first impression

420 56 3
                                    

       Pagi-pagi begini seorang pemuda sudah bersiap menuju sekolahnya berpakaian seragam lengkap. Pemuda pendek berkumis tipis-tipis. Anthony Sinisuka Ginting yang bisa dipanggil mawar, eh bukan tapi Thony. Cowok Batak lidah Sunda, anak Cimahi pula. Thony berangkat naik motor bebek miliknya hasil dari ia mengumpulkan pundi-pundi hadiah lomba bulu tangkis. Tak disangka tak dingana tiba-tiba saja ia terjebak macet padahal hari ini hari senin yang artinya ia harus sampai lebih pagi karena ada upacara.

Detik demi detik ia lalui. Hingga ia sampai di sekolahnya,& sayang dia terlambat 20 menit jelas saja gerbang sekolah sudah ditutup. Thony menatap dan meneliti ketinggian pagar besi itu dan ya dipikir-pikir sudah jelas kaki pendeknya tidak bisa membantunya melompati pagar itu.

Pasrah.

Satu kata yang cocok Thony laksanakan. 30 menit ia menunggu di luar sekolah akhirnya gerbang dibuka untuk menyuruh siswa-siswi yang telat memasuki lingkungan sekolah. Thony masuk sembari menutupi wajahnya dengan topi abunya.

"Anthony kenapa kamu bisa telat?" Bu Sani sudah melototi Anthony yang daritadi senyam-senyum.

"Tadi malem lupa pake pengaman bu." ucapnya ambigu membuat semua yang mendengar tertawa kecuali Bu Sani yang tingkat amarahnya sudah sampai ke ubun-ubun.

Bu Sani pun berlalu meninggalkan Anthony. Namun tak sampai di sana,  "San, kamu telat juga? Udah berapa bulan?" pertanyaan absurd itu muncul dari mulut Anthony membuat semua orang tergelak dan membuat Ihsan menutup wajahnya malu, menyesal punya teman seperti ini.

Anthony Sinisuka Ginting itu cowok terabsurd yang ada di sekolah. Semua orang udah tahu akan hal itu. Yang mampu membuat semua guru kesal dan ngambek namun setelahnya hanya dia yang mampu membujuk guru untuk kembali mengajar, ya itu semua dengan kelakuan konyolnya.

"Thony tolong bawakan in fokus di TU ya, sekalian dengan speakernya." suruh guru Ekonomi karena ya mau bagaimana lagi in focus di kelasnya tidak ada. Dan apesnya itu hanya di kelas Anthony kelas 12 ips.

"Sayap, eh siap pak."

Anthony langsung pergi sendiri ke TU biasanya dia ditemani Ihsan tapi kali ini ia harus sendiri karena Ihsan masih ngambek gara-gara tadi pagi. Padahal itu hanya alasan saja, Ihsan kali ini lagi malas jalan-jalan katanya.

Dengan riang gembira pemuda bermarga Ginting itu berjalan sembari mengayunkan kedua tangannya ke depan ke belakang layaknya stiker di app chat.

"Pak minta in fokusnya satu pake speakernya satu aja tolong dibungkus ya pak." tutur pemuda berkumis tipis-tipis itu.

"Semuanya jadi 12ribu ya dek." balas guru TU itu tak kalah nyelenehnya.

"Wah murah yah, pak kalau gitu besok-besok saya beli satu lagi ya buat di bawa ke rumah. Yang ini saya sumbangin buat kelas saja." Anthony menimang-nimang in fokus dan speaker yang ada di tangannya.

"Enak aja, jangan lupa balikin sama tuh tulis nama kamu. Oh iya tumben sendiri mana pasangan humu kamu." Pak Mario guru magang ini emang udah deket banget sama Anthony.

"Bapak ketularan Rei! bapak jangan deket-deket lagi sama cewek itu pak." Anthony tahu gurunya ini sudah diracuni oleh teman seperbobrokan dengannya, Rei. Cewek kelewat mesum ditambah kaum wanita busuk kalau bahasa Jepangnya Fujoshi. Anthony tahu karena Rei suka ngintilin dia, awalnya Anthony sempat baper dengan cewek itu. Tapi ternyata lama-kelamaan kecium busuknya tuh cewek. Ceweknya kalau digambarin tuh gampang tinggal bulet aja. Iya ceweknya emang sedikit, eh bukan tapi emang banyak lemaknya. Putih, mata sipit, mukanya pipi doang dan giginya rapih tapi taringnya kelihatan. Manis, makanya Anthony sempet suka cuman waktu dia akan menyatakan cinta, Anthony langsung patah hati karena Cewek itu bilang kalau Anthony itu uke. Itu loh cowok yang dihubungan cowokxcowok yang menjadi penerima.

"Kamu cemburu?" tanya guru muda itu.

"Ih nggak, bukan gitu-"

"Permisi." belum sempat Anthony menyampaikan isi pikirannya, tiba-tiba muncul seorang pemuda berperawakan tinggi besar, memasuki ruang TU.

"Oh iya, ada apa?"

"Saya Jonathan Christie, murid pindahan." jelas lelaki berahang tegas itu.

"Oh Jojo."

"Iya pak."

"Saya sudah ditugasin wali kelas kamu untuk mengantar kamu ke kelas, tapi saya ada urusan jadi kamu diantar Anthony saja ya." Pak Mario memberi kedipan pada Anthony hingga membuatnya tersadar.

"Hah?"

"Anterin Jojo ke kelas 11- IPA 1."

"Hah?"

"Hah hi hah hi hah aja kamu itu antarkan Jojo ke kelas barunya."

"Ha-"

"Heh, mau kamu nilai olahraga kamu kecil!" Pa Mario mengancam.

"Iya iya pak, maaf."

Mereka berdua berjalan berdampingan dengan canggung karena emang gatau mau apa yang dibicarakan. Anthony yang emang sifatnya akan terlihat kalau sama temen yang udah dekat, jadi dia cuman bisa canggung dan dia nggak suka dengan kecanggungan.

"Jadi nama lu Jojo? Yang suka ngobok-ngobok?" tolong dicabut kata-kata sebelumnya, sepertinya keabsurdan sudah sampai ketulang jadi memang tidak bisa disembuhkan lagi.

"Itu Joshua Suherman Gue Jonathan." jawab lelaki yang dipanggil Jojo itu.

"Jonathan Suherman?"

"Jonathan Cristie! Gaada hubungan darah gue sama dia." Jonathan sudah mulai ada rasa sepertinya bung, rasa kesal maksudnya.

"Oh ya kan dikira. Siapa tau lo suka ngocok juga. Eh astaga maksud gue ngobok! Sorry bibir gue suka typo." Thony nyengir, dia lagi mikir yang lain jadi nggak fokus.

"Lo lagi mikirin apaan sih, nggak fokus banget."

"Mikirin kamu."
"Eh mikirin kamus Inggris Gue yang ilang."

Anthony salting.

"Udah ah itu kelas lo, gue mau ke kelas... Bhayy..." Anthony kabur sambil menenteng in fokus yang ia bawa.

Jonathan masih menatap Anthony, ah ternyata kelas Anthony itu sebelahan dengan kelasnya. Hmmmm... Boleh dicoba.


To be continue....

Hay gays akhirnya book ini brojol...
Gue lagi mabok Joting btw...

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Oct 14, 2018 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Katanya Sih Temen?! JoTingTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang