"Jika takdirnya memang seperti ini, aku ikhlas tuk menjalani, asalkan kamu lah takdirku selama ini."
***
Pagi ini cukup riuh, banyak kendaraan berlalu lalang meramaikan jalanan kota Jakarta, termasuk salah satu cewek SMA yang dengan santainya memutar gas di tangan kanannya, padahal tinggal dua menit lagi bel masuk sekolah berbunyi.
Menurut cewek itu, percuma mau secepat apapun ia mengendarai motornya, tetap saja akan terlambat, sama halnya ketika kamu menyukai seseorang, mau sesuka apapun kamu, kalau orang itu tidak merasakan hal yang sama denganmu, hasilnya tidak akan berubah, mungkin akhirnya kamu akan lelah dan menyerah.
Namun hal itu tidak berlaku untuk Keysha Maharani Putri si pemilik motor scoopy ini, ia merupakan siswi kelas 11 IPA 1 SMA Gema Bangsa yang semenjak kelas 10 masih menyukai orang yang sama hingga detik ini.
Benar saja, Keysha akhirnya tiba di sekolah dengan gerbang yang sudah tertutup, bukannya sedih ataupun takut, Keysha malah menampilkan senyumannya, senyuman yang selalu ia tunjukkan kepada orang-orang yang ditemuinya, senyuman yang hanya dimiliki oleh Keysha, karena yang orang tau, hari-harinya selalu dipenuhi oleh tawa dan puitisme yang selalu Keysha kaitkan dengan kehidupannya, terutama kisah cinta sebelah tangannya kepada Revan Andrea. Karena Keysha punya dua hobi, yang pertama mencintai Revan, dan yang kedua membuat puisi untuk Revan.
Keysha membuka helm yang dipakainya, sehingga rambut lurus yang selalu ia kuncir satu itu akhirnya seakan terbebas dari helm yang ia kenakan, beberapa anak rambut yang tidak ikut terkuncir pun menempel di pinggiran pipi karena terkena keringat. Meski begitu, ia tampak sangat manis dengan kulit putih dan hidung yang kecil.
(Puimek as Keysha Maharani Putri)
Tanpa turun dari motornya, Keysha menyapa seseorang yang sedang berdiri dari balik gerbang, sepertinya orang itu sudah sejak tadi berada disana, tatapannya kesal saat Keysha datang, tangannya disilangkan di depan dada.
"Selamat pagi Kak Rev–"
"Nggak usah banyak ngomong, sekarang taro motor lo di parkiran, dan temuin gue di lapangan. Nggak pake lama!" belum sempat Keysha melanjutkan ucapannya, namun ucapan itu langsung dipotong oleh Kakak kelas sekaligus Ketua OSIS SMA Gema Bangsa, Revan Andrea. Orang yang berdiri di balik gerbang itu.
Benar, dia adalah Revan Andrea yang disukai oleh Keysha, anak kelas 12 IPA 1, Ketua OSIS SMA Gema Bangsa, siswa teladan, cerdas dan tentu saja tampan. Sifat dan perilaku Revan sangat berbanding terbalik dengan Keysha yang malas, tidak pintar dalam pelajaran, dan suka mencari masalah, dibanding Revan yang merupakan siswa kesayangan para guru, Keysha malah merupakan salah satu siswi yang suka membuat guru naik darah.
Tinggi Keysha yang hanya sebatas dada Revan itu membuat Keysha harus mendongakkan kepalanya agar bisa menatap Revan, sedangkan Revan sebaliknya, ia harus menunduk agar wajahnya bisa bertemu dengan wajah Keysha.
KAMU SEDANG MEMBACA
Pena dan Kertas
Teen FictionIni kisah tentang Keysha Maharani Putri, nama yang indah bukan? Namun sayang, kehidupannya tak seindah namanya. Keysha berharap kisahnya seperti tinta pena yang terurai di atas kertas lalu menjadi sebuah tulisan yang indah. Menjadi indah berarti Key...