Bab 8 - Will You ¿

65 10 0
                                    

Jadilah kekasihku. Maka aku tidak akan membuatmu kecewa atas pilihanmu itu. -Benediktus.

Saat menengok keatas, betapa terkejutnya Tabitha karna seseorang yang berada dihadapannya sekarang adalah mantan dari sahabatnya. Ya, ia adalah Mike.

"Percuma lu nangisin dia. Dia gak akan pernah bisa suka sama lu. Banyak cowok yang suka sama lu,kenapa lu harus ngejar dia terus?"

Tabitha hanya bisa menangis. Ia masih membayangkan semua perkataan yang dikeluarkan dari mulut Ben.

Disatu sisi ia sangat sedih Ben harus menjauh darinya, disisi lain ia merasa sangat bersalah terhadap Angel,sahabatnya. Angel sangat berkorban untuknya.

Tabitha bangkit berdiri, mengambil tasnya dan berkata "Gue pulang dulu. Gue pengen sendiri."

"Chat gue kalo lu perlu tempat buat bersandar. Gue udah simpan kontak gue di hp lu."

Tanpa sadar saat Tabitha menangis, Mike diam-diam menyimpan kontak Mike didalam hpnya.

Sesampainya di rumah, Tabitha membuka ponsel yang isinya notif dari Angel.

Angel : "Taaa"
Angel : "Lu gakpapa kan?"
Angel : "Gue khawatir sama lu. Lu gak diapa apain kan sama tu cowok?"

Tabitha membacanya sambil tertawa. Ia menyadari bahwa Angel sangat peduli terhadapnya. Bahkan Angel rela mengorbankan perasaannya demi sahabatnya.

Tabitha mengetik balasan.

Tabitha: Gue telpon ya.

Tabitha menelpon Angel dan mereka berbincang-bincang soal Ben. Sesekali Tabitha tertawa karna Angel selalu mengeluarkan kata-kata pedas untuk Ben walaupun sebenarnya Tabitha tau Angel menyukai Ben.

"Udahlah gak usah bohongin perasaan lu lagi ngel. Gue ikhlas kok Ben buat lu. Lagian gue mau nyoba buka hati gue buat seseorang yang peduli sama gue."

"Siapa emangnya?"

"Nanti lu sendiri juga tau kok."

Tabitha menutup ponselnya. Sedangkan disebrang sana, Angel masih bertanya-tanya tentang seseorang itu.

"Siapa ya? Masa secepet itu sih?" Batin Angel.

----------------------------------------------------------

Pagi ini Angel bangun agak siang. Hari ini adalah hari Minggu, wajar saja bila Angel sedikit ingin bermalas-malasan untuk melepaskan penatnya.

"Nanti ya Bun, Angel belom laper."

"Sarapan dulu Angel. Bunda tunggu dibawah."

Akhirnya Angel memaksakan tubuhnya untuk bangkit dari tempat tidur dan pergi ke meja makan untuk sarapan bersama.

"Dihabisin ya ngel. Hari ini gak ada tugas kan di sekolah?"

"Gak ada Bun. Mau nyantai hari ini."

"Bagus deh. Jangan sekolah terus. Inget rumah dong."

Setelah selesai makan Angel pergi ke kamarnya untuk menonton Televisi sambil bermain Handphone.

Ben     : "Gue jemput entar jam 3 sore."
Angel  : "Mau kemana emang?"
Ben     : "Siap aja dulu, pokoknya gue jemput jam 3 ya."

Ben bersiap-siap. Ia ingin memberi kejutan untuk Angel. Ia ingin terlihat lebih rapi kali ini.

Disana,
Angel mempersiapkan diri. Ia tidak tau apa yang akan terjadi nantinya tapi ia memiliki perasaan sangat bahagia saat ini.

15.00

Ben : "Gue udah di depan."
Angel : "Bentar gue turun."

Angel berpamitan dengan Bundanya. Ia mengatakan akan bertemu dengan temannya. Bunda tidak menanyakan banyak hal, karena Angel terlihat sangat terburu-buru.

"Jangan pulang kesorean ya. Hati-hati ngel."

"Siap Bunda."

Angel membuka pintu dan betapa terkejutnya bahwa Ben mengubah tampilannya menjadi sangat rapi.

"Perlu ijin ke nyokap lu kagak?"

"Ga-gak usah gue udah ijin kok." Jawab Angel gugup melihat tampilan yang berbeda dari Ben.

Ben mengajak Angel makan di sebuah Restaurant ternama di kota Jakarta.

Ben sengaja memesan tempat khusus untuk mereka berdua yang bisa langsung memandang ke arah jalanan kota.

"Tumben ngajak kesini" Angel membuka pembicaraan.

"Yakan kita gak pernah jalan-jalan gitu. Lagian tiap hari isinya berantem mulu sih."

"Emang sih,lagi lu nyebelin jadi cowok."

"Lu juga nyebelin jadi cewek. Udah bawel rempong sok kuat lagi. Intinya negatif lu banyak."

"Idih. Lu lebih banyak. Udah badboy, gak pernah naatin peraturan, isinya ngelanggar mulu. Pantes hidup lu gak beraturan."

Mereka saling mengejek satu sama lain dan kemudian tertawa bersama hingga akhirnya makanan pesanan mereka datang. Mereka menyantap hidangan yang disediakan sambil sesekali melempar pandang.

"Menu terakhir yang gue pesen belom dateng nih."

"Lu pesen apaan emang?"

"Potato Pancakes"

Setelah menghabiskan makanannya, tak lama seorang waiters datang membawakan menu terakhir yang Ben pesan. Menu tersebut tertutup oleh sebuah kotak.

"Lah kok ditutup gini si?" Tanya Angel.

"Bentar jangan dibuka dulu ya."

"Tutup mata lu pake ini" Perintah Ben sambil memberikan sebuah kain berwarna merah tua.

"Apaan si lu mau apa si awas ya lu macem-macem sama gue."

"Jangan kegeeran dulu. Udah lakuin aja kenapa. Bawel banget emang ya lu jadi cewe."

Akhirnya Angel menutup matanya dan melakukan semua yang dipinta Ben.

"Udah boleh dibuka." Ben membantu Angel melepaskan kain yang menutupi matanya.

Angel membuka matanya dan membuka penutup makanan tersebut. Isinya bukan pancake melainkan,

Tulisan dari beberapa kertas yang dirangkai dan saat membacanya Angel sangat takjub karna Ben menuliskan puisi tentang dirinya.

"Gue baru pertama kali ginian. Gue bukan tipe orang yang romantis. Sebelomnya gue gak pernah ngerasain yang namanya jatuh cinta. Dulu, gue kira first love itu gak nyata. Tapi ternyata lu cewek pertama yang bikin gue ngerasain itu.
Angel.. Will you be my girl?" Tanya Ben sambil memberikan Angel sebuket bunga yang membentuk gambar stitch, kartun kesukaan Angel.

Jantungnya berdegup sangat kencang. Ia tidak percaya apa yang dilakukan oleh Ben benar-benar diluar dugannya.

Dan ia menjawab..

"Maaf sebelomnya Ben.."



halohai maaf ya ceritanya masih dikit mulu habis ini aku mau buat part yg panjang. semoga suka❤

My First LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang