Cerita ini terinspirasi dari lagu ding dong hide and seek, semoga kalian suka ヽ(^。^)丿.
.
.
.
.
.
.
""akhir nya aku pulang" ucap seorang pemuda berambut pirang, dia membuka pintu ruma yang kosong dan berjalan ke kamar yang memiliki papan nama bertulis kan Vandyke Stille.
"kayak nya kakak pulang malam, lebih baik aku masak buat dia"pikir stil sembari mengganti seragam sekolah nya.
Saat sedang memasak, seorang gadis berlari sampai di depan rumah stil dengan wajah yang begitu ketakutan kan.
"tolong aku, siapa saja tolong" teriak gadis berambut merah muda itu. Sedang kan stil yang tuli memang tidak bisa merepotkan sampai ada gelembung berwarna na coklat dengan getaran yang tak beratutam membuat stil berhenti memasak.
"ada yang megetuk, apa mungkin kakak, aku harus segera membuka, tapi warna gelembung dan getaran nya berbeda dari kakak" stil segerah menuju pintu depan.
Sang gadis masi berusaha mengetuk sampai seorang wanita berambut hitam panjang berdiri di belakang nya.
"kumohon tolong aku" ucap gadis itu yang sudah pasrah saat melihat wanita berambut hitam dengan mata merah itu di belakang nya.
Saat stil membuka pintu, di halaman rumah nya nampak perempuan tadi terduduk diam di sana.
Mata stil membuat sempurna saat melihat sang gadis yang tersenyum bak pisikopat dengan mata yang berubah semerah dara.
"mari kita bermain" ucap sang gadis, gelembung gelembung yang berwarna hitam di lihat stil membuat ia berjalan mundur dan segerah berlari menuju lantai dua.
Saat naik ke tangga dia sempat berhenti dan melihat pintu rumah nya perlahan terbuka.
Pemuda ini berlari entah kemana. Sedang kan sang gadis dengan senyuman pisikopat nya terus berjalan.
"aku bisa mendengar mu, kamu tidak akan bisa sembunyi dari ku" gelembung suara yang di ciptakan sang gadis membuat stil semakin cepat berlari.
" kamu tak bisa sembunyi dari ku" stil berhenti di depan kamar nya dan melihat sekeliling nya.
Sang gadis sampai di depan kamar stil dan mengetuk kamar itu. Tubuh stil semakin gemetar apa lagi suara langkah kaki sang gadis membuat gelembung suara yang mengerikan jelas.
"kamu memang payah dalam sembunyi" gelembung hitam itu semakin banyak di penglihatan stil, tubuhnya semakin bergetar karena takut.
" aku akan mencari di kamar mu, apa di bawa kasur" sang cewek melihat di bawa kasur dan tidak ada apa apa.
" di bawa meja" tubuh stil semakin gemeter dengan jantung yang berdetak kencang. Setelah mengecek di bawa meja ia tersenyum melihat ke arah lemari stil.
"dimana diri mu, mungkin di dalam lemari" ucap gadis ini sembari mendekat ke arah lemari stil.
Stil yang di dalam mulai pasrah dengan apa yang akan terjadi. "zi-sensei tolong aku" ucap stil
"ding dong aku temukan diri mu" ucap gadis itu yang sudah siap dengan gunting "karena aku yang menang kau harus ikut aku" senyum sadis itu semakin lebar apa lagi saat wajah stil berubah kaget.
"tolong aku" seketika senyuman gadis ini luntur saat sebuh pedang menembus kepala nya. Di belakang gadis itu nampak zi dalam bentuk iblis nya memegang pedang yang mencap tersebut.
"tidak akan aku biarkan murid ku di bawah iblis lain" ucap zi dengan dingin, sedang kan stil tidak bisa berbuat apa selain melihat sang guru tengah membunuh.
Pedang di tarik dan sang gadis langsung ambruk di hadapan stil.
"kamu tidak apa apa stil" tanya sang guru dengan bahasa isyarat tapi juga bicara.
Stil secara tak langsung memeluk sang guru dengan tubuh yang tak bisa berhenti bergetar.
"maaf kan aku stil karena datang terlambat" stil menggelang dan tersenyum melihat sang guru, dan tubuhnya langsung ambruk.
"walau kau bilang tidak apa apa, di hati mu kamu begitu ketakutan" zi membawa stil ke kasur nya dan membandingkan secara perlahan.
"dan kau iblis aku akan membawa mu kembali ke dunia bawa" di bawa manyat gadis itu terbentuk pentanggram dengan warna merah yang bersinar terang dan membuat tubuh gadis menghilang.
Zi melihat bekas darah yang lenyap bagai asap, ia mulai ke arah dapur yang agak berantakan dengan masakan yang belum jadi.
"karena iblis tadi stil sampai belum selesai masak, ha...sebaik nya aku bantu dia sebagai permintaan maaf".
..
.
.
.
."hai stil bangun, kenpa kamu tidur di ruang makan" stil membuka matanya, dan secara samar ia melihat sang kakak yang ke bingung sengal nya.
"ha kakak, kamu udah pulang, aku takut sekali" ucap stil yang mengingat kejadian menyerah kan yang ia alami.
"memang apa yang terjadi, sepertinya kamu mimpi buruk karena masak dan menunggu ku, aku minta maaf ya" stil melihat sekeliling, ia sekarang berasa di dapur dengan meja makan yang sudah penuh dengan makanan, dia berpikir kerasa karena perasaan dia berada di kamar tadi.
"ternyata memang mimpi" dia memegangi kepalanya yang sakit, dan berjalan menuju kamar nya, dan menutup nya rapat.
Di jalan jang sepi terlihat zi yang berjalan dengan senyuman tipis, sambil membawa pedang nya yang masi berumur darah.
"aku harap kamu tenang karena aku akan selalu menjaga murid murid mu dengan benar" ucap zi yang menatap bulan purnama yang begitu terang di malam itu.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
A/N: hai di sini sang author, lama tak bertemu, dan ya maaf ya aku udah lama gak abdet.Karena udah bingung mau nulis apa, semua kisa tentang cerita ini tiba tiba hilang, makanya aku mulai membuat cerita pendek tentang murid dan guru nya, semoga masing masing dari kalian suka ya.
Selamat membaca.
KAMU SEDANG MEMBACA
Akuma no sensei
Teen FictionCerita para murid yang menghadapi kejadian misterius di sekitar mereka, bersaman dengan terungkap nya identitas zi dan kematian 2 guru mereka