[Chap. 5] Meet up

929 141 8
                                    

"Apa kau ada rencana sepulang kampus?" tanya Mingyu. "Mau pergi bersamaku?"

"Aku sudah ada janji dengan Wendy" jawab Seulgi.

"Apa? Tanpa mengajakku? Kalian! Sejak kapan pergi hanya berdua saja?" sebal Mingyu merasa tersisihkan. Tak menyadari jika teman wanitanya juga perlu girls time.

Seulgi mengangkat bahunya, "Wendy memintaku menemaninya ke toko buku. Mana mau kau ikut kalaupun Wendy mengajakmu" sarkas Seulgi.

Tahu hal itu, Mingyu langsung menutup mulutnya. Yah benar juga, dia pasti menolak jika di waktu-waktu biasa. Hanya saja sekarang beda. Ia ingin ada di samping Seulgi untuk benar benar memastikan gadis itu baik baik saja.

"Aku ikut" pinta Mingyu, membuat Seulgi langsung menoleh kaget.

"Kau yakin?" tanyanya sangsi. "Kau tahukan Wendy jika sudah di toko buku lamanya seperti apa"

"Hah aku bosan, Vernon pasti harus pulang karena orang tuanya sedang tidak di rumah jadi dia harus menemani adiknya. Ong sudah ada janji main game dengan temannya yang lain" bohong Mingyu, padahal dia tak tahu apa yang di lakukan dua temannya itu.

"Lagipula kalian berdua tak punya sopir kan. Dari pada naik bus" Mingyu mulai menggoda Seulgi dengan kunci mobilnya.

Gadis itu menaikkan bahunya, "aku sama sekali tidak rugi kau ikut. Jadi ikut saja"

"Yes!"

^-^

"Jadi kau memintaku mengantarmu berbelanja bulanan?" tanya Sehun menatap keranjang yang di penuhi keperluan bulanan di setiap rumah. Mulai dari bahan makanan sampai alat kebersihan.

Masker menutup sebagian wajahnya, rambut diurai menutupi sepanjang bingkai wajah. Di tangan terselip dompet dan ponsel  "persediaan di apartement sudah habis. Aku tak bisa mengajak Seulgi karena dia sibuk kuliah" tutur Krystal sedikit tak jelas di balik bekapan maskernya. Tak ada jalan lain, jika tidak menggunakan ini, bisa bisa orang akan tahu siapa dirinya.

Sehun mengangguk mengerti. Bukan hanya Krystal, Sehun juga merasakan itu. Belakangan ini Seulgi selalu punya jadwal kuliah full seharian. Tadi saja ia berusaha menghubungi gadis itu, masih merasa khawatir akan kejadian kemarin. Tapi ponselnya tidak aktif.

Mata tajam Krystal terus memilih satu persatu semua kebutuhannya. Memasukkan kedalam keranjang yang di dorong Sehun. Nampak seperti pasangan baru menikah yang sedang berbelanja keperluan rumah mereka.

Setelah keranjang penuh, Krystal membayar semuanya. Masih dengan bantuan Sehun membawa hasil belanjaannya itu kedalam bagasi mobil.

"Sekarang kita kemana?" tanya Sehun dari balik setir mobilnya. Menoleh pada Krystal yang tengah memakai sabuk pengaman. Lalu membuka maskernya, mengelap sedikit keringat di wajah karena tertutup masker cukup lama.

"Ada yang ingin aku beli, bisa kita ke xx mall dulu? Nanti dari sana kita makan, aku traktir" senyum Krystal.

Sehun mengangguk setuju, "lets go!"

^-^

Entah sudah buku keberapa yang ia ambil dan dalam beberapa detik langsung kembalikan lagi ke tempatnya. Begitu saja terus sepanjang dua jam ini. Jika tapak kakinya bisa terlihat, mungkin akan banyak tanda tapak kakinya di sekeliling toko buku ini.

Bukan karena banyak buku yang ingin ia lihat dan beli, melainkan karena ia bosan melihat buku di satu tempat. Dan dengan bodohnya berharap bisa mendapat rasa lain di rak berbeda, hanya untuk mendapatkan rasa bosan yang sama terus menerus.

Di tengah toko yang besar itu, terlihat Wendy tengah tekun membaca referensi buku yang menjadi incarannya. Cara memilihnya sangat selektif, dia harus membaca dulu sinopsis belakangnya, melihat rekomendasi di internet, lalu membandingkannya dengan yang lain.

Querencia (SEULHUN) ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang