu banyak makna dibaliknya. Menghela napas kasar untuk kesekian kalinya, Jungkook lantas mendekatkan wajah, memangkas jarak keduanya hingga pada titik dimana kedua bibir menyatu sempurna, Jungkook memindahkan posisi tangan yang semula bertengger pada rahang sang kakak; menuju tengkuk untuk kemudian menarik semakin mendekat sehingga membuatnya lebih leluasa mencumbu bibir tebal kakaknya.
KAMU SEDANG MEMBACA
FATAL ㅡkth+jjk
Misteri / Thriller[COMPLETED] Berhenti menyembunyikan perasaanmu.. Top!Tae x Bottom!Kook Taekook/Vkook Boyxboy Yaoi