Berawal dari ketelatan Afra, sekarang cowok itu dihukum oleh salah satu guru BK yang sempat memanggil-manggil nama nya tapi Afra seolah tak mendengar apapun.
Kenapa Afra dihukum? Bukan nya dia anak dari yayasan sekolah? Hukuman tetap hukuman, itulah yang Afra katakan kepada ayah nya. walau ayah nya sudah menyuruh cowok bermata cokelat itu untuk tidak menerima hukuman apapun dari guru BK.
"Sekarang kamu pel lantai ini sampai ke koridor sana." perintah guru BK yang terkenal sangat killer itu.
Afra hanya memutar bola mata nya malas. Lalu mengerjakan hukuman karena ulah nya sendiri.
Sudah beberapa menit berlalu tapi cowok itu belum juga selesai dengan hukumannya. Yup! Afra memang sengaja melambat-lambat kan agar ia bisa membolos pelajaran.
Disisi lain Kinan sedang sibuk dengan tugas yang diberikan Bu Tri kepada nya, karena Kinan adalah sekretaris kepercayaan Bu Tri.
"Baiklah anak-anak saya akan pergi dulu karena suami saya sedang sakit." ucap guru itu lalu membereskan barang nya. "Kinan, setelah Afra kembali kamu ajarkan dia tentang materi yang tadi ya."
Kinan hanya tersenyum miris. "congor kereta api lagi." umpat nya dengan nada mengejek.
"Kin, anterin gue ke toilet yuk." sedari tadi Gina meremas rok abu-abu milik nya. "gue kebelet nih."
Tanpa jawaban dari Kinan gadis berambut cokelat itu menarik lengan Kinan yang sedang memegangi beberapa lembar kertas, alhasil kertas itu berjatuhan ke lantai.
"Aduh, bisa sabaran dikit gak sih." keluh Kinan yang diseret paksa oleh Gina.
Bruk!
Ember yang berisi kan air kotor bekas pel-an itu melambung tinggi ke udara dan kembali jatuh tepat di seragam kedua nya. Gina hanya membulatkan mata nya melihat seragam sahabat nya basah kuyup.
"Elo!" teriak mereka berdua.
"Bangsat!" Afra menatap tajam Kinan yang juga menatap nya dengan tatapan yang sama.
"Bacot anjing." umpat nya balik tapi masih bisa didengar oleh Afra.
Gina kembali menarik lengan Kinan. Bermaksud untuk menjauhi nya dari Afra.
"Udah Kin, jangan coba-coba cari masalah sama dia." peringat Gina yang sudah berada didalam toilet.
"Bodo!"
Gina menepuk jidat lapangan nya. "Gue lupa kalo nih orang keras kepala."
"Udah deh Kin mendingan lo ganti seragam lo yang basah kek gini."
Kinan menatap tajam Gina. "gue harus pake baju apa coba?!"
"Lo tunggu sini gue akan cariin lo baju."
15 menit berlalu tapi Gina belum juga muncul. Kinan terus mondar-mandir layak nya princess syahrini diatas panggung.
"Kemana sih Gina?" karena merasa kesal, Kinan keluar dari toilet.
Lagi dan lagi Kinan bertabrakan dengan cowok yang tadi membasahi baju seragam nya.
Kinan menggeram menatap cowok itu dengan tatapan yang bisa dibilang benci.
"Lo punya mata kan? Dipake dong!" Kinan terkekeh melihat Afra yang menatap nya datar. "dunia ini sempit ya? sampe gue ketemu lo lagi."
Afra tetap menatap Kinan dengan tatapan datar dan dingin nya.
"Ikut gue." Afra menarik lengan Kinan secara tiba-tiba sehingga gadis berkuncir satu itu terlonjak kaget.
Setelah berada di parkiran cowok itu menaiki motor besar nya yang bewarna merah dan putih. Dan memakai helm full face nya.
"Naik." perintah Afra yang mendapat tolakan mentah-mentah oleh Kinan. "gak usah sok nolak."
Kinan mengernyitkan kening nya bingung, Kinan tidak heran dengan perkataan Afra tapi yang Kinan heran kan adalah kemana cowok itu akan mengajak nya pergi? Apalagi ini masih jam sekolah, percayalah ini bukan kebiasaan Kinan.
"Cepetan!" ketus Afra yang mulai kehabisan kesabaran nya.
Mau tidak mau Kinan terpaksa menaiki motor besar milik Afra, yang bahkan besar nya melebihi kapasitas tubuh nya.
Afra melajukan motor nya diatas rata-rata, melihat gerbang tinggi yang tertutup cowok bermata cokelat itu menancapkan rem nya sebelum sampai di gerbang.
"Peluk gue, kalo belum gue suruh lepas jangan di lepas." ucap nya yang dibalas anggukan Kinan.
Afra kembali melajukan motor nya.
"Bukain gerbang nya!" teriak Afra yang membuat pak satpam sekolah terlonjak kaget.
"Pasti mau bolos lagi ya?" cecar pak satpam dengan cengiran khas nya. "kata tuan besar teh kagak boleh."
Walau wajah nya tertutup helm full face nya Afra memasang tatapan tajam nya.
"Pacar saya sakit, saya harus bawa dia ke rumah saya." alibi Afra yang membuat Kinan mengernyitkan kening nya heran.
Pak satpam itu akhirnya membukakan pintu gerbang dan mempersilahkan Afra dan Kinan pergi.
***
Lelaki yang memakai jas hitam itu menopang dagu nya diatas meja yang dihadapan sudah ada pak satpam sekolah.
"Apa yang kamu omongin itu benar?" tanya lelaki itu yang diketahui adalah ayah dari Afra.
Pak satpam hanya menganggukan kepala nya untuk meyakinkan lelaki itu.
"Iya, saya teh tadi liat dengan mata kepala saya, dan saya juga liat kalo ada seorang gadis yang sedang memeluk den Afra. Romantis pisan ey." ucap nya separuh benar.
Lelaki itu kini beranjak dari kursi putar nya, melihat kearah jendela ruangan yang memperlihatkan taman belakang sekolah yang penuh dengan pepohonan yang sedang berbuah.
Pak Budi nama dari pak satpam sekolah yang melihat tuan besar nya seperti anak remaja yang labil.
"Saya mau kamu cari tau siapa pacar Afra," lelaki itu menatap pak Budi dengan tatapan keseriusan. "satu hal lagi, pastikan Afra tidak boleh mengetahui ini, dan kalo kamu sudah menemukan informasi siapa pacar nya Afra tolong beri tau saya."
Pak Budi mengacungkan lima jari nya bak orang yang sedang hormat.
•••
Heluu 🤗, gimana cerita nya?
vote + comment kalian sangat membantu :)
KAMU SEDANG MEMBACA
Cool Boy vs Tomboy Girl
Ficção AdolescenteKinan cewek famous, cantik, segudang prestasi, siapa coba yang gak tertarik sama cewek yang satu ini? Ditambah lagi Kinan adalah sosok cewek yang kuat fisik dan juga menjadi kapten basket kedua Sedangkan, Afra cowok yang juga famous dan sering dijul...