"Kau menemukannya?" tanya Bianca dengan cemas.
Sang runner berkata, "Ya, Nyonya. Atau sejujurnya, ia yang menemukan kami. Kami sedang bertanya2 di lingkungan bekas tempat tinggalnya. Margareth Derwin datang pada kami."
Tom berdiri di belakangnya dalam diam. Sepertinya sang Baroness telah menyewa seorang runner untuk menemukan seorang wanita.
Bianca bertanya, "Seperti apa dia?"
"Cantik. Mata besar berwarna biru. Rambut merah. Terlihat seperti wanita bangsawan yang terhormat bagiku," jawab sang runner.
"Dia tidak pernah menikah?" tanya Bianca.
"Tidak. Dia bilang dia masih sendiri," jawab sang runner.
Ia menuliskan alamat adik perempuannya, Margareth (Margie) Derwin.
Bianca tersenyum lebar. Ini akan mudah. Ia akan mengatur supaya Margie tinggal dengannya di rumah ini. Mereka harus segera mengejar tahun-tahun yang sudah berlalu dimana mereka hidup terpisah.
Sang runner telah berdiri dari kursinya. Bianca menaruh sekantung kecil uang ke dalam tangannya. Sang runner tersenyum ketika menyatakan rasa terima kasihnya.
Tom mengantar sang runner ke pintu depan. Dia menanyakan banyak Hal tapi sang runner menolak menjawab sama sekali.
Bianca terkejut ketika melihat Tom. Dia sangat diam, terkadang Bianca bahkan melupakan keberadaannya. Dia sudah lupa seseorang ingin membunuhnya. Adik perempuannya akan menghadapi bahaya jika ia tinggal bersama Bianca.
Ia sangat merindukan adiknya. Apa yang harus ia lakukan?
(Sang janda hitam tadinya terlihat sangat gembira. Sekarang ia terlihat hancur. Ia wanita yang sangat menarik. Apa yang sedang ia pikirkan saat ini?)
"Ada apa, Baroness?" tanya Tom.
Bianca bertanya, "Apa kau pikir aku masih menjadi target pembunuhan?"
"Yah, selama si pelaku belum tertangkap, resikonya tetap ada," jawab Tom dengan tenang.
Bianca menghela nafas. Tidak ada jalan lain. Ia harus menangkap si pelaku. Sebelum menemui adiknya yang manis. Bianca akan melipatgandakan uang hadiah jika penjahat itu tertangkap. Para runner akan sangat termotivasi dalam memecahkan kasusnya.
Sang Baroness memerintahkan, "Bantu aku, Tom. Aku perlu mengganti gaunku."
"Lagi? Kau baru saja berganti pakaian 1 jam yang lalu."
"Aku perlu pergi keluar. Gaun ini terlalu sopan untuk seorang janda hitam, iya Kan? Aku punya sebuah reputasi yang harus dijaga."
(Jadi ia suka masuk ke dalam perannya. Dunia menganggapnya seorang jalang jadi ia berpakaian seperti itu setiap kali ia keluar rumah. Ia berpakaian layaknya wanita bangsawan terhormat ketika berada di rumahnya)
Sang Baroness benar-benar sangat misterius. Dia selalu bertingkah menggoda di luar rumah. Tapi di rumahnya, ia terlihat, yah, normal saja. Sulit dipercaya dia adalah sang lady yang digosipkan ke manapun ia pergi. Membuat para pria bertekuk lutut, memohon perhatiannya.
*****
"Bagaimana dengan gaun ini?" tanya Tom sambil mengambil sebuah gaun biru dari lemari pakaian.
"Terlalu sopan untuk reputasiku. Kau tahu benar itu gaunku di rumah," protesnya.
Bianca berjalan menuju sebuah cermin besar sepanjang tubuh. Telanjang. Tubuhnya masih terlihat memikat seperti ketika berusia 20 tahunan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Black Widow/ Janda Hitam (Iversley#1)(versi Indonesia)
Romance(Peringatan: ini bukan cerita tentang pria gay. Ini cerita tentang seorang pria biasa di tempat yang salah, di waktu yang salah). "Semua orang tahu saya gay, Baroness. Tiada gunanya mendekati saya," kata Tom. "Lalu mengapa kau bereaksi terhadapku, T...